“Ibumu tadi kepleset di parit.”
Pagi itu, penjual tempe menyampaikan kabar tidak mengenakkan. Ketika itu, saya sedang antre membeli sarapan. Setelah pesanan di tangan, berseragam merah hati saya bergegas pulang.
Terlihat Ibu di ruang tengah, sibuk mengemas dagangan hendak dijual. Lapak di sudut pasar kampung, untuk membantu pendapatan keluarga selain mengandalkan gaji – tak seberapa—ayah yang seorang guru.