Pressconf Jembatan Pensil -dokpri |
Masih
ingatkah anda, peristiwa putusnya jembatan kayu di daerah Dusun Krikilan, Desa
Gratituton, Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Jawa timur. Peristiwa terjadi
awal tahun 2017, sempat mendapat perhatian masyarakat Indonesia.
Kondisi
putusnya jembatan memaksa warga, turun ke sungai untuk menyebrang ke desa
seberang. Anak anak berseragam Sekolah
Dasar, rutin membelah air mencapai tempatnya menuntut ilmu.
Sungguh
peristiwa ini membuat miris, sekaligus pada sisi lain menumbuhkan haru. Putra-putri
tunas bangsa, rela menempuh apa saja demi belajar. Pendidikan menjadi barang
berharga, diyakini akan melepaskan dari keterkungkungan.
Hal
krusial menjadi koreksi pemerintah, betapa pemerataan pembangunan infrastruktur
harus mendapatkan perhatian lebih.
Saya
kok yakin, minim sarana prasarana belajar masih banyak dialami saudara kita di
sudut negeri. Program pemerintah yang dikenal dengan Nawacita, semoga bisa
menjadi ikhtiar bersama. Bahwa pembangunan berhak dirasakan oleh masyarakat,
bahkan yang berada di daerah terpencil, pelosok dan perbatasan.
Semoga
bisa menjadi kenyataan, Amin.
-0o0-
Akhir
pekan di awal bulan maret, Gala Premiere Film berjudul Jembatan Pensil dihelat
di IMAX XXI Gandaria City. Film keluarga berlatar persahabatan, pendidikan
dibalut cinta, mengambil lokasi shooting di Muna Sulawesi Tenggara.
Tak
ayal pemandangan laut indah membentang, sangat memanjakan indera penglihatan.
Tampak nelayan sibuk menjala ikan, demi pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari.
selain melaut, Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Muna juga terkenal dengan kain
tenun.
Adalah
Inal, Nia, Aska, Yanti dan Odeng, lima sahabat yang berjuang demi mendapatkan pendidikan.
Setiap hari menempuh perjalanan panjang, demi mencapai sekolah sederhana berada
di pinggir pantai.
Satu paling
epic saat pergi dan pulang, empat sahabat harus menyebrangi jembatan kayu yang sudah
mulai lapuk. Odeng (diperankan Didi Mulya) anak berkebutuhan khusus, setia menunggu
empat karibnya di ujung jembatan.
Odeng
dengan segala keterbatasan dimiliki, ternyata punya kelebihan dalam bidang
menggambar dan berhati mulia. Gambar laut yang dihasilkan, menjadi persembahan
bagi ayah dikasihi yang juga seorang nelayan.
Melihat
usaha keras teman-teman dicintai, Odeng menyimpan tekad membuat jembatan kayu baru.
Serupiah dua rupiah uang jajan dari ayahnya ditabung, demi mewujudkan cita cita
mulianya.
Odeng
dan sang ayah tinggal bersama Gading (diperankan Kevin Julio), pemuda putus
kuliah ikut melaut karena orang tuanya meninggal. Setiap malam Odeng tinggal di
rumah sendiri, sementara ayah dan Gading kakaknya pergi melaut.
Malam
naas akhirnya terjadi, petir menyambar ombak besar dan cuaca sangat tidak
bersahabat. Keesokkan pagi ketika sampan
merapat, terlihat Gading pingsan di atasnya sementara ayah tidak tampak. Odeng
dan Gading masing masing menjadi anak yatim piatu, Gading berjanji akan menjadi
kakak dan menjaga Odeng.
Foto Session bersama cast Jembatan Pensil - dokpri |
Bagaimana
Odeng menghadapi kenyataan pahit, sekaligus cara mewujudkan mimpi membangun
jembatan. Film Jembatan Pensil, akan menjawab rasa penasaran penonton bioskop
di tanah air.
Film Jembatan
Pensil ditulis oleh Exan Zen, sedikit banyak diadaptasi dari kisah masa kecil
sang penulis. Semasa sekolah dasar, Exan berjalan jauh ke sekolah. Menempuh
puluhan kilometer dengan sepatu dijinjing, berseragam kedodoran agar awet.
Hasto
Broto selaku Sutradara jeli memilih lokasi, sepanjang film penonton benar benar
dimanjakan dengan pemandangan indah. Musik yang ditata Anwar Fauzi, berhasil
membuat penonton baper pada adegan sedih.
Tampak
penonton di kursi sebelah saya, beberapa kali mengusap mata ketika tokoh Odeng
menangis. Kisah cinta yang menjadi bumbu dalam film ini, tidak terlalu diangkat
hanya sekedar lewat sekilas.
Selebihnya,
silakan saksikan sendiri ya. Film Jembatan Pensil akan tayang serentak, pada 7
September 2017. Saya berani menjamin, film ini aman untuk semua umur. – salam-