Saat bujangan dan punya
penghasilan, kebiasaan makan saya berubah. Tidak hanya makan di jam utama, tapi
nyetok camilan. Di kamar kost, selalu saja ada wafer, biskuit, roti kering atau
apapun buat ngemil malam hari.
Kalau Ramadan makanan
bertambah-tambah, mulai ta'jil yang double (minuman dan gorengan). Setelah maghrib
baru makan besar, ditambah minum ice buah. Selepas sholat taraweh, ada saja
makanan disantap.
Kebiasaan lepas kendali
konsumsi makanan, membuat bobot tubuh berlebihan (alias obesitas). Tapi saya
nyaman-nyaman saja, hingga berat ini mencapai satu kuintal. Dan ujungnya saya
sakit, sakit yang lumayan parah kala itu.
------
Acara Healthy Takshow, bersama
dr Grace Judio membawa pencerahan. Bahwa soal munculnya rasa lapar, ternyata
bisa dipengaruhi beberapa sebab. Dan secara teori, ada cara mengendalikan diri
pada lapar.
Dengarkan sinyal perut ; Lapar pusatnya di perut, jadi kenali tanda lapar hanya melalui perut saja. Misalnya lketika usus berbunyi -Kruk, kruk-, waktu makan telah tiba. Jangan perhatikan signal lapar yang lain, misal dari lapar mata, lapar mulut atau hidung, dan sebagainya.
Pentingnya Relaksasi ; Kalau tidak
ingin lapar mata, lapar hidung, lapar mulut, ya hindari penyebabnya. Misal
selesai beli makanan yang diperlukan, langsung pulang tidak usah menoleh kanan
kiri.
Contohnya ,
Saat melihat makanan lezat, keputusan
terbaik sesaat ya langsung disantap. Tapi kalo mau berpikir ke depan, maka kita
harus berpikir target lebih besar tentu tidak baik untuk berat badan.
Baiklah, diujung artikel kembali saya ingin bertanya lagi tentang 2 kasus yang saya tulis di atas. Jika anda berada pada dua kondisi disediakan makanan, yaitu saat pulang kerja malam dan meeting sehabis makan siang. Apa jawab anda?
Saya yakin jawaban anda tetap
yang ideal, tapi disertai pengetahuan dan kesungguhan. Salam hidup sehat dan
terus semangat. (salam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA