Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan

11 Mar 2017

Cintai Buah Lokal



Buah Sunpride -dokpri
Masih terekam di benak, ketika usia belum genap sepuluh tahun. Ayah mengajak saya dan kekak, berkunjung ke rumah Pakde. Bangunan model Joglo berdinding papan kayu jati, dua rumah berhimpit sungguh luas dan megah.
Halaman dengan hamparan hasil panen, tumpukan gabah memenuhi teras dan separuh rumah depan. Masih ada kebun di samping dan belakang rumah, tumbuh aneka pepohonan rindang dan subur berbuah.
Anak anak Pakde terpaut jarak usia, tak ada yang mengajak bermain. Sebagai saudara sepupu kami tak begitu akrab, hanya duduk mendengar dua orang tua berbincang.
Rumah besar berbanding terbalik, dengan rumah orang tua saya sendiri. Rumah kami sangat sederhana, perpaduan papan sebagian tembok dan bagian belakang anyaman bambu.
Ayah seorang guru SD, ibu membantu dengan berjualan di pasar. Jangankan merasakan hasil panen, sepetak sawah saja tak dimiliki. Kebun sekedarnya di samping rumah, tumbuh pohon pisang, pepaya dan ditanami singkong.
"Sana, metik sawo, mangga atau jambu" Bude mencairkan kebekuan
Tawaran sangat menarik, pelepas "mati gaya" selama berkunjung. Saya dan kakak berhamburan, menuju kebun luas membebaskan perasaan tertekan. Kakak jago memanjat, lebih gesit dan berani dibanding saya.
Selain pohon melinjo, ada pohon berbuah seperti mangga, sawo, tumbuh pohon lebih langsing yaitu jambu klutuk. Rasa senang tak terganti, ketika pulang bisa membawa buah hasil petik sendiri.
Melihat kegemaran kami, ayah menanam pohon rambutan dan pohon Jambu. Ayah punya inisiatif mencangkok, dari batang pohon jambu di kebun Pakde. Buah jambu biji mengandung serat, kaya vitamin A untuk kesehatan mata. Jus jambu biji berkhasiat, membantu penyembuhan demam berdarah dengue.
Buah lokal kala itu merajai pasaran, bisa dibeli dari pasar atau hasil petik dari pohon sendiri. Harganya juga sangat terjangkau, tanpa perlu pikir panjang sebelum membeli.
-0o0-
Sunpride -dokpri
Keluarga kecil saya, tinggal di kota penyangga Megapolitan. Ibukota dan daerah sekitarnya, relatif minim tanah kosong dan daerah resapan. Perumahan dibangun dengan ukuran standar, memiliki taman sekedarnya mustahil ditanami pohon besar. Memenuhi kebutuhan konsumsi buah, tak ada jalan kecuali dengan membeli.
Setiap pergi ke supermarket atau Pasar modern, aneka buah berlabel sunpride tampak mendominasi. Pisang, jeruk baby, apel, melon, nanas, buah naga, semangka tampil begitu sempurna.  Tanpa sadar menanam kesan di benak konsumen, label Sunpride adalah jaminan buah berkualitas.
PT. Sewu Segar Nusantara (SSN) atau Sunpride, telah menjalin kerjasama dengan Universitas Padjajaran Bandung dan Asosiasi Logistik Indonesia.
Mengembangkan sistem rantai pasok sayuran dan buah, pengembangakan meliputi petani dan kelompok tani. Menugaskan satu lulusan Fak.Pertanian Unpad, mendampingi kelompok tani binaan Sunpride.
Guna penerapan SOP dalam menanam dan pasca panen, penggunaan packing house untuk petani binaan, dan memberi pelatihan bagi petani. Sunpride melihat potensi besar, industri Hortikultur Indonesia lebih dikembangkan. Strategi branding yang tepat, menjadi kunci sukses sebuah produk.
Konsumsi buah lokal membawa dampak, paling dekat dan nyata adalah membantu petani buah Negri.
Kalau bukan kita yang peduli dan empati, siapa lagi yang membantu petani buah negeri sendiri.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),  sangat membutuhkan gandeng tangan semua pihak. Agar produk dalam negeri mampu bersaing, dengan gempuran produk luar negeri. Konsumsi dan mencintai buah lokal, ibarat mengejawantah perasaan mencintai bangsa. 
Langkah ini kelihatan kecil, dimulai dari diri dan orang terdekat. Namun kalau ditularkan pada kerabat, sahabat, tetangga, teman, komunitas, organisasi dan seterusnya tentu akan membesar. 
Kalau dilakukan masif secara bersama dan konsisten, niscaya buah lokal akan menjadi raja di negeri sendiri. -salam sehat-
Sunpride -dokri

8 Mar 2017

Ingat Pisang Ingat Sunpride



Pisang Sunpride -dokpri
Sudah bukan rahasia lagi, brand Sunpride identik dengan Pisang Cavendish. Padahal kalau membuka sedikit saja pengetahuan, ada beberapa jenis buah lain berlabel Sunpride.
Hal ini tak lepas dari sejarahm sejak berdiri PT. Sewu Segar Nusantara (SSN) pada tahun 1995. Pada mulanya SSN focus pada Pisang Cavendish, belum ada buah lain ditangani.  Kemudian tahun 2003 berkembang, ekspansi pada jenis buah lokal lainnya. Pada tahun 2005 kembali melakukan terobosan, melakukan pengembangan dengan buah impor.
Komposisi buah lokal, yaitu 75% dari perkebunan di Lampung. Pada prosentase 15 %,  merupakan buah hasil sistem lokal partnership, sisanya buah impor sebesar 10 %.  Produck lokal partnership mencakup  buah Melon, Pisang Mas, Pepaya California dan Jeruk baby.
Lebih spesifik Produk Sunpride

  • ditanam di kebun sendiri dan sister company
  • Panen sepanjang tahun
  • Penerapan standar penanaman dan Proses Pasca Panen
  • Kualitas Terjaga

Khusus Pisang Cavendish, pembibitan dilakukan dengan metode kultur jaringan. Pisang jenis Cavendish, ditanam diatas lahan seluas 2.200 hektare. Mulai proses pembibitan sampai masa panen, membutuhkan waktu sekitar satu tahun.
Masa panen dikerjakan sangat teliti, buah pisang tidak boleh jatuh ke tanah. Pun quality control begitu berperan, dilakukan pencucian secara berkala dengan  diganti air. Hal ini dilakukan, untuk membersihkan getah agar bersih serta bebas jamur.
Pisang dipilih dan dipilah, sesuai standart untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Selain tampil dalam bentuk per-sisir, ada pisang single yang dikemas plastik. Demi memudahkan konsumen memilih, kalau kebetulan ingin lebih simple dan praktis.
Single Banana Cavendish -dokpri
Standart Product meliputi

  • Kemanisan
  • Tingkat Kematangan
  • Kualitas
  • Pisang Cavendish yang tampil menawan, dijamin bebas obat kimia atau disuntik apalagi diberi pewarna.
Hasil panen sunpride ditest secara berkala, setiap enam bulan sekali sample dikirm ke Scofindo. Hal ini dilakukan, untuk menjaga product Sunpride benar-benar aman.
Tahap penyimpan sangat diperhatikan, dengan menjaga kelembaban udara (H2o), temperatur, sirkukasi udara, kebersihan, cara simpan, O2 (oksigen) CO2 (Karbondioksida). Kondisi-kondisi ini  dijaga, sampai buah diterima oleh konsumen.
Tahap pengiriman tak kalah ketat, selalu dalam kontrol dengan tetap menjaga kelembaban. Suhu selalu dipantau, mobil juga dipantau melalui GPS sehingga terprediksi waktu tempuh termasuk kondisi lalu lintas.
Misalnya buah memerlukan waktu kirim dua hari, maka Sunpride mempersiapkan buah yang tahan lebih dari dua hari perjalanan.
Sedikit infomasi ini, membuat saya semakin melek dan paham. Mengapa Pisang Cavendish Sunpride, tampil begitu perfect dan menawan. Ternyata dibalik keanggunan pisang Sunpride, terdapat proses dan kerja keras luar biasa.
Saya jadi teringat satu kalimat "Hasil Tak Pernah Mengkhianati Usaha". Upaya maksimal SSN, membuat buah berlabel Sunpride identik dengan jaminan mutu. Konsumen tidak perlu bimbang, mengatakan dengan penuh keyakinan #BuahPastiSunpride (salam)

27 Feb 2017

Obrolan Santai Seputar Mitos Kehamilan



Ki -ka ; kartika Susanti, Rahne Putri, Dr Yuslam, Kinaryosih, Moderator -dokpri

Sebagai ayah dua anak, saya pernah mengalami bagaimana bingung mengambil sikap. Terutama menanggapi pendapat orang tua, saat masa kehamilan istri. Tentang larangan berdiri di pintu, larangan makan sambil menghadap arah tertentu. Bahkan pernah saya dapati, saudara yang hamil mandi saat bulan purnama.
Sebagai orang modern rasanya gemas, tapi tak tega menangkis keinginan tetua. Kalau coba diberi pengertian, yang dituakan merasa tidak dipatuhi wejangan. Sungguh berada di posisi tak enak, antara mau nurut atau membangkang.
Nah, saya berkesempatan hadir di acara Obrolan Santai (Obsat) ke 190. Acara diselenggarakan pada 23 Februari 2017, bertempat di Beranda Kitchen Kebayoran baru Jakarta Selatan. Mengulas tema khusus seputar mitos kehamilan, menghadirkan empat narasumber.
Narsum pertama Kinaryosih, artis sekaligus ibu dari anak usia 5 tahun dan sedang hamil 7 bulan. Rahne Putri seorang ibu blogger dan sosmed Influence, narsum ketiga Kartika Susanti dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia). Narasumber ke empat adalah dr. Yuslam Edi Vidianto Spog, beliau dokter dari Mayapada Hospital.
-0o0-
“Ketika hamil ada dua perasaan, antara amazing dan bingung dengan informasi” ujar Kinaryosih.
Saat  Kinar hamil anak kedua, rajin minum air kelapa hijau dan atau makan kacang hijau. Kinar berpikir positif saja, mungkin bawaan janin yang menurut USG berjenis kelamin perempuan.
Sementara Rahne Putri, merasa antara senang dan clues. Apalagi saat hamil pertama, keluarga terdekat paling kerap menyampaikan informasi. Baik itu mitos atau fakta, namun Rahne menampung masukan demi menghormati orang tua.
Untung suami Rahne cukup toleran, membebaskan si ibu hamil menentukan sikap. Karena ibu hamil justru menghindari stress, agar tidak membawa dampak pada janin di kandungan.
Nah, Dr Yuslam selaku ahlinya memberi jawaban.
Sebenarnya masalah mitos bisa dipandang dari sisi logika, misal air kelapa hijau itu baik karena ada elektrolit, kalium, lukosa dan vitamin. Namun pada takaran yang berlebih tidak bagus, terlalu banyak kalium akan membuat tubuh lemas. Demikian pula kalau kekurangan eletrolit, maka daya tahan tubuh akan menurun.
“Sebaiknya minum air kelapa dalam seminggu dua atau tiga kali” pesan Dr Yuslam.
Yang perlu diwaspadai bagi Ibu hamil, adalah penyakit demam dan diare yang berpotensi kehilangan carian. Ibu hamil yang kekurangan jadi lemas, ibu demam tinggi menyebabkan kemampuan jantung janin menurun.
Blogger menyimak di acara Obsat -dokpri
Menjawab pernyataan Kinaryosih, tentang konsumsi kacang hijau. Dr yuslam justru sangat menganjurkan, kacang hijau mengandung sumber karbohirat utama dan vitamin. Pola makan yang bagus itu berimbang, misalnya hari ini gizi bagus besok diturunkan.
Hal ini sangat diperlukan, untuk mengatur agar berat badan ideal. Kegemukan bisa disebabkan, karena konsumsi gizi yang tidak berimbang.
Bagimana kalau makanan ber MSG?
Dalam jumlah tertentu, MSG diperlukan untuk energi otak. Saat kita berpikir keras, energi otak sangat berperan dan digunakan. Tapi MSG dalam jumlah besar, bisa menyebabkan gangguan saluran cerna penyebab cancer.
-Kata kuncinya, adalah pola konsumsi dalam jumlah tertentu-
O,ya kawan
Ternyata daging kambing lebih aman dibanding sapi, namun sebaiknya jangan diolah menjadi sate.
Sate dipanggang dekat dengan api, protein bisa rusak terkena arang penyebab cancer. Untuk amanya konsumsi steak kambing, diolah memakai asap atau uap panas untuk mematangkan daging.  Daging kambing, memiliki kandungan kolesterol rendah, serat tinggi, vitamin lebih banyak.
Kartika Susanti akrab dipanggil Tika, menjadi pembicara keempat. Sebagai sebuah komunitas, Mafindo berisi relawan yang focus edukasi enyikapi informasi.
Hoax itu berbahaya, sudah jelas berita bohong diciptakan untuk tujuan tertentu. Hoax speutar kesehatan kadang kurang dikritisi, orang dengan cepat menyebarkan.
Nah untuk mendeteksi, apakah informasi Hoax atau bukan ada 6 P.

  1. Perhatikan Hati ; Saat menerima informasi ada kata “hati-hati” atau sejenis, sebaiknya radar hoax diaktifkan. Informasi yang membuat emosi, marah, benci, justru musti diwaspadai.
  2. Potong Rantai ; Hoax paling banyak disebar di medsos termasuk di WA, kita harus menahan diri tidak menyebarkan
  3. Periksa Sumber; Setiap informasi, sangat mudah dicros chek sumbernya. Kalau sekiranya sumbernya meragukan, sebaiknya segera diabaikan.
  4. Periksa Redaksi ; terkait dengan situs penyebar informasi, kalau tidak ada susunan redaksi dipastikan tidak kredibel
  5. Pakai Akal sehat ; Kalau informasinya tidak masuk akal, tidak usah terlalu diperhatikan.
  6. Pasang sikap kritis ; meskipun pengirim kabar orang dekat, kita musti tetap kritis. Kadang kita gampang percaya, ketika kabar disebar orang yang dikenal.
Kinaryosih ternyata pernah sekali broadcast tiket gratis, setelah itu berita bohong tidak pernah diulangi. Sejak saat itu Kinar tidak menanggapi, dengan menerapkan putus rantai informasi pada diri sendiri.
Sementara Rahne kerap mendapat hoax, justru dari wa group keluarga. Masih beranggapan “sharing is caring”, tapi tetap saja musti ada filter pad diri sendiri. Kebetulan Rahne bergelut dibidang digital, lebih aware mengedukasi lingkungan terdekat.
Dr Yuslam berbagi pengalaman, menanggapi  sebuah informasi kalau perlu saja. Selebihnya kalau tidak perlu, tidak terlalu ditanggapi apalagi Hoax.
Nah bagaimana dengan anda?
Ada baiknya setiap informasi dicros chek, sehingga ada pembanding atau penguatnya. –salam-
 

25 Feb 2017

HUT BPOM 16 Mengajak Masyarakat Aktif Melalui Call Center 1500533

sumber dari BPOM
Arus perdagangan bebas, berdampak pada mudahnya ekspor impor barang. Hal serupa tentu terjadi pula, pada penjualan produk obat dan makanan. Situasi yang tengah berlangsung, menjadi peluang pasar dalam negeri berdaya saing global. Namun pada sisi lain, menjadi tantangan pengawasan yang tidak kalah rumit.
Gaya hidup masyarakat, sangat mempengaruhi keputusan masyarakat mengonsumsi makanan. Apalagi konsumen sering terkecoh, memilih makanan berdasar citarasa penampilan. Kadang tidak terlalu berpikir panjang, tidak memperhatikan aspek keamanan bagi kesehatan.
Saya anda atau kita semua, mungkin kerap melihat anak anak kita jajan makanan di pinggir jalan. Dari mulut mungil itu, dengan lahap mengunyah makanan ringan. Harga makanan yang tak seberapa, mulut dan tangan mereka menempel serbuk makanan.
Mungkin faktor keterbatasan ekonomi, membuat masyarakat memilih makanan (yang penting) murah. Daripada anak nagis atau rewel dan merengek terus, lebih baik dituruti permintaannya. Atau akibat keterbatasan informasi, sehingga minim pengetahuan tentang makanan sehat.
Semua sebab saling tumpang tindih, menggiring seseorang membuat keputusan. Baru setelah mendengar keracunan makanan, kita bingung bersikap tidak paham mengidentifikasi makanan.
Padahal kalau mau sedikit saja belajar, pengetahuan tentang hidup sehat mudah diakses. Bisa bertanya teman atau kerabat, bisa membaca di media atau portal kesehatan. Kadang kita kurang aktif, kalau semua masih dianggap aman aman saja.
Saya sendiri pernah mendapati, anak membeli makanan ringan di warung. Setelah mencicipi, rasanya sangat gurih membuat giyung (saking gurihnya). Belum lagi warna mencolok, sampai membekas di permukaan lidah.
Sebagai orang tua, sontak melarang meneruskan makan snack tersebut. Mengganti makanan lain, yang diolah oleh istri di rumah.
-0o0-
Wujud peran serta pemerintah, hadir BPOM yang melayani dan melindungi masyarakat melalui pengawasan dalam melayani obat dan makanan dengan full spektrum. Sistem pengawasan yang ada terus dikembangkan, untuk meningkatkan performa pengawasan.
Pengawasan obat dan makanan, bukan hanya menjadi tugas pemerintah. Tapi juga didukung, dengan peran serta pekaku usaha dan masyarakat. Karena tanpa dukungan semua pihak, BPOM tidak mampu bekerja secara maksimal.
Bagi pelaku usaha, jangan sampai hanya berpikir untung saja. Memproduksi obat dan atau makanan semau sendiri, yang penting murah dan laris tanpa memikirkan resikonya. Pun masyarakat, harus mejadi konsumen cerdas. Melek tentang makanan sehat, agar terhindar dari obat dan makanan yang berisko pada kesehatan.
Upaya dilakukan BPPOM, melakukan kampanye baik melalui media cetak, online dan media social. Tak ketinggalan melibatkan netizen, dibuktikan dengan acara temu Blogger pada 21 february 2017.
Blogger diharap menjadi duta BPPOM di masyarakat, yang akan menyebarkan informasi. Sehingga bisa mengedukasi pembaca blog, sekaligus mengajak masyarakat menjadi konsumen cerdas.
dokpri
Hal paling sederhana, masyarakat paham bagaimana mengambil tindakan. Apa yang harus dilakukan, kemana melapor saat mendapati makanan berbahaya.
Masyarakat bisa menghubungi contact cente BPOM, melaui no 1500533 atau 08121 9999 533. Selain itu bisa melaui medsos, twitter @BPOM_RI dan @HaloBPOM1500533 dan FB Bpom RI.
BPOM adalah lembaga pemerintah non kementrian yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden dengan koordinasi Mentri Kesehatan. Koordinasi meliputi koordinasi dalam perumusan kebijakan yang berkaitan dengan instansi pemerintah lainnya serta menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan yang dimaksud.
Ruang Call Center BPOM -dokpri
Pengawasan Obat dan Makanan, dilakukan secara rutin dan intensifikasi/ khusus. Hal rutin dan bisa kita saksikan di berita, petugas BPOM melakukan sidak dengan mengambil sampling dan menguji makanan. Sedang pengawasan intensifikasi, kita saksikan sidak dilakukan menjelang hari raya.
BPOM tak segan mengabil tindakan, apabila sebuah produk kedapatan melanggar. Mungkin anda pernah membaca, terdapat daftar obat atau makanan dan merk yang dilarang konsumsi. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, untuk menghindari dampak fatal pada masa mendatang.

Namun sekali lagi, upaya ini tidak ada artinya tanpa dukungan semua pihak. Masyarakat diharapkan berperan aktif, karena masyarakat adalah object sekaligus subyek. Sesuai slogan BPOM, “Satu Tindakan Untuk Masa Depan, Baca Label Sebelum Membeli”.