Saya pernah bergabung, di kelas menggambar milik om Dik Doank di Ciputat. Sebelum kelas dimulai, kami ditunjukkan lukisan lama milik om Dik. Adalah sketsa gambar rumah, lengkap dengan halaman dan pernak-pernik. Sekilas mirip, dengan bangunan yang kami datangi sekarang.
Menurut pengakuan mantan
presenter bola ini, lukisan tersebut dibuat sebelum membeli tanah dan membangun
rumah diatasnya. Siapa nyana pintu rejeki terbuka, sketsa bisa diwujudkan
menjadi nyata.
“Melukis itu seperti
berdoa,” ujar Om Ganteng
------
Saya pernah ikut lomba
blog, diselenggarakan sebuah maskapai penerbangan. Temanya destinasi wisata Indonesia,
yang ingin dikunjungi. Hadiahnya tiket pesawat P-P, untuk rute yang diimpikan pemenang.
Plus akomodasi, transportasi, konsumsi, selama di destinasi tujuan.
Kesempatan banget, saya mewujudkan harapan. Yaitu pergi ke danau terbesar di Indonesia, yang namanya sering saya hapal sejak sekolah dasar. Saya menyusuri folder lama, mendapatkan gambar pendukung tulisan.
Beberapa tahun sebelumnya,
saya kerap ke kota Medan. Sepanjang waktu di kota tersebut, dihabiskan untuk
urusan pekerjaan. Pernah seharian
meeting, sore capek dan kembali ke hotel.
Jalan-jalan keliling kota di malam hari, itupun tidak bisa jauh-jauh karena waktunya terbatas. Sungguh sangat tidak leluasa, menikmati Medan karena fokus di kerjaan.
Sampai-sampai saya
memendam harap, suatu saat kembali untuk mengunjungi Danau Toba. Lokasi danau
terkenal ini, lumayan jauh ditempuh dari Medan. Membutuhkan waktu khusus, tidak
bisa sekedar mampir saja.
Yes, akhirnya yang ada dibenak dijadikan tulisan. Sebisanya semampunya, merangkai kata semenarik mungkin. Didukung foto saat di Medan, dan cerita keinginan belum tersampaikan.
Bahkan Pikiran dan Ucapanmu adalah Doa
"Berusahalah mencapai harapan dengan sekuat tenaga, sunah yang akan menyertai biasanya adalah keberhasilan. Kalau kita sudah berusaha dengan keras, ternyata masih belum berhasil, berarti ada orang lain yang berusaha lebih keras.” Gus Dur
Hari pengumuman pemenang ditunggu tiba, rasa penasaran tak bisa dibendung juga. Satu persatu mengamati nama pemenang, dan nama saya tidak menjadi satu diantaranya. Bahkan untuk kategori hadiah hiburan sekalipun, karya saya tak memenuhi syarat.
Seketika sempat ada
perasaan kecewa, tetapi tak guna dan tak merubah keadaan. Toh saya lumayan sering kalah lomba, cukuplah
piawai menepis kecewa. Bukankah kalah dan menang dalam kompetisi, adalah hal
yang sangat biasa.
----
Suatu hari sebuah pesan
masuk, dari nomor yang cukup saya kenal. Menawari pekerjaan ke luar kota, dan
kota tersebut ada di seputaran danau toba. Tiga hari dua malam, saya bakal melewatkan
waktu di kawasan danau toba.
Mendapati tawaran itu,
girangnya hati luar biasa. Ibarat mendapatkan durian runtuh, datangnya tidak
disangka-sangka. Tanpa pikir panjang, saya meng-iya-kan tawaran tersebut. Kami
dimasukkan gorup koordinasi, dibagikan rundown kegiatan.
Kejadian enam tahun
lalu, masihlah saya ingat dengan baik. Saat pesawat landing di Bandara
Siborong-borong Tapanuli Utara, mata ini berbinar-binar menatap pemandangan
luar jendela. Tak henti- hentinya saya mengucap syukur, seperti sebuah harapan
yang dibayar lunas.
Menginjakkan kaki di
tanah Toba, mengingatkan saya pada kelas melukis om Dik Doank. Kemudian dikaitkan
dengan lomba menulis, yang tidak saya menangkan. Tetapi bahwa tulisan itu,
ternyata ibarat sebuah doa.
Saya merasakan
ketakjuban yang sangat, atas kehendak pemilik kehidupan. Bagi setiap hamba yang
memendam harap, jangan segan memohon kepada-NYA. Setiap manusia disaat yang
tepat, niscaya kan disampaikan pada asa-nya.
Doa bisa aneka rupa wujudnya, baik di sujud dan mengangkat tangan selepas sholat. Pun apa yang di batin, yang ada di pikiran, atau diungkapakan dalam ucapan. Tugas kita berusaha semampunya, selanjutnya biarkan semesta yang bekerja.
So, mari merangkai doa
demi doa. Dalah olah rasa, olah karsa, olah karya. Dan terus berusaha, agar setiap
doa kan menjelma nyata- aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA