|
Mayapada Hospital di Lebak Bulus (dokumentasi pribadi) |
Bulan puasa adalah bulan ampunan, saat menahan kesia-siaan
mulai imsyak hingga bedug maghrib tiba. Tapi apakah setelah maghrib, artinya
bebas mengkonsumsi makanan sesukanya?
Banyak makna dibalik ibadah puasa, pasti tak sekedar menahan
makan/minum hingga kumandang adzan maghrib saja. Selain sekedar menahan lapar dahaga saja, ada tantangan lain seperti menahan
pandangan, pendengaran juga segala niat tak baik demi perbaikan kualitas diri.
Berlangsungnya budaya ngabuburit, tanpa disadari (kadang) membuat konsumsi makanan semakin meningkat. Bagaimana tidak, bubur sumsum, kolak,
es buah dan aneka makanan manis saban
hari dinikmati. Padahal kalau saja mau mau membuka mata, makanan manis
sebenarnya pemicu naiknya gula darah.
Kalau pola makan justru tak bagus, tentu dampaknya bisa fatal. Puasa yang seharusnya menyehatkan, jadi sebaliknya akibat tak tahu ilmunya.
Masih diminggu pertama Ramadhan 1437 H, Mayapada
Hospital Group menyelenggarakan Healthtalk dan Buka Puasa Bersama. Jurnalis dan
Blogger diundang secara khusus, dalam acara yang mengetengahkan tema "Mempertahankan
Fungsi Kerja Otak yang Optimal Selama Berpuasa".
Bapak Jonathan
Taher selaku Chairman of Mayapada
Healthcare Group, dalam sambutannya
mengungkapkan,"Team dari Mayapada Hospital ingin mendekat pada teman-teman
media dan blogger, untuk mengabarkan upadate tentang Mayapada Hospital utamanya yang ada di Lebak Bulus yang baru opening beberapa bulan lalu".
Hujan di luar Hotel Faimont tempat acara Healthtalk, terpaksa acara sedikit molor karena belum semua peserta datang. Setelah kumandang adzan
terdengar, kami membatalkan puasa, sholat maghrib baru masuk acara
inti.
Narasumber tunggal adalah Dr. Roeslan Yusni Hasan Sp. Bs, beliau Dokter Spesialis Penyakit Syaraf, Mayapada Hospital Tangerang.
"Kebiasaan kurang baik sebagian masyarakat, adalah usai sahur dan sholat
subuh dilanjutkan tidur lagi satu dua jam. Energi yang seharusnya siap dipakai,
justru digunakan untuk tidur (apalagi nyenyak) yang berarti membuang energi. Maka kerap kita lihat
ketika jam 12 siang, orang berpuasa banyak yang kehabisan energi" Dr. Roeslan Yusni mengawali
pemaparannya.
Sungguh saya mendapat pencerahan baru, ternyata
kebiasaan ini salah. Memang tidak setiap hari saya tidur usai subuh, namun
tindakan seperti ini musti dihindari. Fenomena kerap saya dapati, setelah sholat duhur banyak jamaah tidur di masjid.
Peranan Otak
dalam Kehidupan
Manusia memiliki mekanisme sendiri, bagaimana
strategi mempertahankan hidup. Caranya dengan mengambil kehidupan lain, yaitu memanfaatkan hewan dan sayuran untuk keberlangsungannya.
Pun dalam persaingan kehidupan, mau tak mau harus saling
"menjatuhkan" lawan/ kawan (tentu dengan cara sehat).
Otak kuncinya
!
Otak adalah indentitas diri, seseorang tidak bisa
hanya dilihat dari wajah atau organ apapun. Mungkin wajah sebagai penanda saja, tapi otak
paling dominan menentukan karakter dan pembawaan seseorang.
Anda mungkin pernah membaca buku berjudul "Ganti
Hati", tentang perjalanan hidup mantan Mentri BUMN Dahlan Iskan. Demi keberlangsungan hidup, beliau pernah
melakukan transpantasi liver di Hongkong. Kisah yang sama juga terjadi, pada
pengusaha sekaligus musisi Setiawan Djodi. Pentolan group musik kantata Takwa
ini, jantungnya diganti dengan jantung milik orang Brazil.
|
Buku Dahlan Iskan "Ganti Hati" (dokumentasi pribadi) |
Dari dua kasus tersebut bisa kita lihat sendiri, beliau
berdua tak berubah baik sikap, perilaku
atau pembawaan bahkan intelektualitasnya. Pak Dahlan Iskan yang kala itu
sebagai CEO Jawa Pos, bahkan melejit karirnya sebagai Mentri di era Presiden
SBY. Pun Setiawan Djodi tak jauh beda, masih bisa mengendalikan perusahaannya.
Tapi misalnya ada kasus orang diganti otaknya, maka dijamin
akan berubah 180 derajad. Betapa perubahan pada otak, otmatis menyulap menjadi orang
yang berbeda sama sekali. Hal ini pernah kita lihat, pada artis pemain Sinteron
Gugun Gondrong. Beliau pernah terkena serangan tumor otak, terlihat dalam tayangan televisi sungguh menjadi orang yang berbeda.
Contoh paling sering dilihat stroke, bisa merubah
orang yang terserang. Yang semula pembawaannya temperamen, bisa saja mendadak berubah tanpa ekspresi. Yang sebelumnya perfect dan banyak cakap,
bisa saja menjadi pemurung dan pendiam.
Betapa perubahan sifat dan sikap, sangat-sangat
dipengaruhi oleh kerja otak. Otak adalah
pusat semua kegiatan, baik itu berpikir, mendengar, melihat, berbicara, dan semua
kegiatan lain diproses oleh otak.
Seperti mata hanyalah menangkap pantulan cahaya,
dibawa ke retina dan diteruskan lewat saraf dan diolah otak. Otak akan mengirim informasi,
perihal nama atau jenis benda yang dilihat. Pun pada sistem kerja indera yang
lain, semua dikirim ke otak dan diolah baru menentukan respon.
AHA, pencerahan saya dapati lagi !
Selama ini masih saja menganggap, identifikasi
seseorang hanya dari permukaan luarnya saja. Bisa jadi permukaan luar (wajah), sebatas
membantu menganalisa siapa yang dilihat. Nah kalau mengenal artinya lebih dalam
lagi, yaitu tahu sifat, kelakuan yang menjadi output kerja otak.
--0o0--
|
Dr. Roeslan Yusni Hasan Sp. Bs, Dokter Spesialis Penyakit Syaraf, Mayapada Hospital Tangerang (dokumentasi pribadi) |
Materi Healthtalk bersama Dr Roeslan Yusni semakin
menarik, langit-langit ruangan Saphire Hotel Fairmont bertabur ilmu baru bagi
saya (mungkin peserta lain). Apalagi perut sudah diisi dengan sajian lezat buka
puasa, siap menyerap setiap materi dengan semangat.
Kawan's, tahukah kalian?
Ternyata manusia baru tahu sistem kerja otak, setelah menemukan sistem
kerja komputer. Komputer dibuat saat Perang Dunia II, sementara manusia mengetahui
cara kerja komputer tahun 1962. Komputer
dan otak sama memiliki sirkuit, yang membedakan manusia punya moral sedang komputer
tidak.
Eits, jangan kaget !
Dalam kode etik kedokteran, sejatinya tidak ada
kaitannya dengan moral dan logika.
Seperti halnya tentang orientasi seks, mungkin kita
dapati tak selalu selaras dengan gendernya. Seorang laki-laki semestinya
tertarik pada perempuan, tapi nyatanya kita kenal istilah LGBT.
Dalam ilmu kedokteran hal ini akan dimaklumi, karena orientasi seks adalah
hasil kerja otak juga.
Kasus lain bisa diambil contoh, tugas dokter adalah
hanya mengobati -TITIK. Tak perduli siapa yang sakit, apakah seorang penjahat,
buronan atau pembunuh bayaran sekalipun. Apapun latar belakang orang yang
sakit, mutlak bukan menjadi urusan dokter.
Moral adalah jawaban !
Moralitas tergantung
sirkuit yang ada di otak, diolah berdasar referensi
dan informasi yang diproses otak. Semua sistem kerja brain
teen, diimplementasikan menjadi sebuah tindakan, gerakan, ucapan.
Mendadak saya teringat surat Al Mujadilah ayat
11, pada bagian akhir ayat tertulis
".... Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..."
Ilmu pengetahuan adalah informasi yang disimpan otak,
menuntun cara kerja otak untuk memutuskan suatu tindakan. Sementara iman dan
ilmu, ibarat dua sisi uang logam saling mendukung dan menguatkan.
"Khairunnas Anfa Uhum Linnas" menjadi pas,
bahwa sebaik manusia adalah yang bermanfaat. Tugas diri kita masing-masing,
terus mengasah diri (baca otak) untuk menjadi sebaik pribadi yaitu yang
bermanfaat.
Otak adalah organ paling berharga, begitu rusak sang
pemilik otak akan berubah menjadi lain. Meskipun otak dilindungi tengkorak, sejatinya
yang justru harus diperhatikan pada proteksi
asupannya.
Asupan tergantung dari pola makan, semakin bagus
asupan maka otak akan sehat. Otak secara umum tahan pada banyak hal termasuk bakteri,
karena untuk masuk ke sel otak tidaklah gampang. Tetapi hati-hati, begitu otak terinfeksi bateri sulit
dicarikan obatnya.
Eh, saya dapat pencerahan baru lagi, tidak ada
istilah tua untuk otak manusia lho!
Klasifikasi Usia
Otak
- Usia Otak dikategorikan remaja pada usia 25 tahun
- Usia otak kategori muda adalah sampai batas usia 67 tahun
- Usia otak katergori paruh baya adalah sampai batas usia
90 tahun
- Otak usia lanjut yaitu sampai batas 100 tahun
- Otak dengan
kategori lanjut usia berusia panjang yaitu di atas 100 tahun
(saya atau anda berarti masih kategori remaja atau muda donk - hehe)
|
Peserta Healthtalk Mayapada Hospital Group (dokpri) |
Pengaruh Puasa
dan Solusi untuk Kesehatan Otak
Kalau dipandang dari sisi logika kedokteran, sesungguhnya
puasa membuat asupan ke otak berkurang. Utamanya pada siang hari, tak ada
asupan sama sekali yang masuk ke otak. Akibatnya glukosa menurun, niscaya akan
mempengaruhi kerja otak.
Otak butuh dua unsur asupan, yaitu glukosa dan
oksigen agar bisa bekerja secara optimal. Glukosa didapat dari makanan, baik
vitamin, protein, lemak, karbohidrat semua akan diubah menjadi glukosa. Semua unsur asupan tubuh, fungsinya untuk
mendukung kerja otak. Seperti otak memerintah tangan mengangkat benda, kalau
ototnya tidak diberi protein maka tak bisa berjalan.
Dalam kaitan ibadah puasa ramadhan, penurunan kerja
otak tak bisa dijadikan alasan tidak puasa. Sebagai umat muslim yang taat, harus
mencari solusi agar glukosa tidak turun secara drastis (turun boleh tapi jangan
terlalu).
Bagaimana agar kadar glukosa dan oksigen tak drastis
berkurang, selama puasa ?
Sifat dan kejiwaan adalah hasil kerja otak, saat
glukosa turun gampang marah dan gampang
stres. Selama puasa sebaiknya tubuh menyediakan glukosa pada level tertentu, agar
otak tetap bekerja seperti yang diharapkan.
Konsumsilah buah
yang banyak air, air buah lebih lama tersimpan dalam tubuh. Beberapa
buah dapat memanipulasi cairan tubuh, seperti pisang, melon, pepaya, semangka dan jenis buah yang kaya air lainnya. Buah dengan porsi air yang banyak, mampu
menahan cairan tubuh lebih lama.
Selain itu usahakan tidak dehidrasi, sehingga aliran
darah stabil pasokan oksigen ke otak tak terganggu. Cari kegiatan yang aman selama puasa, tujuannya menghindari potensi dehridasi. Perbanyak kegiatan
di tempat ber-AC, jangan terlalu banyak konsumsi teh atau kopi saat sahur.
Makan minum apapun sebenarnya tidak dilarang, asal
tahu dan diperhatikan dosisnya. Hitungan dosis air yang ideal bagi tubuh, rumusnya adalah 1,5
cc/kg berat badan/jam. Kalau berat
seseorang 50 kg, maka perjam
butuh 75 cc air /jam (tinggal dikalikan 24 jam untuk kebutuhan sehari).
-0o0-
Saya merasa sangat beruntung, bisa memenuhi undangan dari Mayapada Hospital Group. Mbak Meta dari Mayapada sangat helpfull, team lain yang belum sempat
kenal tak kalah ramah dan melayani kami dengan baik.
Pada ujung acara Bapak Arif Mualim selaku Direktur
Mayapada Healthcare Group menyampaikan "Memang acara semacam ini baru kali
pertama untuk Mayapada Hospital, tapi pasti bukan yang terakhir. Tak perlu
menunggu sampai puasa tahun depan, akan ada acara selanjutnya yang mengajak
media dan blogger".
Akhirnya Healthtalk keren ini harus selesai, sebelum
berpisah dilaksanakan photo session. Banyak manfaat saya dapati, tentu
memperkaya pemahaman baru. (wassalam)