2025 di hitungan hari, bahkan
satu tangan belumlah genap jari. Saya yakin, ini pergantian tahun yang ke
sekian, telah teman-teman lewati. Cara merayakan, tergantung seberapa jauh
pengalaman tertempuh.
Kalau saya – yang tidak lagi
kategori muda--, cenderung bersikap biasa saja. Hari ke hari rasanya sama,
selalu mengantar kebaruan demi kebaruan. Hanya butuh penyikapan, agar menjadi
pribadi yang grow up.
Setiap orang berbeda latar
belakang, dijamin tidak sama soal pengharapan. Setiap asa pasti demi kebaikan,
untuk kecermalangan hari mendatang.
Saya sendiri, menghembuskan harap di saban hari doa. Tak musti di hari-hari khusus, terlebih detik-detik menuju satu januari.
Bahwa ada satu hal, selalu menyeruak
di benak saat tahun berganti. Adalah usia yang menua, adalah tantangan makin
luar biasa. Meski demikian, terselip doa tetap produktif di usia lanjut.
Dikaruniai kesehatan – jiwa raga—bersama keluarga, terus berusaha beradaptasi.
Kini anak mbarep telah dewasa, jenjang pendidikan wayahnya tingkat tinggi. Adiknya – yang perempuan-- sudah di masa baligh, membutuhkan dampingan kami orangtuanya.
Sebagai orangtua, saya dan
istri berharap panjang umur. Diperkenankan-NYA, mengantar anak-anak sampai
hidup mandiri. Sebagai penerus kebaikan, sekaligus koreksi atas kesalahan kami
orangtuanya.
Hari ini hari ketiga, dari rangkaian 366 hari di 2025. Bertambahnya usia dan pengalaman, semestinya membentuk diri menjadi lebih arif bijaksana. Betapa masih banyak amanah, musti tertunaikan. Betapa masih panjang jalan, musti dititi dan ditempuh.
Tahun 2025 masih misteri,
bagaimana jalan takdir kan di pergilir. Tetapi bahwa challenging beberapa tahun
belakangan, rasanya sangat mengasah jiwa kemanusiaan. Sunguh, kami tak punya
pengetahuan tentang hari esok.
Ya Rabb, hamba pasrah sepasrah pasrahnya. Hamba syukuri apapun, karena rahasia-MU Maha Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA