Tak bisa dipungkiri keberadaan etnis Thionghoa,
menjadi bagian dari ragam masyarakat Indonesia. Namun perbedaan budaya dan
keyakinan, bukan penghalang untuk bisa menyatu dengan budaya lokal.
Area Pekuburan Sentosa Pangkalpinang (dokumen pribadi) |
Kalau berkunjung ke Pangkalpinang, tak ada salahnya
mampir ke Pekuburan Cina Sentosa atau atau
Tjung Hoa Kung Mu Yen. Kuburan ini dibangun pada tahun 1953, terletak di Jalan
Soekarno- Hatta Pangkalpinang. Memiliki luas sekitar lebih dari 19 ha, saat ini
terdapat sekitar 12.950 makam.
Menjelang puncak Ceng Beng 2016, saya berkesempatan
mengunjungi area Pekuburan Sentosa. Jangan pikirkan seram atau menakutkan,
kuburan sentosa jauh dari image tersebut. Penataan yang rapi dan rutin
dibersihkan, membuat suasana menakutkan terkikis. Jalanan menuju makam sudah
beraspal, jadi kendaraan bisa masuk tanpa parkir terlalu jauh. Kantor yayasan
Sentosa berada di dekat jalan masuk, sementara di tengah area terdapat Paithin atau tempat berdoa
bagi keluarga yang yakin makam leluhurnya ada di pekuburan sentosa namun tidak
menemukan fisiknya.
Makam tertua adalah makam keluarga Boen, pernah
dipugar pada tahun ke empat pemerintahan Sun Yat Sen sekitar tahun 1915. Makam
dibangun dalam bentuk dan arsitektur unik, dihiasi dengan tulisan aksara Cina.
Pemilihan tulisan secara tidak langsung, menunjukkan kelas sosial ekonomi jasad
yang dimakamkan.
Keluarga sedang mempercantik makam leluhur, untuk menyambut puncak Ceng Beng (dokumentasi pribadi) |
Berlokasi di perbukitan, sebagai wujud pernghargaan
dan penghormatan orang Cina terhadap leluhurnya. Lokasi Pekuburan adalah
sumbangan marga Boen, bisa dilihat dari tugu pendiri yang dibangun pada 1935.
Pekuburan ini didirikan oleh empat orang, Yap Fo Sun tahun 1972, Chin A Heuw
tahun 1050, Yap Ten Thiam tahun 1944 dan Lim Sui Chian (wafat pada masa penjajahan Jepang).
Komplek pemakaman ini terbesar se Asia Tenggara,
memiliki arsitektur berbeda di setiap makam. Ada makam yang dibangun dengan
batu granit, konon untuk membangun menghabiskan dana ratusan juta. Bahan
bangunan berkualitas tinggi sebagai komponennya, bahkan ada batu marmer yang
didatangkan khusus dari Itali.
Tak hanya keturunan Thionghoa bisa dimakamkan disini,
umat dari agama katholik juga ada. bahkan dari
seluruh makam, terdapat dua makam yang beragama muslim semasa hidupnya. Secara
tidak langsung menggambarkan, terjadi toleransi beragama pada masyarakat
Pangkalpinang.
Setiap tahun diadakan tradisi Ceng Ben/ Sembahyang
Kubur, lazimnya seluruh keluarga berkumpul. Baik yang ada di perantauan mudik,
memberi penghormatan pada puncuk perayaan Ceng Beng pada 5 April.
Karena pekuburan ini ditata rapi, berikut
arsitekturnya klasik dan kekinian. Tak heran menjadi tempat favorit, khususnya
bagi penggemar fotografi. Sessi pengambilan gambar, dijamin kaya sudut pandang.
Apalagi kalau menyertakan model, berdandan lengkap dengan busana Cheonsam
(busana tradisional Cina). Tak mustahil hasil jepretan, akan bercerita dan
menyatu dengan lokasi Pekuburan Sentosa.
Anda Penasaran ? Yuk luangkan waktu, segera atur jadwal mengunjungi Pangkalpinang. (salam)