Ditinggal orang
dikasihi, pasti melahirkan perasaan pedih. Duka yang mendalam, bisa jadi melebihi duka yang pernah dirasakan.Saya dua kali
mengalami, ketika ayahanda meninggal belasan tahun silam. Kemudian saat ibu mertua berpulang, rasa duka yang dalam datang lagi.
Dengan ayah kandung, banyak kenangan terutama saat saya masih belia. Ayah
dengan kesederhanaannya, tak akan terlupa
jasa-jasanya. Sementara dengan ibu
mertua, beliau orang yang paling berjasa. Ketika anak mantu ini
baru merangkak, membina rumah tangga putri bungsunya.
Belajar dari pengalaman itu, saya meyakini satu hal. Bahwa di setiap kejadian, selalu ada hikmah tersampaikan. Hikmah kehilangan bagi saya, adalah menyadari betapa sangat berharganya
kebersamaan.
Setiap persuaan, dengan saudara, kerabat, sahabat, teman, apalagi
dengan orangtua, belahan jiwa dan buah hati, mustilah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pada benak orang
orang dikenal, kelak kita dikenang sikap saat bersama,
Maka alangkah
indahnya, apabila kenangan yang baik yang menjadi simpanan itu.
------
Siang yang terik namun sendu, saya bersama dua kakak ipar di liang lahat. Siap menerima jasad ibu, hendak dikebumikan di pemakaman. Ketika ayahanda meninggal, saya tak keburu hadir karena di
perjalanan dari luar kota.
Kelopak bunga kamboja gugur,
berbaur mawar melati setaman . Semuanya tertunduk
pilu, meski di benak ada yang sedang bertumbuh. Yaitu banyak kenangan, yang pernah dilalui bersama.
-----
“Ibu, ikut sama anaknya saja,
kalau dia mau ibu ya setuju,”
Setelah percakapan serius
malam itu, selang beberapa hari saya mengajak ayah dan ibu dari kampung. Bertemu, berkenalan dengan calon besan dan calon mantu. Obrolan antar orangtua semakin
serius, tiba tiba sampai hari lamaran, ijab kabul dan resepsi
pernikahan.
Ibu adalah orang yang menyediakan diri, direpoti akan banyak hal. Kalau sedang masak besar,
kami dikabari agar segera ke rumah. Pun kalau pulang dari
bepergian, oleh-oleh dibawakan untuk anak dan cucu.
Tanpa terasa, panjang sudah
waktu dilalui bersama. Mbarep saya sudah dewasa, adiknya masuk usia akil baligh.
Ya, setiap kebersamaan akan
menjadi kenangan. Tinggal kita yang memutuskan, seperti apa mengisi kebersamaan. Cepat atau lambat, setiap orang akan
sampai di garis akhir.
Teman-teman, yang orangtuanya masih sehat, belahan jiwa dan buah hati masih bersama. Yang saudara
kandung atau ipar, kerabat besar bisa berkumpul. Yang
sahabat dan teman masih bisa berusa, jangan sia-siakan anugerah istimewa
ini.
Nikmati dan syukuri setiap
kebersamaan, sebelum kelak tiba waktu untuk merasakan kehilangan.