10 Feb 2016

Harapan adalah Sumber Kekuatan [Review Film I Am Hope]


Gambar dari CD Press Release Wardah Cosmetic

Saya membayangkan, betapa kering dan sepi kehidupan ketika setiap kita tak memiliki harapan. Hari ke hari akan terasa hampa, hanya bergulir tanpa tahu target yang hendak dicapai.
Pun pada selasa 9/2'16, saat langit semakin gelap. Roda dua saya terus melaju, menuju XXI Epicentrum Kuningan. Tentu bukan tanpa sebab, ada harapan yang saya sematkan di kalbu. Adalah menghadiri Press Screening film I Am Hope.
Yup, agar kehidupan penuh gairah haruslah menyertakan harapan di dalamnya. Harapanlah yang menjadi pelecut semangat, sebagai sumber energi yang melibas kemalasan.  Akhirnya, semangat dan harapan pula, membuat saya terlepas dari guyuran hujan. Saat air mulai turun dari langit, tepat  motor saya menginjak pelataran lokasi dicapai.
Besua dan bersapa dengan rekan Koalisi Pesona Indonesia (KOPI), bertukar kabar dan saling berbagi salam persahabatan. Sore menjadi semakin sempurna, ketika teh hangat dan snack menemani obrolan. Sampai tiba saat, kami semua memasuki studio pemutaran bioskop.
00o00
Potret keluarga ideal tampak tergambar, dari keluarga dengan kepala keluara Raja (diperankan Tio Pakusadewo), istri (diperankan Feby Febiola) dan putri tunggalnya Mia (Tatjana Saphira). Sang ayah yang seorang musisi, darah seni teater sang ibu menurun pada putrinya. Kebahagiaan yang mereka rasakan, mendadak terenggut oleh penyakit Kanker yang diidap ibu.
Penyakit inilah yang menguras tabungan, serta harta benda yang dimiliki keluarga. Produktifitas Raja sebagai musisi terpengaruh, tak bisa menghasilkan karya maksimal. Demo lagu yang dibuat Raja, ditolak perusahaan rekaman. Hingga akhirnya Nyonya Raja menghembuskan nafas terakhir, sekaligus menjadi ujung perjuangan melawan penyakit yang diderita.
Mia dan sang ayah pindah rumah yang lebih kecil, setelah kemerosotan ekonomi dialami. Kemudian masalah baru muncul, ketika Mia didiagnosa terkena kanker juga. Tepat pada ulang tahun ke 22, barulah penyakit itu disampaikan pada ayahnya.
Gambar dari CD Press Release Wardah Cosmetic

Gambar dari CD Press Release Wardah Cosmetic
Hancur, Sedih, Pedih, Lebur menjadi satu !!
Sang ayah semakin protektif terhadap Mia, memohon sang putri membatasi kegiatan agar tidak terlalu capek. Namun ada satu tokoh Maya (diperankan Alexandra Usman),  hadir sebagai sosok imajinatif Mia. Mayalah yang bisa hadir kapan saja, "membisiki" agar Mia bangkit dari keputusasan.
Teater, adalah pilihan jalan hidup Mia. Dari berteaterlah mempertemukan sosok lelaki bernama David (diperankan Fachri Akbar), yang mensupport cita-cita Mia termasuk meloloskan naskah pada seorang seniman terkenal. Akhirnya project teater disetujui, melibatkan sang ayah sebagai penata musik. Namun ditanggapi dingin sang ayah, menginginkan Mia tetap focus pada pengobatan penyakit yang diderita.
Konflik terjadi, antara Ayah, Mia dan David ketika doter memberi vonis usia Mia tinggal 8 bulan. Mia tetap bersikeras mementaskan pertunjukkan, tanpa ada alasan apapun yang menghalangi. Sementara sang ayah bersikukuh putrinya harus istirahat, apalagi saat mendapati Mia berulang ambruk tak sadarkan diri saat latihan. Mia di Chemotherapy untuk mematikan sel jahat, rambutnya mulai rontok harus dibotak.
Kondisi Mia terlihat memprihatinkan dan rapuh, saat memasuki ruang operasi. Sementara sang ayah tak kalah hancur, mendapati buah hati mengidap penyakit yang dialami istrinya dulu.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apakah project teater Mia akan sukses, ataukah maut akhirnya merenggut. Tunngu dulu, Pecinta Film musti bersabar. Jaga dan tunggu tanggal main, serentak diputar pada 18 februari 2016 di Bioskop kesayangan.

--0--0--
Suasana Press Confrence (dokpri)
Film ini dibuat sebagai rangkaian project I Am Hope lainnya, seperti buku, music, movement, gelang harapan dan kegiatan lainnya. Sebagaian penghasilan dari project ini, disumbangkan untuk membantu penderita kanker. Kecuali Gelang Harapan, 100 persen disumbangkan.
Selain Tatjana, Tio Pakusadewo, Alexandar usman dan fachri Akbar, nama besar lainnya ikut mendukung meski porsi perannya tidak terlalu besar. Seperti Sophia latjuba, Ray Sahetapy, Fauzi Baadillah, Kenes Andari, Ariyo Wahab, Ine Febriyanti dan masih banyak nama lainnya.
Film I AM Hope diproduksi Alkimia Production, digawangi Wulan Guritno, Amanda Soekasah dan Janna Soekasah- Joesoef selaku team Produser. Bertindak sebagai Sutradara Adilla Dimitri, nama Yudhi Datau sebagai  Director of Photography.
I Am Hope dipersembahkan sepenuhnya oleh Wardah Cosmetic, didukung Kania  Pictures, Berlian Entertainment, Oasis, Blue Bird, Ghea Fashion Studio dan Ciputra Artpreneur. -Harapan- menjadi kata kunci dalam film ini, mampu menumbuhkan semangat bertahan menggapai mimpi. (salam)

9 Feb 2016

Teori Marketing dalam Berdonasi [Klik & Share]


Donasi dengan cara Klik & Share (dokpri)
Saya berlatar belakang marketing iklan, kerap menerapkan strategi dan relatif menampakkan hasil. Kala itu kami memberi nama, strategi "tebar jala" atau "tanam jagung" (bisa saja marketing lain menamai dengan istilah beda).
Intinya begini!
Saat ingin mendapatkan iklan, seorang marketing sebaiknya mengirim penawaran ke sebanyak-banyaknya calon pemasang iklan. Karena dengan banyak penawaran dikirim, kemungkinan mendapatkan order semakin besar.
Ibaratnya, kalau seorang marketing hanya menanam 5 butir jagung/penawaran. Maka ketika tiga butir ditotol ayam dan dua butir tidak tumbuh, maka punah sudah harapan mendapat order. Tapi ketika seratus butir jagung yang di tanam, kemudian lima atau sepuluh butir ditotol ayam. Tak perlu kawatir kawan,  masih ada kemungkinan dari sembilan puluh butir jagung sisanya.
Nah, berdonasipun juga bisa menerapkan strategi "tanam jagung" lho. Caranya mudah, tanpa merogoh kocek Sendiri. Tapi kalau secara pribadi ingin berdonasi, tentu tak masalah.  
Hanya dengan Klik & Share ke medsos anda masing-masing, maka memungkinkan tingkat keterbacaan semakin tinggi. Kalau saja berhasil meraih (misal) 10.000 pembaca, tentu (insyaallah) memperbesar kemungkinan dermawan membaca dan tergerak hati.
00oo00
Saat ini Master atawa masjid Terminal di Depok, sedang giat-giatnya membenahi gedung serta fasilitasnya. Bertekad memberi pendidikan gratis, bagi anak jalanan, pedagang asongan dan kaum papa. Kesempatan emas berderma terbuka, tentu dengan cara masing-masing. Membutuhkan ongkos yang pasti tidak sedikit, terasa berat apabila ditanggung sendiri.
Sejauh ini Master sudah mengantar langkah  Dzulfikar Akbar (Dodo), pengamen ini sedang berkuliah di FE UI jurusan Ekonomi Syariah. Masih banyak "Dodo- Dodo" yang lain, membutuhkan uluran tangan kita.
Yuk berkontribusi, dengan Klik https://ktbs.in/ecwal  , lalu sebarkan ke medsos anda.
Kita tak akan pernah tahu, dari klik siapa berhasil mengetuk nubari orang berhati malaikat di luar sana. (salam)





Fortune Market di Grand ITC Permata Hijau


Foto dipinjam dari FB Tina Sindi
Kalau pembaca tinggal di Ibukota, siapa tak kenal kawasan Permata Hijau. Lokasi strategis mudah dijangkau, berada dalam rangkaian kawasan elite. Sebagai penghubung daerah Senayan, Arteri Pondon Indah, Kebayoran Lama, Simprug dan Gandaria. Grand ITC Permata Hijau, berdiri di kawasan strategis ini.
Saya pribadi sudah tidak asing, dengan nama besar ITC. Keberadaannya rata menyebar, hampir di seluruh wilayah Ibukota (Jakarta Selatan, Utara, Timur, Barat, Pusat). Tak dipungkiri juga  ada sebagian ITC, yang menyasar market kelas menengah bawah. Sehingga kesan sumpek, sumuk, padat dan tidak nyaman langsung mengemuka.
Namun yang ini lain!
Pada  tahun 2004 Pengembang PT. Duta Pertiwi (sekarang Sinar Mas land), membangun Grand ITC Permata Hijau. Satu hal yang membedakan dengan ITC lain, adalah satu-satunya ITC yang menggunakan kata GRAND di depannya. Berbekal brand besar ITC dan kata Grand di depannya, Grand ITC Permata Hijau terus berupaya mempertajam image dengan membidik sekaligus memperkuat market kelas midle (menengah).
Melihat performance secara fisik bangunan, saya merasa ada yang membedakan dengan ITC lain. Selain nama Grand, ukuran kios tenant yang lebih luas. Akses menuju lokasi cukup mudah dijangkau, baik dengan publik transportasi atau kendaraan pribadi.
Grand ITC  Permata Hijau terdiri dari
- 108 Unit Kantor
- 26 lantai Apartment (2 tower)
- 1.559 unit kios (4 lantai)
Saat kondisi ekonomi tengah lesu, per november 2015 tingkat occupancy penyewa di angka 65%. Namun pengelola Grand ITC Permata Hijau optimis, akan terus bergerak maju dengan berbagai inovasi program dan gebrakan promosi.
Fortune Market di Grand ITC Permata Hijau (dokpri)
Fortune Market
Dalam rangkaian hari Imlek, Grand ITC Permata Hijau menghadirkan Fortune Market/ Pasar Keberuntungan.  Promosi dan acara Fortune Market, sudah berlangsung sejak 16 Januari - 14 Februari 2016. Pada Minggu 7 Februari, Blogger diundang menyemarakkan acara Fortune market.  
Memasuki loby Grand ITC Permata Hijau, ornamen khas Imlek  tampak mendominasi terutama pada lantai dasar. Pada sudut loby, dipasang pohon buatan dengan angpao merah bergantungan. Tak lupa backdrop merah senada dengan tema Imlek, bertulis -Fortune Market, Grand ITC Permata Hijau-.
Atraksi barongsai (dokpri)
Pernak-pernik Imlek di Grand ITC PH (dokpri)

Lampion bundar khas berjajar, digantung melintang ditautkan pada kawat. Stand penjual kue keranjang, dodol dan aneka makanan khasa Imlek tersedia.  Stand penjual baju Cici dan topi koko, serta pernak- pernik Imlek tutut dijajakan. Yang pasti tak boleh ketinggalan dan wajib ada, adalah penampilan barongsai. Dengan alat musik yang ditabuh, dan logam bulat bersuara berisik. Namun justru pada alat inilah, kemeriahan suasan Imlek menjadi nyata. Kami para bogger, benar-benar bisa merasakan sekaligus meresapi suasana Imlek yang semarak.
Rangkaian Acara Fortune market Grand ITC Permata Hijau ;
1. Atraksi Wushu, 22 - 29 Januari 2016
2. Lomba Cici Koko, 7 - 8 Januari 2016
3. Dewa uang, pada 23, 30 Januari & 6 Februari 2016
4. Barongsai Meja, 6,7,8 Februari 2016
Untuk tempat Hangout juga disediakan, Pasar Keberuntungn menawarkan aneka kuliner. Mulai dari nasi goreng, kebuli, nasi pecel, empal gentong, somay, mie, kwitau dan banyak pilihan lainnya tersedia.
Cara bertransaksi cukup unik, pengunjung harus membeli voucher di kasir. Kemudian voucher tersebut, menjadi alat transaksi di Pasar Keberuntungan.
Siang itu saya memesan pecel sayur, plus ati ayam goreng, tempe dan tahu. Cukup dengan menyerahkan voucher senilai 30 ribu, makanan khas Jawa Timur ini bisa saya nikmati. Beberapa rekan blogger, ada yang memesan kerak telor, empal gentong, kwitiau, nasi goreng, dan makanan lain sesuai selera. Kemudian pulang dengan membeli kue keranjang atau makanan khas Imlek, sebagai penanda turut merayakan tahun baru China.
Hastari Sugesti, selaku Lease Promotion Grand ITC Permata Hijau mengungkapkan "untuk makanan memang universal (tidak khusus chinise food), tapi tampilan stand dan suasana Imlek tetap dikedepankan"
Blogger memetik angpao (dokpri)
Sebagai penutup acara, blogger diajak mengambil angpao merah yang ada di sudut loby. Saya mendapat souvenir berupa lampion mini, ada juga yang mendapat voucher belanja serta gift persembahan Grand ITC Permata Hijau.
Sementara Barongsai terus beraksi, berarak mengelilingi Fortune market. Para Blogger mulai berpamitan, "sampai ketemu lagi" ucap mbak tharie.
Sukses selalu untuk program Grand ITC Permata Hijau, dan Gong Xi Fat Cai. (salam)

7 Feb 2016

Konsep Unik Berwisata Kuliner di Food Container


Press Confrence Food Container (dokpri)
Makanan bagian tak terpisahkan, dalam kehidupan keseharian manusia. Sebagai kebutuhan pokok, aneka masakan tak henti berinovasi demi menggugah selera penikmatnya. Mulai dari cara pengolahan, develop dalam hal cita rasa, cara penyajian dan kemasan. Satu hal yang tak kalah penting, adalah lokasi menikmati makanan termasuk suasana. Kadang suasana turut memberi andil, menumbuhkan mood menikmati sajian.
Istilah wisata kuliner yang dewasa ini semakin ngetrend, sebagai perpaduan dari cita rasa, suasana dan menghadirkan pengalaman baru bersantap makanan.
Kalau pembaca ingin merasakan sensasi baru, terutama menambah pengalaman berwisata kuliner. Tak ada salahnya mencoba, berkunjung ke Food Container.
Lokasinya ?
Sangat mudah dijangkau, dari Lebak Bulus arah Ciputat pada perempatan pasar Jumat (sekoal) belok kiri. Sekitar 1 KM (setelah kantor Batan) sebelah kiri jalan sebelum Jln Adyaksa, pembaca akan melihat lokasi  food container. Posisinya sangat strategis di pinggir jalan, tepatnya  di Jalan. Lebak Bulus Raya No.30 A Jakarta Selatan.
Selain keunikan pada design, pengunjung akan menemukan beragam menu-menu makanan dan minuman yang jarang ditemui ditempat lain. Terdapat 24 menu makanan dan minuman yang sangat menarik, membuat pecinta kuliner dapat memuaskan selera kulinernya.
Menunya apa saja ?
Jangan khawatir, 24 tenant menyediakan aneka menu pilihan. Mulai dari suwar-suwir, Mr Panda Dimsum, Krispykrips, Ichitory, Bakso Kota Cak Man, Warung mamacha, Cendolo,  Raja Pisang Ijo, Pasta Kangen, Pempek Kita, Nasi Kentjana, Bebek Pedrik Pipabite, Martabak Dunia, dan masih banyak menu lainnya.
“Pemilihan semua menu yang ada disini sangat selektif, karena harus memiliki nilai keunikan dan kreatif yang jarang ditemui di tempat lain. Secara konsep kami ingin memberikan konsep Museum Makanan dan Minuman, sehingga dapat membuat pengunjung yang datang memiliki kepuasan setelah menikmati berbagai macam aneka keunikan makanan dan minumannya” Jelas Wiyanna Iron, Founder dan Pemilik Food Container, Sabtu (6/2/2016)
Suasana Food Container (dokpri)
Yang jelas menu untuk lunch dan dinner tersedia, mulai dari Appetizer, Main food, serta dessert semua ada dengan beragam pilihan tentunya. Cita rasa pasti sudah teruji, dan yang paling utama adalah inovasi.
Melihat performa secara keseluruhan dari Food Container, kok saya langsung menghubungkan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Lho, kenapa?
Persaingan global yang saat ini tengah berlangsung bahkan antar negara, konon agar tagguh mamp survive bisa dihadapi dengan kreatifitas. Nah food contaner, sebagai representasi dari industri kreatif utamanya di bidang kuliner. Selain menyuguhkan makanan dengan style kekinian dan suasana yang unik, juga menyediakan pelayanan berbeda.
Apa saja bedanya?
Kalau di foodcourt pada umumnya, pengunjung mendatangi gerai kemudian membayar dan membawa makanan sendiri ke meja. Kalau di Food Container, waiters yang datang dan melayani pengunjung, seperti halnya terjadi di cafe.
Buku menu juga beda, kalau di food court umumnya setiap tenant memberi lembaran menu sendiri-sendiri. Tapi di Food Container 24 tenan digabung dalam satu buku menu, sehingga memudahkan pengunjung memilih makanan yang hendak dipesan.
Saya merasa beruntung, ikut hadir dalam Grand Opening Food Container. Bertepatan dengan menyambut hari Imlek, ornamen berwarna merah mendominasi. Lampion khas bergantungan di langit-langit, tak ketinggalan bunga sakura berwarna pink.
Penampilan Barongsai (dokpri)
Sebagai penanda Grand Opening, Iby Wiyanna melepas balon warna merah hitam dengan spanduk kecil bertulis -Grand Opening Food Container- Kemudian dilanjutkan, dengan atraksi Barongsai.
O'ya pembaca, jam operasional Food Container Pada senin- Kamis (08.00-22.00) Jumat (08.00-24.00), Sabtu (10.00-24.00) Minggu (10.00-22.00)
Yuk datang dan nikmati aneka menu di Food Container, dan rasakan pengalaman baru berwisata kuliner. (salam)