Adegan Film Super Didi (Sumber gambar ; twitter (at)Film_SuperDidi) |
Siang
ini saya bergabung, dalam acara mini confrence Film Super Didi di lantai 12
gedung Sarinah Jakarta Pusat. Hadir Reymund Levy (Produser) Hadrah dan Adiska
(Sutradara) dan Budita (Script Writer). Sementara cast yang hadir, sejumlah
nama tenar Vino G Bastian, Karina Dilla, Sandy Pass Band dan Ira Maya Sopha.
Acara
berlangsung santai, diwarnai gelak tawa apalagi saat Ira Maya Sopha berkisah
perannya sebagai Oma. Kisah dan tokoh dalam Film Super Didi, adalah real dan
ada dalam keseharian. Hal ini disampaikan Rey sang produser, Hadrah, Budita,
dan diulang oleh Vino serta Ira Maya Sopha.
"Saya
ingin seluruh anggota keluarga bisa pergi ke bioskop menyaksikan film ini"
harap Rey "selama ini mungkin ada film yang mengkhususkan untuk dewasa,
atau khusus anak-anak"lanjutnya.
"tokoh
dalam film ini ada wujudnya, saya ditantang menvisualisasikan" ujar Hadra
"jadi ini menarik beda dari film saya sebelumnya"
Sementara
Budita cukup surprise, saat bertemu kali pertama dengan produser. Ternyata
keduanya adalah teman lama, sepuluh tahun lebih tidak bertemu.
Empat
pemain tak ketinggalan, bercerita pengalaman memerankan tokoh demi tokoh dalam Film
Super Didi. Vino yang (saya yakin) menjadi magnet bagi penonton, sangat
antusias saat disodori naskah. Sementara Karina Dilla yang belum menjadi ibu,
sanggup masuk menjadi ibu yang protektif dan "cerewet". Hingga
teman-temannya terkecoh, menyangka karina Dilla sudah berkeluarga dalam
kehidupan nyata.
Nama
Ira Maya Sopha sudah tak asing sejak saya SD, dengan peran legendaris Cinderella. Kini empat dasawarsa sudah, perjalanan
karir beliau di dunia entertaintmen. Gayanya yang ceplas-ceplos, mengundang tawa
peserta miniconfrence. Termasuk saat dicomplain nenek asli dari dua pemain
cilik Anjanique dan Aviella,
"mereka cucu eike kok deket- deket ama ye" ucapnya kocak
Saya
pribadi ayah dari dua anak, cukup tersentuh dengan penuturan Sandy. Anak Band
yang juga penyiar Radio, menceritakan kedekatan dirinya dengan anak-anaknya.
Betapa sang anak berlari menyambutnya, saat mendengar mesin mobil penanda sang
ayah datang.
Suasana mini confrence (foto dari akun twiter Hermini) |
Jadi Ayah yang Dekat Anak itu Seru !
Saya
sepakat dengan kalimat ini, karena saya sendiri merasakan peran sebagai ayah yang kebetulan
tak menjaga jarak dengan anak-anak.
Mendengar
penuturan Sandy, tiba-tiba saya jadi ingat sebuah buku tentang Parenting. Sang penulis
dulu seorang penyanyi, kini memiliki yayasan bergerak di bidang pengasuhan.
Adalah Neno Warisman, yang pernah menulis buku "Menjadi Ayah Bintang".
Buku inilah yang merubah mindset saya
sebagai ayah, berharap semakin terpatri kuat dengan hadirnya Film Super Didi.
Saya
boleh cuplikkan sedikit ya, pada sub judul "Ayah Sejati"
Terkisah seorang
ayah didatangi anaknya yang sudah dewasa.
"Ada
keperluan apa kau kemari, wahai anakku?" tanya sang ayah penuh kasih
"Ada urusan
keluarga, ayah" Jawab sang anak
Maka Sebatang
lampu kecil (alat penerangan satu satunya) yang menyala di ruanganpun
dipadamkan. Hanya dengan satu tiupan mulut sang pemimpin besar, menjadi gelap
gulita ruangan itu
"Kenapa kita
bicara dalam gelap begini, ayah?" tanya anaknya tidak mengerti
"Kita tidak
menggunakan fasilitas negara untuk mengurus persoalan keluarga. Bicaralah
anakku, apa persoalanmu?"
Petikan mutiara
kisah terjadi pada masa lalu, sang ayah adalah Khalifah Umar Ibn Abdul Azis,
Khalifah kelima, dengan putra beliau yang datang menghadap. Beliau raja yang
amat mengagumkan, sampai datang waktu wafatnya, serigala tidak memakan ternak.
Keamanahan beliau dalam menjalankan kepemimpinan mengguncangkan jiwa, menoreh
kebenaran yang dianut dan diwarisi oleh para pejalan keadilan
Penggalan kisah
sarat hikmah berulang, pada masa yang berbeda. Seorang bapak tentara yang
bermobil milik negara. Sedang menjalankan tugas, melewati pintu sekolah. Seorang
anak kecil menghadang, namun bagai tak peduli mobil terus melaju.
Ketika berselang
waktu sang anak protes saat dirumah, dengan bijak sang ayah menanggapi
"Lha kamu itu siapa? Bapak sedang pakai mobil dinas, Nak. Nggak mungkin
Bapak pakai untuk urusan pribadi" jelas sang Bapak tegas dan pasti.
Pemuda kecil yang
sedang berdialog, kelak menjadi pemain watak dan amat tersohor. Menerima
beragam piala untuk beragam perannya sebagai aktor, sejarah mematri namanya
sebagai salah satu sutradara emas. Beliau memiliki sikap berseni yang kuat,
karena sekuat keteladanan ayahnya.
00o00
Cukilan kisah
masa lalu dan masa kini, namun benang merahnya sama. Film Super Didi, menurut
saya adalah representasi dua kisah tersebut dalam wujud layar lebar.
Wahai para ayah,
yuk menjadi ayah keren dan kekinian. Caranya, rangkul anak-anakmu dan libatkan
diri dalam hidupnya.
"Justru ayah
punya peran membentuk karakter anak-anaknya" cetus Vino
"Ibu saya
sempat mengajak ngobrol serius, Saya menyesal anak-anakmu kamu beri waktu
sisa" cerita Sandy
(ah kenapa ya
saya rasakan, kalimat demi kalimat Sandy daleeeem dan mengena)
Spesial menyambut
hari Kartini, pada 21 April 2016 Film Super Didi akan tayang di Bioskop seluruh
Indonesia. saatnya hari Kartini adalah perayaan, bagi persembahan ayah untuk
kaum ibu. Yaitu menjadi ayah super, bersedia dan menyediakan diri hadir utuh
bagi anak-anaknya. (salam)
Foto Bersama member KOPI dengan cast Super Didi (sumber gambar group WA Kopi) |