Penggunaan internet dewasa ini, tak ubahnya seperti bagian
dari kebutuhan pokok. Manusia millenial sangat tergantung dengan internet, demi
kelancaran aktivitas dan kegiatan lainnya. Kehadiran Media Sosial menjadi
turunan setelah ada internet, mulai dari Facebook, twitter, IG, Path dan
sebagainya terbukti manjur menjadi penghubung satu dengan lainnya.
Bagai dua sisi mata uang logam, kehadiran media
sosial memberi dampak positif dan atau dampak negatif. Setiap orang berbeda menyikapi
medsos, tergantung tingkat pendidikan, emosional dan pemahaman masing masing.
Kamis, 27 Juli 2017, Blogger mendapat pencerahan dalam
sosialisasi GNRM (Gerakan Nasional
Revolusi Mental) Melalui Medsos bersama Pelajar dan Netizen. Bertempat di
Golden Boutique Hotel Kemayoran, hadir tiga narasumber yang siap menyampaikan
pemaparannya.
Bapak Sorni Paskah dari Kemenko PMK RI, mengungkapkan
presentasi pada sesi pertama, “ Revolusi Mental adalah program pemerintahan
Jokowi dan JK, secara teoritik program ini pernah digagas presiden pertama Ir
Sukarno. Pemerintah sekarang ingin melakukan sebuah perubahan, agar bisa
mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain.”
Gerakan “Revolusi Mental” terdiri dari dua suku kata, yaitu “Revolusi”
untuk kata pertama dan kata kedua “Mental”.
Revolusi artinya perubahan secara cepat, diharapkan perubahan
tidak terjadi nanti tapi sekarang. Sedangkan “Mental” adalah karakter atau
sikap, sangat diyakini dapat mempengaruhi cara hidup dan cara kerja.
Perubahan diharapkan meliputi tiga hal, yaitu cara hidup,
cara berpikir dan cara bekerja, karena
tiga hal ini menjadi problem bangsa Indonesia. Sampai saat ini etos kerja bangsa
masih menjadi persoalan, kebanyakan dari kita bekerja masih ala kadarnya. Sehingga
hasil dicapai tidak maksimal,
menyebabkan produktifitas otomatis menurun.
Padahal, kalau tiga nilai dilaksanakan dengan baik,
niscaya akan memunculkan sebuah integritas.
Apa
Integritas?
Sebuah kejujuran dan rasa tanggung jawab, berkarakter
dan dapat dipercaya. Seseorang akan dianggap berintgritas, apalbila apa yang
dikatakan sesuai dengan dikerjakan.
Dengan masyarakat yang berintegritas, akan menghasilkan
karya inovatif yang berdaya saing tinggi. Menciptakan sikap tidak mementingkan
diri sendiri, memupuk rasa gotong royong agar menjadi bangsa yang lebih maju.
5 Gerakan sedang digalakkan
Indonesia Melayani
; gerakan ini lebih diutamakan pada
aparatur negara, agar melayani warga dengan sebaik-baiknya. Tidak mempersulit
atau mengulur waktu, sehingga warga bisa menggunakan waktu secara efisien.
Indonesia Tertib
; kurang tertib dan disiplin masyarakat,
sering kita lihat sendiri dalam keseharian. Budaya tertib berlalulintas sangat
kurang, tidak disiplin masalah waktu dan tidak sabar dalam antrean.
Indonesia
Mandiri ; indonesia berusaha berdiri di atas kemampuan sendiri, sehingga tidak
selalu mengandalkan bangsa lain
Indonesia Bersih
; budaya bersih menjadi hal sangat penting, utamanya untuk mendorong sektor pariwisata
agar menarik minat wisnus dan wisman.
Indonesia Bersatu;
gerakan digalakkan untuk menghilangkan
perbedaan, dengan rasa persatuan bangsa kita tidak akan dipandang remeh bangsa
lain.
-0o0-
Bapak Bambang Tri Santoso dari Kominfo sebagai
narasumber kedua, menegaskan upaya Kominfo tidak setengah setengah dalam mengedukasi
pentingnya revolusi mental dalam berinternet.
Sudah dibuatkan buku panduan cerdas bermedsos, peluncuran
program “Incakap” atau internet cakap dan produktif dan juga mensyahkan UUITE
serta kebijakkan lainnya.
Revolusi mental sendiri melibatkan tiga kementrian
terkait, yaitu Kemenko PMK, Kominfo dan Kemendikbud. Gerakan revolusi mental bisa
dimulai dari hal kecil, sekaligus diimplementasikan dari lingkungan terkecil.
Pak Bambang Tri Santosa sempat meminjam contoh dari Muhammad
Sobari, sang budayawan kala itu ppernah menjadi pembicara di Festival TIK di
Jogjakarta. Implementasi revolusi mental secara nyata, salah satunya bagaimana
pentingnya kemandirian ekonomi rakyat.
Revousi mental bisa diwujudkan, ketika masyarakat tidak terjajah oleh pemodal besar, cara
paling sederhana adalah belanja di warung tetangga.
Terkait dengan kesadaran dan melek internet, Kominfo sedang
membagi domain gratis selama 1 tahun. Mejadi sasaran program ini adalah sekolah
pesantren dan UKM, serta menjaring fasilitator dalam hal ini relawan TIK.
Tercatat 438 relawan TIK tersebar 20 lokasi, tahun
ini memasang target 40 ribu cyber content
terlampaui dengan pendampingan dari relawan TIK.
Sorny Paskah, Unggul Sagena, Bambang Tri Santoso -dokpri |
-0o0-
“Relawan TIK di
indonesia itu sudah ada bahkan sampai ke desa, justru di kota besar kurang
terlihat.” Unggul Sagena sebagai
Relawan TIK sebagai narasumber
berikutnya.
Dunia sosmed berkembang sedemikian pesat, tak
dipungkiri peran netizen sebagai gerbang informasi cukup besar. Ketika operator
selular semakin marak dan persaingan semakin ketat, membawa dampak kemudahan masyarakat
terkoneksi dengan internet.
Revolusi mental dalam bermedia sosial sangat penting,
tak terkecuali generasi muda atau pelajar. Karena apapun yang telah diupload di
internet tidak akan balik, meskipun sudah dihapus jejak digital tetap bisa
dilacak.
Jangan gampang share berita hoax, sebaiknya melakukan
chosh cek sebelum memberi tanggapan. Sampai saat ini Hoax politik paling tinggi
(91.8%), menyusul Hoax SARA 88.6% dan Hoax kesehatan pada angka 42%.
Relawan TIK hadir membantu pengguna cerdas bermedsos, termasuk
mengarahkan kebebasan berekspresi di dunia maya. Relawan TIK sudah tersebar di
31 provinsi, sampai penghujung tahun
2017 ditargetkan sampai 34 provinsi.
Siapa yang
bisa menjadi Relawan TIK ?
Siapa saja bisa, saat ini sudah ada blogger,
mahasiswa, dosen, guru, karyawan swasta, freelancer. Kalau anda mau mendaftar, pintu
kesempatan masih terbuka lebar.
Coba bayangkan kalau anak muda bijak berinternet,
niscaya bangsa ini semakin kreatif dan maju. Betapa Internet bisa dimanfaatkan
untuk produktifitas, yang akan membawa dampak positif bagi masa depan bangsa. –salam-