Keikhlasan itu dimulai dari kesabaran
Siapa yang tak kenal dengan Nabi Ayyub AS, semua pasti kenal
Nabi yang diuji dengan sakit yang panjang
Sampai umatnya melecehkan,
"mana Tuhannya Ayyub, masakan dia Nabi dibiarkan oleh Tuhannya sakit begini"
Istri Nabi ayyub pergi,
Hartanya tidak bersisa
Namun Ayyub AS
Geming ia atas semua keadaan
Bersangka baik pada Tuhannya
Suatu hari, seekor kutu yang tinggal di kulit kepala Ayyub
Tergelincir jatuh saat Nabi Ayyub bersujud
Nabi Ayyub mengambil binatang kecil yang makan kulit kepalanya itu
Lalu mengembalikan ke kulit kepalanya
Seraya berkata, "Ya Allah, sungguh aku tahu Engkau tak pernah menyia-nyiakan kesabaraan hamba-MU. Dan aku tak tidak pernah kecewa dalam berhara[ padaMU"
Nabi Ayyub ikhlas diberi
sakitnya itu,
Sabarnya bagaikan motor raksasa
Penggerak turbin raksasa yang
membuka akses
Hubungan yang tak terbayangkan
Karena sabar dan ikhlas itulah
Maka Allah sembuhkan sakit Nabi Ayyub AS
Hartanya dikembalikan, istri dan keluarganya kumpul kembali
Sempurna Allah memberikannya
Ikhlas, membuat kita sangat
ringan
Dalam mengurangi harta kita
sebagian sebagian
Ikhlas membuat kita mengharapkan
pujian dan sanjungan
Hanya dari si pemberi
keihlasan
Bukan dari manusia, bukan dari
perusahaan atau lembaga apalagi keluarga
Ketika kita menjalankan perintahaNYA dan kita berkata
"Ya Allah andai ini bukan karena perintah Engkau dan aku berharap balasan dari Engkau
sungguh ini berat bagiku. Aku keluarkan hartaku, sementara aku sendiri membutuhkan itu
Namun aku tetap jalankan karena aku mengharap balasanmu"
Itulah Ikhlas, bukan seperti kebanyakkan orang
Memadankan iklhas dengan (Maaf) perbuatan ke belakang
Karena ikhlas adalah mahkota
kebaikan,
Bahkan setan dan iblis
sekalipun tak mampu mengalahkan
Pertanyaannya sekarang adalah
Bagaimana Nabi Ayyub, Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf dan Rasulullah seru sekalian alam
Tetap istiqomah dalam ujian dan cobaan
Jawabnya sederhana
"amal baik mereka langgeng tak tercela"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA