Salah
satu sumber kebahagiaan rumah tangga, adalah kehadiran anak. Betapa banyak
pasangan terpertahankan, karena anak. Bahwa anak, menjadi alasan terbesar untuk
mengalahkan ego. Ya, anak adalah harta tak ternilai, karena nominal angka tak
bisa mengukur kadarnya.
Namun
pada kenyataannya, tidak semua di dunia ini berlaku ideal. Tak sedikit,
pasangan menyia-nyiakan buah hati. Kehadiran anak tak diinginkan, sampai ada istilah
"anak haram". Anak yang keberadaannya, dianggap aib sehingga
ditelantarkan.
Tak
dipungkiri, banyak anak yang tumbuh tanpa pengasuhan layak. Ayah dan ibu
bercerai berai, bergumul dalam konflik tak berkesudahan. Bahkan ada anak yang
sengaja ‘dibuang’, tumbuh tanpa mengenal siapa orangtuanya.
---
Saya
pernah, berkesempatan datang ke Lembang Bandung. Kota dengan udara bersih dan
segar, berasa mudik ke kampung halaman. Pagi itu tampak rerumputan basah, penanda
hujan baru saja reda di sekitaran Bosca.
Saya di SOS Vilage's Lembang, tempat anak-anak "kurang beruntung dalam pengasuhan". Tampak Pak Greg Hadi Nitihardjo, Pak Anna Jaes Tiano, Pak Trisno, Pak Deden, menyambut kedatangan kami. Dan tak ketinggalan wajah-wajah lugu dan polos, membersit bahagia.
Desa
Anak SOS, adalah organisasi non profit
yang concern terhadap anak-anak beresiko
dalam pengasuhan. Organisasi yang memperjuangkan hak-hak dasar anak, khususnya
dalam hal pengasuhan.
"Keluarga adalah bagian penting bagi seorang anak, maka keluarga harus dikuatkan untuk melindungi anak-anak," ujar Pak Greg hadi Nitihardjo, National Director SOS Chlidren
Desa
Anak SOS juga merangkul masyarakat sekitar, setidaknya ada 3 komunitas dibentuk.
Adalah Ibu wangsih, keluarga binaan yang setiap hari membungkus krupuk. Setiap
pax bungkus besar (isi 20 bungus kecil) si ibu mendapat upah 450 perak.
Kemudian nenek Sri dan suami, dibina untuk menanam bibit di lahan pinjaman ITB. Sang suami bekerja serabutan, menerima order servis atau pembuatan sumur bor.
Saya betah di Desa Anak SOS Lembang, mengajarkan banyak tentang kehidupan. Bahwa hidup mustilah memiliki kemanfaatan, sebagai ladang kebaikan saat kita tiada kelak. Khairunnas anfa uhum linnas, "Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya". (salam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA