Film Hutang Nyawa, menggugah rasa penasaran penikmat film. Perilisan official trailer-nya, memancing adrenalin membuka gelapnya sisi kehidupan yang jarang tersentuh. Dalam balutan sinematografi menegangkan, memperlihatkan misteri gelap keluarga Erwina, sang karakter utama.
Erwina diperankan Taskya Namya, digambarkan terperangkap ritual kelam di balik fenomena tumbal pabrik. Dengan ekspresi ketakutan, ia menyusuri ruang-ruang sunyi penuh benda misterius.
Salah
satunya pocong batik, pocong dengan balutan kain batik bernuansa coklat tua. Menjadi simbol menyesakkan, seakan mengisyaratkan nyawa yang terbelit hutang tradisi dan mistis.
Keberadaan pocong batik bukan sekadar elemen horor visual, melainkan gambaran modernitas bertabrakan tradisi mistis yang kelam.
Menguatkan
pengalaman menonton film ini, Visinema Pictures dan Legacy Pictures mengundang para komunitas film, media, KOL, dan movie reviewer . Menjadi momentum penggemar
film, lebih dekat dengan dunia Hutang Nyawa melalui instalasi photobooth .
Diproduseri Angga Dwimas Sasongko dan Cristian Imanuell, disutradara Billy Christian. Film ini bukan sekadar horor biasa, juga perjalanan emosional mengungkap sisi kelam keluarga, tumbal pabrik, dan tradisi mistis.
"Kami
ingin penonton merasakan ketegangan sekaligus memahami kedalaman cerita di
balik visualnya," ujar Billy Christian,
"Film ini mencoba menyuarakan bahwa di balik kemegahan pabrik dan modernitas, ada cerita-cerita kecil yang kerap kali dilupakan, cerita tentang mereka yang bekerja keras hingga titik darah penghabisan, bahkan harus menghadapi tumbal nyawa demi sebuah keberlangsungan," imbuh Dimas
Jangan
lewatkan kesempatan untuk menjadi saksi dari misteri yang merambat di setiap
sudut pabrik ini. Bersiaplah untuk menghadapi ketegangan yang akan menghantui
pikiran Anda, karena Hutang Nyawa lebih dari sekadar cerita horor, ini adalah
perjalanan batin yang akan terus terngiang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA