Kera Ngalam alias Arek Malang,
kalian musti bangga punya Ahmad Hasyim Wibisono. Pemuda dengan kepedulian
tinggi, kepada orang-orang yang kurang mampu. Hasyim adalah CEO Pedis Care
Malang Jawa Timur, sekaligus Dosen di Fakultas Keperawatan Universitas
Brawijaya Malang.
O’ya, Pedis care adalah klinik
atau rumah rawat luka, berfocus pada perawatan luka dan sloma. Pedis care juga
merupakan bidang usaha atau bisnis, dengan produk utamanya adalah pelayanan
kesehatan di luar rumah sakit.
-----
Kesehatan adalah kebutuhan utama manusia, sudah seharusnya menempati skala prioritas teratas. Karena dengan badan sehat, kita leluasa bergerak dan berkarya. Meski pada kenyataannya, tidak semua orang mendapat akses kesehatan memadai.
Terutama kalangan bawah, dengan kategori penyakit tidak menular (PTM). PTM membutuhkan pengobatan intensif, dengan biaya yang tidak sedikit. Pasti puyeng tujuh keliling, bertambah parah saat memikirkan biaya pengobatan.
Banyak pasien diabetes kelas
bawah, tidak ditangani dengan semestinya di rumah sakit. Biaya perawatan
penderita diabetes tidak murah, karena bahan yang spesicific dan tidak tercover
skema BPJS. Kemudian lukanya semakin parah, bahkan mau tak mau kakinya harus
diamputasi.
Kondisi ini yang membuat Hasyim prihatin, mengingat dirinya lahir dan besar dari warga kelas bawah. Ayahnya sebagai staf TU Unibraw, ibunya guru MTs setingkat SMP. Tetangganya adalah penjual cilok, bakso, tukang parkir, dan sebagainya. Sedari kecil, hasyim bergaul di lingkungan ekonomi bawah.
Sebagai anak tunggal, harapan
orangtua tertumpu padanya. Maka sejak belia, Hasyim belajar mandiri, mencari
jalan keluar untuk kesulitan yang dihadapi. Saat kuliah di Jakarta, Bekerja sebagai tenaga paruh waktu di enam kampus.
Hasyim yang tertarik di bidang pelayanan, mengikuti pelatihan perawatan luka. Dari pelatihan tersebut, meraih sertifikat perawatan luka dan terapis stoma dari World Councel of Enterostomal Therapists (WCET) di tahun 2012.
Pada 2015 terpantik ide, mewujudkan
program pengobatan murah untuk diabetes. Dengan skema subsidi silang, agar
pasien ekonomi lemah dirawat dengan biaya murah.
Guna tambal sulam biaya pengobatan, Hasyim bekerjasama dengan beberapa yayasan sosial. Mengadakan seminar amal berbayar, hasilnya digunakan untuk pembiayaan diabetes pada pasien tidak mampu.
Satu prinsip dipegang Hasyim, bahwa
semua pasien diabetes harus mendapat penanganan optimal. Selain tidak mematok
biaya, pasien kalangan bawah bisa dimasukan skema donasi. Bagi pasien dengan
kemampuan terbatas, dimasukan skema subsidi silang.
Dalam sebulan rata-rata ada tiga atau empat pasien, sebagai penerima manfaat program ini. Dalam satu tahun tidak kurang 50 pasien diabetes, sebagai merasakan manfaatnya. Jumlah tersebut tidak sampai 10% , dari pasien yang datang berobat ke Pedis Care.
Kepedulian Kera Ngalam Pada Orang Kurang Mampu
Penderita Diabetes
Pedis artinya kaki, mengingat
penderita diabetes yang terluka di bagian kaki. Padis Care sebagai wujud
kepedulian Hasyim, pada orang dengan luka di bagian kaki. Berangkat dari
kepedulian, menekan biaya pengobatan dicarikan solusinya.
Sampai ditemukan metode pengobatan caregiver, perawat mendatangi rumah pasien. Metode ini sangat efektif, meniadakan biaya sewa kamar dan makan karena opname di RS. Selain itu juga memangkas biaya transportasi, pasien tidak perlu bolak balik ke rumah sakit. Mengingat keterbatasan mobilitas penderita, belum lagi musti diantar keluarga.
Di sisi lain motode caregiver sangat
solutif, menampung lulusan keperawatan. Memnatu tenaga perawat, tidak bekerja
di luar kompetensi. Hal ini terbukti, di
awal Pedi care berdiri, hanya tiga orang. Kini sudah memiliki 55 perawat,
terbagi menjadi 18 perawat di klinik selebihnya mengunjungi rumah pasien.
Merawat pasien di rumah, dibutuhkan ketekunan dan kesabaran berlebih. Kalau lukanya parah, bisa sampai lima bulan merawat. Kalau yang umum, rata-rata dua setengah sampai tiga bulan sudah sembuh.
“Jadi kita siap mendatangkan tenaga kesehatan ke rumah, mulai dari perawat, dokter, bidan,hingga fisioterapi,”tutur Hasyim
-----
Bagi saya, Hasyim adalah sosok
inspiratif. Apa yang dilakukannya, memberi dampak baik (kemanfaatan) bagi orang
lain. Apresiasi Satu Indonesia Award
2019 di bidang kesehatan, rasanya pantas disandangnya.
Pengalaman hidup yang keras,
membuatnya tidak mudah menyerah. Termasuk ketika mendirikan Pedi Care, banyak
orang yang mencibir ide mendirikan klinik merawat kaki busuk. Kini semua
cemoohan dibayar tuntas, menjadi pribadi mandiri dan peduli kaum papa.
Mengantarkan Hasyim, menjadi sosok profesional sekaligus altruistik bagi
sesama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA