Festival
Film Internasional Rotterdam (IFFR) edisi ke-54, akan ditutup dengan epos
sejarah Perang Kota (berjudul Bahasa Inggris This City is a Battlefield) dari
sutradara dan penulis skenario Indonesia Mouly Surya.
Perang
Kota diadaptasi dari novel karya Mochtar Lubis berjudul Jalan Tak Ada Ujung, menampilkan
evolusi artistik Mouly Surya dan peralihannya kepada penceritaan sejarah yang ambisius.
Berlatar
perjuangan kemerdekaan Indonesia di tahun 1946, Perang Kota yang dibintangi Chicco
Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia. Adalah sebuah gambaran kehidupan
Jakarta di bawah pemerintahan kolonial.
Didukung plot yang terulur dinamis dan akting yang elegan, Perang Kota menyusuri sentimen manusia yang tak lekang waktu, potret akan individu dan negeri yang mendambakan kemerdekaan.
Vanja
Kaludjercic, Direktur Festival IFFR, dalam pernyataan tertulisnya menyatakan: Dengan film Pembukaan dan Penutup tahun ini, kami merayakan dua pembuat film
yang masing-masing membawa pendekatan khas mereka dalam penceritaan, dan
menunjukkan keluwesan mereka bergerak antara ranah populer dan personal.
Michiel
ten Horn adalah sutradara Belanda yang sudah diakui, dan kami merasa terhormat
menjadi tempat pemutaran perdana bagi karya terbarunya Fabula.
Mouly Surya adalah sutradara yang piawai, dan kepiawaiannya menjadikan Perang Kota sebagai sebuah masterclass dalam pembuatan film.
Film ini adalah eksplorasi anti- perang yang menarik dan diceritakan dengan presisi, dan sebagai sebuah ko-produksi Indonesia- Belanda, resonansi budaya film ini menjadi amat dalam
“Film ini mencerminkan interpretasi saya atas memori bersama negara kita dengan Belanda, secara adegan, dialog, kultur pada saat itu sangat lekat pada memori tersebut. Semacam berbagi DNA yang bisa punya arti yang juga dalam buat penonton di Belanda, tidak hanya penonton Indonesia,” jelas Mouly
Mouly
Surya dikenal dari film-filmnya yang bertokoh utama perempuan, seperti Marlina
si Pembunuh dalam Empat Babak dan, yang terbaru, Trigger Warning produksi
Netflix AS yang dibintangi oleh Jessica Alba.
Film ini diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures. Diproduseri oleh Rama Adi, Chand Parwez Servia, Fauzan Zidni dan Tutut Kolopaking.
Proyek
Perang Kota, adalah ko- produksi antara Indonesia, Belanda, Singapura, Prancis,
Norwegia, Filipina, dan Kamboja.
Perang Kota menerima sejumlah dukungan dari berbagai negara. Dukungan dari Pemerintah Indonesia diterima melalui Dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional Bidang Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Tiga
skema pendanaan diterima dari Belanda, Hubert Bals Fund: In-development,
NFF+HBF: Co-production Scheme, serta Dutch Post Production Awards yang dikelola
Netherlands Post Production Alliance, melalui ko-produser Volya Films.
Dari Singapura, pendanaan Long Form Content Grant - Southeast Asia Co- Production di bawah Singapore Film Commission melalui ko-produser Giraffe Pictures. Dari Prancis, pendanaan Aide aux cinémas du monde yang dikelola CNC dan Institut français melalui ko-produser Shasha & Co. Production.
Dari
Norwegia, pendanaan Sørfond di bawah Kementerian Luar Negeri Norwegia melalui
ko-produser DUOFilm AS. Dari Filipina, pendanaan ASEAN Co-Production Fund yang
dikelola Film Development Council of the Philippines, melalui ko-produser
Epicmedia. Perang Kota juga didukung oleh Purin Pictures dan Program Locarno Open
Doors dari Locarno Film Festival.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA