Gaya hidup sangat
mempengaruhi kondisi badan seseorang?
Seorang perokok, tentu kondisi kesehatannya berbeda
dengan bukan perokok. Peminum alkohol juga pasti tak sama, dengan kesehatan
orang peminum air putih.
Pengetahuan saya tentang penyakit Hipertensi masih sangat minim,
kini tercerahkan dengan hadir di acara Kemenkes dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia.
Peringatan Hari Hipertensi Sedunia bukan berarti
ajakan menyambut hipertensi, tapi lebih pada ajakan sekaligus mengingatkan akan
bahaya Hipertensi.
"Tema -Ketahui Tekanan Darahmu- bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mencegah
dan megendalikan Hipertensi". Jelas dr
H. Mohamad Subuh, MPMM selaku Direktur
Jenderal Pencegahan & Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI.
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011
menunjukkan, dari 1 milyar orang penderita Hipertensi 2/3 berada di negara
berkembang dengan penghasilan rendah - sedang.
Prevalensi Hipertensi diprediksi akan terus meningkat
pada tahun 2025, sebanyak 25% orang dewasa di seluruh dunia terkena Hipertensi.
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang/ tahun, dimana 1,5
juta terjadi di Asia Tenggara.
Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik,
menyebabkan komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner, Diabetes,
Gagal Ginjal dan kebutaan (ngeri ya). Berdasarkan prosentase penyakit penyebab
kematian tertinggi, 51% karena Stroke dan 45% Penyakit Jantung Koroner.
Prevalensi Hipertensi Nasional berdasarkan Riskesdas
2013 sebesar 25,8% , tertinggi di Pulau Bangka Belitung 30,9% dan terendah di
Papua 16,8%. Menurut data Sample Regristation System (SRS) Indonesia 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor lima pada
semua umur.
Penyebab Hipertensi, dapat dibagi menjadi dua
kelompok
- Hipertensi Essensial atau primer yang tidak diketahui penyebabnya (90%)
- Hipertensi Sekunder yang penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) dan lain-lain.
Promosi Kesehatan berupa CERDIK dan PATUH, kini mulai
digalakkan Kemenkes.
CERDIK, merupakan singkatan dari
- C ; Cek kondisi kesehatan secara berkala
- E ; Enyahkan asap rokok
- R ; Rajin aktifitas fisik
- D ; Diet sehat dengan kalori seimbang
- I ; Istirahat yang cukup
- K ; Kendalikan Stress
Program Cerdik ini untuk meningkatkan pencegahan dan
pengendalian hipertensi, berbasis masyarakat dengan self awareness melalui pengukuran tenanan darah secara rutin di
Posbindu PTM.
Sementara PATUH singkatan dari
- P; Periksa kesehatan Secara Rutin dan Ikuti Anjuran Dokter
- A ; Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
- T ; Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
- U ; Upayakan beraktifitas fisik dengan aman
- H ; Hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
Pengobatan hipertensi merupakan pengobatan lama,
dilakukan berkesinambungan/ terus- menerus sepanjang hidup. Bagi orang awam seperti
saya (atau anda), beberapa hal sederhana bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Pola Hidup untuk mencegah dan mengontrol Hipertensi ;
1. Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak
2. mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang
ideal
3. gaya hidup aktif/ olah raga teratur
4. Stop Merokok
Asupan yang masuk dalam tubuh kita, tentu akan
mempengaruhi metabolisme tubuh. Tak ada salahnya setiap diri membuka wawasan,
tentang kandungan yang terdapat pada makanan yang hendak dikonsumsi. Tak lupa
pola hidup sehat harus diterapkan, demi menjaga kesehatan badan (Salam)
#SayaLangsungIntrospeksi.