|
Dokumentasi Foto : Upiet |
Perjalanan
dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar empat jam (include macet), akhirnya membawa langkah kaki blogger sampai di
desa Gasol Cianjur.
Saya
pribadi cukup familiar dengan kota Cianjur, nama kota ini selalu identik dengan
tanaman padi. Sebagai konsumen saya kerap membeli beras Cianjur, cukup mudah didapat
di warung dekat rumah dengan kualitas pilihan.
Memang
banyak jenis beras Cianjur dijual di pasaran, tersedia pilihan kualitas dan
jenis yang beraneka ragam. Nah kalau anda cermati, diantara banyak brand
terdapat nama “Gasol Organik”.
Perjalanan
blogger pada selasa (16/5’17), hendak mengunjungi pabrik pengolahan Gasol
Organik. Sekalian blogger’s diajak mampir ke sawah, kebun, kandang kambing
sekaligus tempat pembuatan pupuk alami.
Perjalanan
kami menuju lokasi semakin istimewa, karena disertai Pak Flaming Wong selaku owner dari perusahaan Gasol Organik. Tak
pelak sepanjang perjalanan, cerita tak pernah berkehabisan mulai dari beras
organik atau topik lainnya.
Sehingga
mobil terasa riuh rendah dengan canda, namun sesekali hanya terdengar suara
mesin, karena blogger’s sudah kelelahan alias ngantuk.
Sekilas Gasol Organik
Ketika
mobil mulai masuk daerah Gasol, saya seperti diajak pulang kampung di desa tanah
kelahiran. Melihat sekeliling, tampak hamparan sawah yang luas membentang. Pepohonan
tumbuh dengan rimbun dan rindang,
berjajar rapi di sepanjang jalan bebatuan.
Merasakan
udara yang masih sangat bersih, hidung
ini menghirup dalam-dalam oksigen bebas dari polusi. Penduduk ramah dan bersahaja,
menyapa dan berbincang dengan logat bahasa sunda kental.
Suasana
semakin menyatu, ketika melihat gabah sedang dijemur di pelataran. Mata ini
menjadi terang dan asri, sembari menikmati panganan tradisional gethuk yang
disediakan.
Gasol
adalah nama sebuah desa di kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, terkenal
sebagai salah salah satu sentra produksi beras lokal terbesar di Jawa Barat. Hal
ini cukup terkuatkan, ketika melihat struktur dan tekstur tanah plus unsur hara
di kawasan Gasol sangat bagus. Kondisi yang menguntungkan petani, mendukung Gasol
(atau Cianjur pada umumnya) sebagai penghasil beras kualitas nomor satu.
|
Pak Flaming (baju hitam) sedang berkisah tentang Gasol Organik -dokpri |
Gasol
Organik berdiri tahun 2004, diwujudkan dengan pembangunan rumah kayu oleh suami
istri yaitu Pak Flaming dan Ibu Ika.
Pasangan
suami istri ini memang asli orang Cianjur, bertekad menanam padi secara
organik. Gasol Organik sebagai penghasil olahan pertanian, selalu mengedepankan
penanaman padi varietas lokal dengan sistem budidaya secara organik.
Saat blogger
berkunjung, kami diajak ke kebun di belakang pabrik. Terdapat beraneka macam
tanaman buah dan sayuran, tanaman inilah yang menjadi sumber bahan makanan.
Kemudian sampah berupa kulit pisang, daun-daun atau sayur yang sudah tidak
terpakai dijadikan pupuk.
Selain
kebun yang ada didekat pabrik, beberapa lahan sawah juga menjadi milik Gasol
Organik. Berbagai varietas pada lokal tampak menuju pra panen, seperti varietas
Omyok, Peuteuy, Pandan Wangi dan jenis varietas lainnya.
Gasol
Organik melakukan pengadakan pupuk secara mandiri, selain di dekat pabrik ada tempat
khusus pembuatan kompos. Kira kira berjarak sekitar satu kilo dari pabrik, Bloger’s
melihat lokasi pembuatan pupuk yang berdampingan dengan kandang kambing.
Ternyata
dari kotoran kambing inilah, bisa dijadikan campuran bahan pembuatan pupuk
kompos. Binantang ternak dipelihara Gasol Organik dengan sistem kemitraan bersama
warga sekitar, melalui sistem bagi hasil setelah kambing dijual.
Proses Pembuatan Pupuk
Mula-mula
disiapkan cerobong dengan dinding yang sudah diberi lubang, kemudian dimasukkan
kayu dari bawah cerobong dan dibakar. Pada lubang bagian atas cerobong ditutup,
sehingga asap dan api dari dalam lari ke lubang di dinding cerobong.
|
Pembuatan pupuk Kompos -dokpri |
Sekam
yang sudah dikering ditata, membentuk gunungan memenuhi pinggir cerobong.
Proses ini memang dengan metode pengasapan, supaya sekam tidak terbakar dan menjadi
abu. Setelah sekam berubah warna menjadi hitam, bari dicampur dengan kotoran
ternak, ganggang atau rumput dan daun- daunan.
Nah
pupuk kompos inilah, nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi.
Saya mengangguk paham, sembari meyakini bahwa bahan-bahan ini dijamin alami. Benar-benar
tanpa bahan kimia sintetis, seperti yang terdapat dalam pupuk buatan pabrik.
Pengerjaan
pengelolaan tanah di gasol Organik, masih mengandalkan alat bajak dengan tenaga
kerbau (tradisonal). Konon tanah bajakkan kerbau hasilnya berbeda, dibanding
tanah yang diolah dengan alat seperti traktor.
Pemberlakuan
rotasi tanaman pada lahan, sawah yang baru panen padi akan diganti dengan
tanaman jenis lain. Dengan demikian tanah bisa istirahat, sehingga unsur-unsur yang
terkadung dalam tanah tetap terjaga.
Kunjungan
bloggers semakin lengkap, ketika masuk ke dalam pabrik pengolahan tepung. Saya
sempat kaget dan bingung, ketika masuk lokasi pengolahan musti melalui tahapan
yang begitu ketat.
Bloggers
diharuskan memakai sepatu khusus, melewati pintu yang dibuka dengan kode tertentu.
Kaki musti melewati proses pencucian, dua telapak tangan di sabun dengan cairan
khusus.
Mulai
dari lantai, dinding sampai langit-langit tampak begitu bersih, benar benar
terasa di ruangan yang sangat steril. Masuk ke ruangan steril diharuskan
memakai masker, lengkap dengan penutup rambut dan baju layaknya baju operasi.
Setelah
menyusuri ruangan demi ruangan, tampak ibu-ibu sebagai tenaga pegolahan bahan mentah menjadi
bahan baku. Dengan seragam khusus, tak ketinggalan memakai masker dan sepatu
booth.
Terlihat
bekerja dengan tekun di ruang berpendingin, bahkan semua peralatan dalam
kondisi super bersih. Terdapat kertas checklist di setiap bagian produksi,
setiap pekerjaan harus dijalankan sesuai dengan
SOP (Standar Operational Prosedur)
|
Dokumentasi foto - Iwan |
Setalah
masuk ke ruang demi ruang pengolahan, kemudian blogger’s naik tangga ke tempat
pengeringan di rumah kaca. Suhu yang semula dingin berubah panas, kami tidak
betah berlama-lama di ruang pengeringan ini.
Akhirnya
Bloggers berada di tempat paling akhir, melihat tepung Gasol sudah dalam
kemasan plastik. Terdapat beberapa box container, berisi aneka macam tepung
Gasol Organik yang siap dimasukkan kardus.
|
Doumentasi Foto -Iwan |
Melihat
serangkaian proses yang dilakukan, sungguh meyakinkan saya dari awal hingga
akhir dikerjakan sangat terjaga.
Mulai
dari pengadaan bahan yang berkualitas, dengan menerapkan pola penanaman alami. Sebagai
tepung murni, diproduksi tanpa bahan tambahan pangan untuk konsumsi lebih baik
dan lebih sehat.
Kini sudah
tersedia di pasaran, berbagai jenis tepung MPASI untuk bayi dan bahan olahan
makanan keluarga. Terdiri dari Beras Cokelat, Beras Merah, Sorgum, Kacang Hijau
dan Kacang Merah.
|
Sawah - dokumentasi pribadi |
Untuk
beras merah dan cokelat, memiliki kelezatan alami, saat dimasak bisa pulen
dengan aroma menggugah selera. Sedangkan untuk Sorgum, Kacang hijau dan kacang
merah dengan rasa gurih dan manis, melengkapi kenikmatan saat dikonsumsi.
Mengapa
Anda Perlu Memilih Tepung Gasol
- Benih
yang ditanam adala bibit unggul bukan hasil rekayasa
- Proses
penanaman secara organic di lahan pertanian Cianjur
- Lokasi
pabrik di sekitar lahan pertanian, jauh dari polusi udara
- Tanpa
pengawet, perasa, pewarna buatan
- Bersertifikat
HACCP ( proses produksi memenuhi standart International untuk keamanan pangan ).
Yuk
mulai aware terhadap kesehatan, dengan konsumsi bahan makanan organik. Benar
kata sebuah pepatah, bahwa mencegah lebih baik dari mengobati. –salam-