Saya punya teman kantor,
seorang ibu dengan anak istimewa. Sungguh saya berempati dan salut, dengan
sikap sabar yang luar biasa si ibu. Buah hati yang pertama autis, dan
membutuhkan ketekunan therapy.
Sebagai orang awam, saya
sempat dibuat kaget mendapati reaksi anak tersebut. Yang cuek terhadap
sekitarnya, kemudian terkesan tak berhitung resiko. Misalnya , ketika itu kami
bakar-bakar daging (setelah ada acara kurban di kantor). Anak ini dengan
santai, lewat di dekat bara bekas bakar sate.