Saya pernah berada dalam sebuah majelis kajian,
tengah membahas makna ‘dua telinga dan satu mulut’ yang dimiliki oleh manusia.
Itu artinya, kita – manusia—musti lebih banyak mendengar dibandingkan
berbicara.
Mendengar, memungkinkan kita untuk belajar
memahami, menyerap aspirasi, menimba pengetahuan dari alam, sesama manusia, dan
setiap kejadian yang ada di sekitar kita.
Sementara banyak bicara, berpotensi untuk keseleo
lidah dan menyakiti orang lain. Akhirnya hubungan pertemanan rusak, kita
dijauhi teman dan saudara—sayang kan.