13 Jan 2025

Jangan Suka Khianati Diri – Catatan 13 of 366 – Januari 2025

Ada yang merasa, pernah bahkan kerap mengkhianati diri sendiri? 

“Hmmm, .. tapi bukankah setiap orang sayang diri sendiri?”

Saya percaya, setiap kita pasti mencintai diri sendiri. Buktinya, kita rela melakukan apapun untuk memenuhi keinginan. Berjibaku dengan kesibukan, berangkat di pagi buta, pulang saat langit sudah gelap. Itupun masih ditambah stres, melewati macet di jalan raya.

Pendek kata, apapun dilakukan diupayakan. Demi membuat diri sendiri, bisa hidup nyaman sesuka hati. Membeli apapun bisa, berkat kerja keras tak kenal lelah.

Saat pagi di akhir pekan,  tiba waktunya membayar kelelahan. Maunya bagun siang, panjang tidur bermalas-malasan. Makan dan minuman sambil rebahan, memesan menu enak diantar kurir. 

Bagi yang bujang, jam makan siang ngumpul bareng gengs. Tak ketinggalan foto bareng, untuk update sosmed. Senyum sumringah tak pernah lepas, sebelum senin kembali datang.

Eit’s tunggu dulu, sering di zona nyaman bukannya justru melenakan. Kalau tidak mawas diri, yang ada akan tergelincir.

“Page 13 of 366- Januari 2024”

Januari nyaris setengah jalan, hari hari melaju bak larinya peluru. Benar-benar, waktu sedemikian lekasnya. Yang tertinggal, adalah perasaan tanpa terasa dan tanpa terasa.

Saat menulis artikel ini, saya adalah orang yang sedang belajar konsisten. Bertanggung jawab pada pilihan, sekaligus menunaikan sebaik-baiknya. Bahwa memilih sebuah bidang pekerjaan, musti dibarengi ketekunan dan kesungguhan.

Selayaknya penjual mie ayam, rela bergerak ke pasar sebelum subuh. Membelanjakan modal dipunya, dibelikan ayam, sayuran, bumbu-bumbuan dan bahan lainnya.

Sepulang belanja disambut kesibukan baru, bersibuk di depan tungku untuk mengolah kuah kaldu. Memasak daging ayam, sampai kadar empuk tertentu. Membuat adonan bumbu, menjadi kunci kelezatan dagangan.

Tugas penjual mie ayam belumlah usai. Setelah semua matang, segera ditata rapi di gerobak atau lapak. Yang jualan keliling, musti menyiapkan energi mendorong gerobak. Yang jualan di tempat, musti mengatur tempat.

Memantaskan diri mandi bersih, menunjang penampilan dengan pakaian pantas. Tak kalah menjemukan, adalah menunggu konsumen datang. Seharian dilalui dengan telaten, melayani pembeli kadang ramai kadang sepi.

Itulah, tanggung jawab seseorang penjual mie ayam. Melalui waktu demi waktu, dalam rentang tak terbilang masa dan usia.

Saya punya tetangga penjual mie ayam, berjualan dari bujang sampai sekarang punya anak bujang. Profesi yang telah dipilih, dengan setia dijalani ditekuni.

Jangan Suka Khianati Diri – Catatan 13 of 366 – Januari 2025


Orang yang mencintai diri, adalah yang menjalani setiap pilihan dengan sungguh. Karena mengabaikan pilihan, seperti halnya menyia-nyiakan waktu. Padahal lajunya hari, tak seorangpun bisa mengganti.

Persis seperti penjual mie ayam, merajut hidup dengan seputar mie ayam. Pun pengemudi ojol, pegawai negeri atau pegawai swasta, pembuat konten, dan lain sebagainya. Marilah, mengerjakan jalan dipilih dengan sebaik-baiknya.

Page 130 of 366 bagi saya yang blogger atau pembuat konten. Seharusnya dibarengi, dengan tayangan tulisan atau video di akun medsosnya. Jujurly, saya masih belajar dan terus belajar soal tanggung jawab dengan pilihan.

Saya mengisi hari ke hari, dengan layaknya keseharian pembuat konten (yaitu menulis atau editing video). Tertatih-tatih saya menjalani proses itu, saya menganggap sebagai perjuangan kehidupan. 

Bagi saya, pekerjaan apapun idealnya sebagai medan peperangan. Yang penjual mie ayam, pengemudi ojol, guru sekolah dasar, perawat puskesmas, tukang parkir, dosen, tentara, pun pembuat konten. Masing-masing, telah tersedia lahan juangnya.

Setiap orang akan diseleksi oleh alam, yang berhasil adalah yang setia dan bersungguh-sungguh. Adalah mereka yang tahan banting, adalah yang tidak mengkhianati diri.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA