"Ibu boleh berkarir di luar rumah, namun tak
boleh abai terhadap asupan anak-anaknya. Boleh saja di kantor punya jabatan
tinggi, tapi di rumah tetap harus bersedia mengurus anak" Hal ini disampaikan
Mentri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) pada Dialog Nasional - Generasi Terselubung
Menuai Generasi Hilang, Bagaimana Peran Perempuan Indonesia ?
|
Mentri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K) pada Dialog Nasional - Generasi Terselubung Menuai Generasi Hilang, Bagaimana Peran Perempuan Indonesia ? tanggal 27 Juli 2016 - dokumentasi pribadi |
Acara yang berlangsung di Gedung Sujudi lantai dua, dihadiri
lintas sektor, institusi Pendidikan, Pendidikan Tinggi Kesehatan, Pelaku Dunia
Usaha, NGO, Komunitas dan masih banyak undangan lainnya termasuk Jurnalist dan
Blogger.
Pada tahun 2025 - 2035 Indonesia akan mengalami bonus
Demografi, pada masa itu usia produktif jumlahnya relatif besar. Pada rentang tahun tersebut, diharapkan
kelompok usia produktif bisa mengayomi generasi usia lanjut.
Anak-anak yang masih kecil di masa sekarang, akan menjadi
motor pada tahun tahun tersebut. Maka orang tua saat ini harus mempersiapkan,
agar anak-anak harapan bangsa bisa tumbuh dengan baik. Saat ini adalah
opportunity sangat penting, untuk membentuk generasi yang berkualitas.
- Mendadak Saya Membayang ! - Apa yang dikonsumsi anak saat ini, dampaknya akan terasa saat anak usia
20 - 30 tahun -
Sisi Intelektualitas, spiritualitas dan mentalitas
memang penting, namun jangan lupa masalah asupan anak-anak harus juga diperhatikan.
Tak dipungkiri bahwa badan sehat juga berpengaruh, pada daya pikir anak
terhadap masukan- masukan positif.
"Saat ini Kemenkes koordinasi dengan Kementrian
Agama, untuk anak usia siap menikah khususnya. Sebelum menikah memang penting
dibekali nasehat tentang agama, tetapi juga harus dibekali pengetahuan tentang apa yang
disebut keluarga, apa yang disebut dengan reproduksi. Sehingga mereka paham dan
bertanggung jawab, tidak hanya hamil dan melahirkan saja. Tetapi bagaimana bisa
melahirkan genarasi yang berkualitas, sanggup menghadapi tantangan ke depan. Selain
itu juga sehat, tercukupi asupan protein vitamin dan asupan lain yang
dibutuhkan tubuh" sambung Ibu Menkes.
Asupan untuk anak-anak dimulai sejak balita, dengan
pemberian ASI Ekslusif. Gerakan 1000 hari kehidupan perlu mendapat perhatian,
yaitu sejak hari lahir sampai dua tahun.
Anak-anak yang mendapat ASI genap 2 tahun dan pemberian makanan tambahan, berpeluang
mendapatkan daya tahan tubuh yang bagus. Apalagi ASI sangat terbukti
manfaatnya, zat di dalam ASI tidak akan terganti oleh apapun.
Setelah anak masuk masa sekolah, asupannya tidak
hanya diperhatikan di dalam rumah. Tak kalah penting saat disekolah, anak harus
mendapat asupan yang baik pula.
- Saya jadi ingat kasus Arya Permana -
Anak berusia 10 tahun, tapi sudah memiliki bobot
tubuh seberat 190 kg. Kalau membaca berita, pola makan Arya sangat tidak bagus. Makan
mie instan melebihi porsi, juga minuman kemasan yang terlalu banyak. Otomatis jumlah
asupan terlalu banyak, tak diimbangi dengan kalori yang keluar (lebih sedikit)
Peran ibu sangat penting, musti rajin mencari informasi
(baca mengedukasi). Tentang mana makanan sehat dan mana yang membahayakan,
mengingat anak seusia Arya masih tahap pertumbuhan.
Peran Perempuan dalam hal ini seorang Ibu bisa dijabarkan
- Mempraktekkan pemberian gizi seimbang kepada anak
dan keluarga
- Meningkatkan pengetahuan keluarga/ masyarakat
tentang praktek praktek pemberian makanan bergizi dan Perilaku Hidup Bersih
- Berperan aktif dalam menghilangkan budaya/ praktek
pemberian makanan tidak benar.
- Berperan aktif dalam memberikan pendampingan
kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu baduta dan balita.
|
Mentri Kesehatan RI Menghampira anak-anak dari YPAC - dokumentasi pribadi |
Ada yang unik saya dapati dalam goody bag, sebuah
lunch box menjadi oleh-oleh peserta Dialog Nasional ini. Ternyata pihak
penyelenggara acara memiliki tujuan mulia, agar lunch box ini bisa dijadikan
tempat bekal anak ke sekolah.
Anak- anak pergi ke sekolah, musti dibiasakan membawa
makanan olahan ibunya sendiri. olahan ibu di rumah, tentu terjamin kebersihan
dan kandungan gizinya.
Kalau anak memaksa jajan di sekolah, sebaiknya ibu
jeli melihat jajanan tersebut.
Nah , ada beberapa indikasi jajanan tidak sehat :
- Kotor tidak
tertutup; akibatnya sakit perut, Demam, Diare, Muntaber Typus Kolera,
Desentri dll
- Warna Indah
Menyolok : Akibatnya kerusakan hati, Paru, Otak, Usus, Lambung, Ginjal dll
- Kenyal Awet
Menyolok ; Akibatnya kerusakan hati, Paru, Otak, Usus, Lambung, arah,
Ginjal dll
- Terlalu
Gurih atau Manis : Akibatnya Kanker Otak.
Sebaiknya orang tua, memilih jajanan yang mengandung
hal-hal di bawah ini.
- Protein
: sebagai sumber kecerdasan, kekebalan dan pertumbuhan
- Lemak : Sebagai sumber Kecerdasan dan kekebalan
- Karbohidrat
: Sumber Energi, Kekuatan, Tenaga
- Vitamin
Mineral : sumber Kesehatan, Kebugaran, Kekebalan.
Seorang ibu tidak bisa melakukan sendiri, harus
didukung oleh peran ayah mengatasi masalah ini. Selain edukasi yang diberikan
pada ibu, sebaiknya juga diberikan pada remaja putri. Kelak gadis yang beranjak
dewasa inilah, akan menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa.
Yuk kita mulai aware pada makan sehat, dimulai dari
diri dan rumah sendiri (salam)