Akhir pekan lalu, saya sengaja datang ke stand bubur ayam gratis. Lokasinya cukup jauh dari Tangsel (tempat saya tinggal), yaitu di dekat pintu Tol Kukusan Beji Depok – Jawa Barat. Untuk keperluan tersebut, saya berangkat dengan kereta ba’da subuh.
Udara masih segar, dan kereta belum terlalu berdesakan.
Sepanjang perjalanan, saya bisa kebagian kursi kereta. Sesuai map saya turun di
Stasiun Depok Baru, nyambung ojol yang hanya sekira 2 kilometer-an.
Ayah pulang kerja dengan senyum mengembang, hatinya
riang tanpa beban emosi. Sangat mungkin, membuat yang di rumah merasakan
bahagia. Ibu memasakan nasi goreng kesukaan, bisa menjadi muasal bahagia. Hari
minggu sekeluarga naik kereta, bisa jadi bahagia hadir bersama.
Sudah pada tau belum, kalau 26 Juli adalah Hari Puisi Nasional. Konon penetapan tanggal tersebut, didasarkan pada hari lahir penyair Chairil Anwar. Penyair yang terkenal dengan puisinya berjudul "Aku", "Krawang-Bekasi", dan "Diponegoro".
Namanya besarnya, tak hanya dikenal
kalangan pujangga dan penikmat senja di Jakarta. Di Malang, penyair yang
dijuluki 'Si Binatang Jalang' ini diabadikan dalam rupa patung torso di putaran
jalan Kayutangan, yang menghubungkan alun-alun bundar dan alun-alun kotak.
Setiap perayaan Idul Adha, seluruh umat muslim bersuka cita. Mengumandangkan takbir seharian, menunaikan sholat ied, dilanjutkan dengan menyembelih hewan Kurban. Kalau biasanya membahas hewan kurban, saya ingin membahas tentang sholat ied-nya.
Shalat
ied di pagi hari, ditandai dengan semarak di masjid dan atau di tanah lapang. Ya,
kapasitas masjid yang terbatas, disiasati pengurus agar jamaah tertampung.
Yaitu memanfaatkan halaman, jalanan atau tanah lapang di seputran tempat ibadah.
