Saat
masih berseragam merah puitih, saya pernah mendapati kisah apik dan inspiratif.
Adalah Pak Parmin guru Agama Islam, menilik penampilannya beliau tampak sederhana.
Pun sikapnya tak kalah bersahaja, wajah kalemnya tiada pernah tak terlihat berseri.
15 menit sebelum jam belajar selesai, buku- buku pelajaran murid tertata rapi dalam tas. Tangan murid kelas lima telipat teratur, di atas bangku papan panjang. Murid berjumlah tiga puluh-an, tidak lagi berisik karena memendam penasaran.