Home

28 Agu 2024

Cara Mengendalikan Diri Saat Lapar


Saat bujangan dan punya penghasilan, kebiasaan makan saya berubah. Tidak hanya makan di jam utama, tapi nyetok camilan. Di kamar kost, selalu saja ada wafer, biskuit, roti kering atau apapun buat ngemil malam hari.

Kalau Ramadan makanan bertambah-tambah, mulai ta'jil yang double (minuman dan gorengan). Setelah maghrib baru makan besar, ditambah minum ice buah. Selepas sholat taraweh, ada saja makanan disantap.

Kebiasaan lepas kendali konsumsi makanan, membuat bobot tubuh berlebihan (alias obesitas). Tapi saya nyaman-nyaman saja, hingga berat ini mencapai satu kuintal. Dan ujungnya saya sakit, sakit yang lumayan parah kala itu.

------ 

Acara Healthy Takshow, bersama dr Grace Judio membawa pencerahan. Bahwa soal munculnya rasa lapar, ternyata bisa dipengaruhi beberapa sebab. Dan secara teori, ada cara mengendalikan diri pada lapar.

Dengarkan sinyal perut ; Lapar pusatnya di perut, jadi kenali tanda lapar hanya melalui perut saja. Misalnya lketika usus berbunyi -Kruk, kruk-, waktu makan telah tiba. Jangan perhatikan signal lapar yang lain, misal dari lapar mata, lapar mulut atau hidung, dan sebagainya. 

Pentingnya Relaksasi ; Kalau tidak ingin lapar mata, lapar hidung, lapar mulut, ya hindari penyebabnya. Misal selesai beli makanan yang diperlukan, langsung pulang tidak usah menoleh kanan kiri.

Contohnya ,

Saat melihat makanan lezat, keputusan terbaik sesaat ya langsung disantap. Tapi kalo mau berpikir ke depan, maka kita harus berpikir target lebih besar tentu tidak baik untuk berat badan.

Baiklah, diujung artikel kembali saya ingin bertanya lagi tentang 2 kasus yang saya tulis di atas. Jika anda berada pada dua kondisi disediakan makanan, yaitu saat pulang kerja malam dan meeting sehabis makan siang. Apa jawab anda?

Saya yakin jawaban anda tetap yang ideal, tapi disertai pengetahuan dan kesungguhan. Salam hidup sehat dan terus semangat. (salam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA