Buah Sunpride -dokpri |
Masih terekam di benak, ketika usia belum genap sepuluh
tahun. Ayah mengajak saya dan kekak, berkunjung ke rumah Pakde. Bangunan model Joglo berdinding papan kayu jati, dua rumah berhimpit
sungguh luas dan megah.
Halaman dengan hamparan hasil panen, tumpukan gabah memenuhi
teras dan separuh rumah depan. Masih ada kebun di samping dan belakang rumah, tumbuh aneka pepohonan rindang dan subur berbuah.
Anak anak Pakde terpaut jarak usia, tak ada yang
mengajak bermain. Sebagai saudara sepupu kami tak begitu akrab, hanya duduk mendengar
dua orang tua berbincang.
Rumah besar berbanding terbalik, dengan rumah orang tua saya
sendiri. Rumah kami sangat sederhana, perpaduan papan sebagian tembok dan
bagian belakang anyaman bambu.
Ayah seorang guru SD, ibu membantu dengan berjualan di
pasar. Jangankan merasakan hasil panen, sepetak sawah saja tak dimiliki. Kebun sekedarnya
di samping rumah, tumbuh pohon pisang, pepaya dan ditanami singkong.
"Sana, metik sawo, mangga atau jambu" Bude
mencairkan kebekuan
Tawaran sangat menarik, pelepas "mati gaya" selama
berkunjung. Saya dan kakak berhamburan, menuju kebun luas membebaskan perasaan
tertekan. Kakak jago memanjat, lebih gesit dan berani dibanding saya.
Selain pohon melinjo, ada pohon berbuah seperti mangga, sawo, tumbuh pohon lebih langsing yaitu jambu klutuk. Rasa senang tak terganti, ketika pulang bisa membawa buah hasil
petik sendiri.
Melihat kegemaran kami, ayah menanam pohon rambutan dan
pohon Jambu. Ayah punya inisiatif mencangkok, dari batang pohon jambu di kebun
Pakde. Buah jambu biji mengandung serat, kaya vitamin A untuk kesehatan mata. Jus
jambu biji berkhasiat, membantu penyembuhan demam berdarah dengue.
Buah lokal kala itu merajai pasaran, bisa dibeli dari pasar
atau hasil petik dari pohon sendiri. Harganya juga sangat terjangkau, tanpa perlu pikir
panjang sebelum membeli.
-0o0-
Sunpride -dokpri |
Keluarga kecil saya, tinggal di kota penyangga Megapolitan. Ibukota dan daerah sekitarnya, relatif minim
tanah kosong dan daerah resapan. Perumahan dibangun dengan ukuran standar, memiliki taman
sekedarnya mustahil ditanami pohon besar. Memenuhi kebutuhan konsumsi buah, tak
ada jalan kecuali dengan membeli.
Setiap pergi ke supermarket atau Pasar modern, aneka buah
berlabel sunpride tampak mendominasi. Pisang, jeruk baby, apel, melon, nanas,
buah naga, semangka tampil begitu sempurna. Tanpa sadar menanam kesan di benak konsumen,
label Sunpride adalah jaminan buah berkualitas.
PT. Sewu Segar Nusantara (SSN) atau Sunpride, telah menjalin
kerjasama dengan Universitas Padjajaran Bandung dan Asosiasi Logistik
Indonesia.
Mengembangkan sistem
rantai pasok sayuran dan buah, pengembangakan meliputi petani dan kelompok
tani. Menugaskan satu lulusan Fak.Pertanian Unpad, mendampingi kelompok tani
binaan Sunpride.
Guna penerapan SOP dalam menanam dan pasca panen, penggunaan
packing house untuk petani binaan, dan memberi pelatihan bagi petani. Sunpride melihat
potensi besar, industri Hortikultur Indonesia lebih dikembangkan. Strategi branding
yang tepat, menjadi kunci sukses sebuah produk.
Konsumsi buah lokal membawa dampak, paling dekat dan nyata adalah
membantu petani buah Negri.
Kalau bukan kita yang peduli dan empati, siapa lagi yang membantu petani buah negeri sendiri.
Kalau bukan kita yang peduli dan empati, siapa lagi yang membantu petani buah negeri sendiri.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sangat membutuhkan gandeng tangan semua pihak.
Agar produk dalam negeri mampu bersaing, dengan gempuran produk luar negeri. Konsumsi
dan mencintai buah lokal, ibarat mengejawantah perasaan mencintai bangsa.
Langkah ini kelihatan kecil, dimulai dari diri dan orang terdekat. Namun kalau ditularkan pada kerabat, sahabat, tetangga, teman,
komunitas, organisasi dan seterusnya tentu akan membesar.
Kalau dilakukan masif secara bersama dan konsisten, niscaya buah lokal akan menjadi raja di negeri sendiri. -salam sehat-
Sunpride -dokri |