Semasa kecil, saya punya tetangga dengan bibir sumbing. Beliau cukup
percaya diri, berbaur, bergaul, dan bersikap sewajarnya. Beruntung tidak ada
warga yang julid, sehingga pemilik bibir sumbing tidak merasa dikucilkan.
Tetapi saya yakin, masih banyak orang sumbing yang minder. Karena kurangnya
support system, dari orang-orang terdekat di lingkungan sekitar. Akhirnya mereka
memilih menutup diri, tidak ingin bergaul dengan orang lain.
Adalah Rahmad Maulizar, pemuda kelahiran tahun 1993 di Meulaboh Banda Aceh.
Seorang pekerja sosial, yang giat menerbarkan senyum dan harapan untuk orang
dengan sumbing. Rahmad menyediakan diri mendampingi, penderita bibir sumbing
dan langit-langit mulut.
Dalam kehidupan di keseharian, Rahmad sudah sangat akrab dengan masyarakat miskin. Nyaris sebagian besar waktunya, untuk menggeluti dunia sosial dan filantrophy. Kegiatan yang notabene, menuntutnya berinteraksi dengan warga memiliki keterbatasan finansial.
Aksi sosial Rahmad makin solid dan kukuh, ketika mendapatkan dukungan penuh
sang istri. Rahmad semakin bersemangat, bergabung Smile Train Indonesia (area Aceh) sebagai
relawan bibir sumbing. O’ya, Smile Train adalah badan amal internasional,
memberikan operasi gratis untuk perbaikan sumbing.
Di Aceh sendiri, Smile Train Indonesia bekerjasama dengan RS Malahayati Banda Aceh. Tercatat sudah lebih dari 3.200 pasien bibir sumbing dan langit-langit mulut, ditangani hingga pertengahan tahun 2019.
Rata-rata 40 pasien setiap bulannya, dioperasi dokter ahli bedah plastik, Dr. M Jailani, SpBP-RE (K) . Dokter yang telah menjadi mitra Smile Train Indonesia, untuk Provinsi Aceh.
Merekahkan Senyum dan
Harapan bagi Anak Sumbing di Aceh
Rahmad Maulizar sendiri, selama 18 tahun juga menjadi penderita bibir sumbing. Beruntung pada tahun 2011, bisa menjalani operasi gratis dan berhasil. Sejak saat itu senyum sempurna dimiliki Rahmat, rasa percaya diri mulai bangkit. Bermula dari senyuman itu, harapan baru tumbuh termasuk menemukan pasangan hidup.
Sempat merasakan tidak enaknya menyandang bibir sumbing, Rahmad bertekad ingin membagikan senyum kepada lebih banyak penderita bibir sumbing. Caranya dengan bergabung sebagai relawan Smile Train, guna merangkul saudara senasib sepenanggungan.
Upaya Rahmad tidak tanggung-tanggung, rela berkeliling hingga penjuru desa
di Provinsi Aceh. Tujuannya satu, yaitu mengajak pasien sumbing didampingi keluarga.
Untuk datang ke rumah sakit, untuk mendapatkan pelayanan operasi bibir sumbing
gratis.
Bagi Rahmad, senyum sangatlah berarti bagi penderita sumbing dan langit-langit mulut. Karena bibir penderita sumbing cukup kesulitan, mengekspresikan rasa bahagia di wajahnya. Dan tidak jarang, mereka mengalami perudungan.
Padahal penderita bibir sumbing, sangat bisa diobati dengan operasi
plastik. Namun lagi-lagi keterbatasan finansial, menjadi sebab tidak punya
akses mendapat tindakan operasi. Sebagai eks penderita sumbing, Ramhad terketuk
hati untuk bergerak.
----
Smile Train, ibarat sebagai penerang harapan Rahmad dan penderita bibir
sumbing di Aceh. Rahmad berusaha keras, merangkul semua penderita bibir
sumbing. Secara berkala turun hingga pedalaman, guna mendata sebanyak mungkin
penderita bibir sumbing dan langit-langit mulut.
Bersama Smile Train, Rahmad telah menjelajahi semua Kabupaten/ Kota di Aceh. Dengan cepat menindaklanjuti, setiap ada informasi keberadaan penderita bibir sumbing dan langit-langit mulut. Agara penderita bibir sumbing bisa lekas ditangani, sehingga mempercepat merekahnya senyum kebahagiaan.
Penderita bibir sumbing yang berhasil menjalani operasi, ibarat mendapatkan
energi baru. Mereka tampil lebih percaya diri, bergaul berbaur di tengah
masyarakat. Kesehatan mental mereka akan terselamatkan, memiliki kesempatan
meraih masa depan yang lebih baik.
Dan tak ada hal yang lebih membahagiakan Rahmad, selain melihat anak-anak atau penderita bibir sumbing, tersenyum lepas dan menjalani kehidupan penuh percaya diri.
“Kita tidak akan berhenti, dan terus
menjelajahi belahan Aceh hanya demi membantu anak-anak Aceh khususnya mereka
yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing melalui operasi,” ujar Rahmad
penuh semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA