Dengan
visi misiingin berfokus kepada hyperlocal market, BION Studios telah
memiliki judul film yang diproduksi. Ajeng Parameswari, Chief of Business
Stream & BION Studios,
mengungkapkan antusiasmenya terhadap beberapa proyek film tersebut.
Bahwa
beberapa film siap tayang di 2025, diantaranya Ambyar Mak Byar, Selepas
Tahlil, dan Kami (Bukan) Sarjana Kertas. Setiap film membawa cerita, yang sangat dekat
dengan masyarakat dan mencerminkan tren sedang terjadi.
“film-film ini dirancang untuk menyajikan konten yang menghibur sekaligus relevan dengan audiens Indonesia yang beragam,” jelas Ajeng.
Ambyar
Mak Byar ; dibintangi
penyanyi dangdut Happy Asmara. Bercerita tentang Seorang pemuda naif, Jeru (25)
ingin memperjuangkan cintanya kepada Bethari (24) dengan cara meraih
cita-citanya menjadi band terkenal bersama sahabatnya Rick (27), Aruna (26),
Novian (29), dan Wahyu (27) yang tergabung dalam Konco Seneng. Namun keluarga
Bethari yang tidak merestui hubungan keduanya tega menyabotase segala usaha
yang dilakukan Konco Seneng.
Happy
Asmara, pemeran utama dalam Ambyar Mak Byar, menyatakan kegembiraannya atas
dirilisnya BION Studios dan keterlibatannya dalam film ini.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari film Ambyar Mak Byar. Ceritanya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, terutama anak muda yang berjuang dengan cinta dan impian,” ungkap Happy.
Selepas
Tahlil ;
Diangkat dari IP terkenal dari Lentera Malam, diperankan Aghniny Haque. Bercerita
tentang salah satu kota di Surabaya, seorang anak ingin memakamkan jenazah
ayahnya, namun pada malam selepas tahlil jenazah ayahnya bangkit, berjalan
keluar rumah, dan menghilang di kegelapan.
Pada malam yang sama, seorang warga di Lamongan melihat penampakan sosok mayat berjalan di ujung jalan desa; sebuah desa yang terkena kutukan: ia yang lahir di desa tersebut, jika meninggal di luar desa dan tidak segera dipulangkan akan kembali pulang dengan sendirinya.
Aghniny Haque Menyampaikan rasa antusiasnya saat bergabung menjadi salah satu bintang di Selepas Tahlil. “Berakting di Selepas Tahlil rasanya seperti pulang ke rumah, karena ini masih bagian dari Visinema. Selain itu saat mengetahui visi BION Studios yang fokus ke pasar hyperlocal membuat saya semakin bersemangat untuk terlibat di film ini,” ungkap Aghniny Haque.
Kami
(Bukan) Sarjana Kertas, diadaptasi
dari novel bestseller karya J.S. Khairen yang bercerita tentang tiga pemuda
medioker ingin segera dan dengan mudah mendapatkan ijazah sarjana, yakni dengan
cara masuk kuliah di Kampus UDEL, sebuah kampus swasta yang berbiaya murah
namun tak jelas kualitasnya, tapi menemukan kenyataan bahwa seorang dosen
perempuan muda bin nyentrik bertekad mengubah sistem pembelajaran sebagai
penegasan bahwa Kampus UDEL bukanlah sekadar penghasil sarjana kertas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA