Menuju 16 tahun PT KCI ke 16, KAI Commuter mengadakan talkshow kampanye stop kekerasan seksual di transportasi umum. Acara diadakan di stasiun BNI City, dihadiri komunitas, Abang None dan penggiat commuter line.
Dalam
kesempatan tersebut, Broer Rizal, Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter,
menyampaikan, bahwa KCI berkomitmen memberikan pendampingan hukum kepada
pengguna jasa yang menjadi korban pelecehan seksual maupun kekerasan di kereta
rel listrik (KRL) Commuter Line.
Oya, KRL Commuter Line Jabodetabek telah menjadi moda transportasi publik yang populer. Hal bisa dilihat dari okupansi penumpang, terutama di jam sibuk berangkat kerja dan pulang kerja. Ramainya stasiun dan kereta, tidak jarang dimanfaatkan oknum penumpang melakukan hal-hal tidak senonoh merugikan penumpang lain. Misalnya pencurian barang, dan kerap terjadi pelecehan seksual.
Masih menurut Broer Rizal, KAI Commuter telah
melakukan sejumlah upaya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna
jasa dengan menyiagakan petugas pengawal kereta (Walka), kamera pemantau
(CCTV), hingga menyediakan Kereta Khusus Wanita (KKW).
PT KCI juga memasang penanda visual di dalam stasiun serta petugas yang terus menerus memberikan imbauan untuk bersama-sama menciptakan suasana kondusif selama perjalanan.
"Announcer
kami cukup aktif melakukan woro-woro pengumuman sebagai tindakan pencegahan.
Kemudian juga signage terkait dengan tindakan pelaku kriminal, khususnya
pelecehan seksual," ujarnya.
KAI Commuter telah memasang sebanyak 762 kamera
pengawas, tersebar di 82 stasiun di seluruh wilayah Jabodetabek. Kamera
pengawas yang memiliki kemampuan deteksi, analisis, serta pelacakan penumpang
yang diduga melakukan tindakan kriminal.
Apabila
ditemukan pelaku kejahatan, petugas memasukkannya dalam daftar target, baik pelaporan,
penahanan, atau tindakan hukum lain yang dipandang perlu. Target yang
masuh daftar black list, bisa dilakukan penangkapan fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA