Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu di wilayah DKI Jakarta, merupakan gugusan
kepulauan berpenduduk lebih kurang 20.000. Terdiri dari sebelas pulau, yaitu Pulau
Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil,
Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Lancong
Besar, Pulau Sebira.
Selain
Pulau berpenghuni, beberapa Pulau dijadikan sebagai pulau wisata. Terdapat
nama, Pulau Onrust, Pulau Sepa, Pulau Bidadari, Pulau Matahari, Pulau Kelor,
Pulau Putri, dan sebagainya.
Saya
beruntung, bergabung di Blogtrip Pesona Indonesia Kementrian
Pariwisata. Bekerjasama dengan Kompasiana, dalam rangkaian perjalanan Pesona
Bahari. Tulisan sebelumnya, adalah ulasan perjalanan mengekplorasi Pulau Bidadari
Maka eksplorasi bersama arkeolog Candrian, selanjutnya menuju ke pulau Onrust. Btw, Pak Candrian telah menulis buku, "Onrust: Pulau Tanpa istirahat yang Telah Istirahat" 1990 dan Buku "Kapal Mitologi" 1991.
Pulau Onrust
Dengan
perahu kayu bermesin diesel, dari Pulau Bidadari kami menuju Onrust. Tak sampai
tiga puluh menit membelah laut, sampai juga
kami di Pulau tujuan. Sebuah mushola kecil dan warung makanan, tak jauh dari
tempat perahu bersandar.
Menjejak
di Pulau Onrust, kita disuguhi pemandangan reruntuhan bangunan dan
puing-puingnya. Dinding tebal tinggal separuh, dengan bekas sekat ruangan
tersisa. Beberapa papan berisi keterangan, tertanda Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.
Membaca papan keterangan, menjelaskan bangunan bekas gudang mesiu, barak karantina haji, tempat kamar pemandian umum, pagar anti tikus. Satu areal Pemakaman Belanda diberi pagar pembatas, layaknya pemakaman umum.
Satu situs dengan bekas pondasinya, yaitu bangunan kincir khas Belanda. Kini dibuatkan duplikasi kincir angin, di pinggir pulau menuju tempat perahu berlabuh.
Onrust
berasal dari Bahasa Belanda artinya "Tak Pernah Beristirahat". Sumber
lain menyatakan, Onrust diambil dari salah satu nama penghuni pulau ini. Konon adalah
bangsawan keturunan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis Van der Walck.
Penelitian arkeologi mengungkap sejarah Onrust, melalui struktur pondasi Benteng Onrust seluas 2/3 pulau dan 2 kincir angin. Selain struktur, juga ditemukan pecahan keramik sisa perbengkelan dan sepatu besi.
Tahun
1800 Inggris memblokade Batavia, pertama kali mengepung Onrust dan sekitarnya.
Setelah Pulau dihancurkan, tahun 1803
dibangun oleh Belanda. Peristiwa serupa terjadi tahun 1810, Inggris lagi menghancurkan
Onrust. Pada tahun 1828 kembali dibangun oleh Belanda, melibatkan tenaga dari
China.
Pada tahun 1911 Pulau Onrust berubah fungsi, menjadi tempat Karantina Haji sampai tahun 1933. Saat itu perjalanan laut, sebagai sarana calon jamah Haji menuju Tanah Suci.
Sebuah
bangunan dengan arsitektur Belanda, berada ditengah reruntuhan dengan jalan
ber-paving menuju museum. Memasuki Musium, kami melihat benda peninggalan masa
lampau.
Meja kayu di tengah ruangan, dengan kubus terbuat dari kaca diatasnya. Menyimpan peta Pulau Onrust, lengkap dengan kilas sejarahnya. Di ruangan lain masih ada kubus kaca, menyimpan pecahan gerabah, keramik hasil Eksvasi Pulau Onrust.
Perjalanan
kami berakhir di areal pemakaman Belanda, masing-masing dengan batu ceper sebagai
penanda. Satu batu ceper di satu makam menuliskan, atas nama Anna Adriana Duran
putri Bastian Duran. Lahir pada 19 Desember 1763, tertulis dibawahnya meninggal
pada 19 September 1772.
Pada
Pulau Onrust pula, diyakini sebagi tempat makam Tokoh DI/TII S.M Kartosuwiryo.
Namun secara spesifik lokasinya masih misteri, untuk memastikan harus melalui
serangkaian penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA