sumber dari BPOM |
Arus
perdagangan bebas, berdampak pada mudahnya ekspor impor barang. Hal serupa
tentu terjadi pula, pada penjualan produk obat dan makanan. Situasi yang tengah
berlangsung, menjadi peluang pasar dalam negeri berdaya saing global. Namun pada
sisi lain, menjadi tantangan pengawasan yang tidak kalah rumit.
Gaya
hidup masyarakat, sangat mempengaruhi keputusan masyarakat mengonsumsi makanan.
Apalagi konsumen sering terkecoh, memilih makanan berdasar citarasa penampilan.
Kadang tidak terlalu berpikir panjang, tidak memperhatikan aspek keamanan bagi
kesehatan.
Saya anda
atau kita semua, mungkin kerap melihat anak anak kita jajan makanan di pinggir
jalan. Dari mulut mungil itu, dengan lahap mengunyah makanan ringan. Harga makanan
yang tak seberapa, mulut dan tangan mereka menempel serbuk makanan.
Mungkin
faktor keterbatasan ekonomi, membuat masyarakat memilih makanan (yang penting) murah.
Daripada anak nagis atau rewel dan merengek terus, lebih baik dituruti
permintaannya. Atau akibat keterbatasan informasi, sehingga minim pengetahuan
tentang makanan sehat.
Semua
sebab saling tumpang tindih, menggiring seseorang membuat keputusan. Baru
setelah mendengar keracunan makanan, kita bingung bersikap tidak paham
mengidentifikasi makanan.
Padahal
kalau mau sedikit saja belajar, pengetahuan tentang hidup sehat mudah diakses. Bisa
bertanya teman atau kerabat, bisa membaca di media atau portal kesehatan. Kadang
kita kurang aktif, kalau semua masih dianggap aman aman saja.
Saya sendiri
pernah mendapati, anak membeli makanan ringan di warung. Setelah mencicipi, rasanya
sangat gurih membuat giyung (saking gurihnya). Belum lagi warna mencolok, sampai
membekas di permukaan lidah.
Sebagai
orang tua, sontak melarang meneruskan makan snack tersebut. Mengganti makanan
lain, yang diolah oleh istri di rumah.
-0o0-
Wujud
peran serta pemerintah, hadir BPOM yang melayani dan melindungi masyarakat melalui
pengawasan dalam melayani obat dan makanan dengan full spektrum. Sistem pengawasan
yang ada terus dikembangkan, untuk meningkatkan performa pengawasan.
Pengawasan
obat dan makanan, bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Tapi juga didukung,
dengan peran serta pekaku usaha dan masyarakat. Karena tanpa dukungan semua
pihak, BPOM tidak mampu bekerja secara maksimal.
Bagi pelaku
usaha, jangan sampai hanya berpikir untung saja. Memproduksi obat dan atau makanan semau
sendiri, yang penting murah dan laris tanpa memikirkan resikonya. Pun masyarakat,
harus mejadi konsumen cerdas. Melek tentang makanan sehat, agar terhindar dari
obat dan makanan yang berisko pada kesehatan.
Upaya
dilakukan BPPOM, melakukan kampanye baik melalui media cetak, online dan media
social. Tak ketinggalan melibatkan netizen, dibuktikan dengan acara temu
Blogger pada 21 february 2017.
Blogger
diharap menjadi duta BPPOM di masyarakat, yang akan menyebarkan informasi. Sehingga
bisa mengedukasi pembaca blog, sekaligus mengajak masyarakat menjadi konsumen
cerdas.
dokpri |
Hal paling
sederhana, masyarakat paham bagaimana mengambil tindakan. Apa yang harus
dilakukan, kemana melapor saat mendapati makanan berbahaya.
Masyarakat
bisa menghubungi contact cente BPOM, melaui no 1500533 atau 08121 9999 533. Selain
itu bisa melaui medsos, twitter @BPOM_RI dan @HaloBPOM1500533 dan FB Bpom RI.
BPOM
adalah lembaga pemerintah non kementrian yang dibentuk untuk melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
BPOM
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dengan koordinasi Mentri
Kesehatan. Koordinasi meliputi koordinasi dalam perumusan kebijakan yang
berkaitan dengan instansi pemerintah lainnya serta menyelesaikan permasalahan
yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan yang dimaksud.
Ruang Call Center BPOM -dokpri |
Pengawasan
Obat dan Makanan, dilakukan secara rutin dan intensifikasi/ khusus. Hal rutin dan
bisa kita saksikan di berita, petugas BPOM melakukan sidak dengan mengambil sampling
dan menguji makanan. Sedang pengawasan intensifikasi, kita saksikan sidak dilakukan
menjelang hari raya.
BPOM
tak segan mengabil tindakan, apabila sebuah produk kedapatan melanggar. Mungkin
anda pernah membaca, terdapat daftar obat atau makanan dan merk yang dilarang konsumsi. Hal
ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, untuk menghindari dampak fatal pada masa
mendatang.
Namun
sekali lagi, upaya ini tidak ada artinya tanpa dukungan semua pihak. Masyarakat
diharapkan berperan aktif, karena masyarakat adalah object sekaligus subyek. Sesuai
slogan BPOM, “Satu Tindakan Untuk Masa Depan, Baca Label Sebelum Membeli”.