Ada satu kejadian, yang tak pernah saya lupakan. Sebuah pengalaman, perpaduan kejadian menyenangkan dan memalukan. Tepatnya, di hari pengumuman pemenang lomba blog, yang diadakan brand buah ternama.
Alhamdulillah banget, dari
sekian banyak peserta (alhamdulillah) nama saya nyangkut. Mengingat
penyelenggara brand buah, hadiah disediakan cukup mazing. Adalah buah seberat
badan pemenangnya, hanya menyesuaikan tingkatan kemenangan. Saya yang juara
tiga, mendapat sepertiga dari bobot badan.
Ketika itu saya sedang
gemuk-gemuknya, terbayang dong, berapa box buah dibawa ke rumah. Setelah
pengumuman, saya diminta masuk di kotak timbangan besar. Satu kota di seberang,
diisi dengan aneka buah sampai saya terangkat naik.
Disaksikan banyak orang, panitia
bekerja dengan sigap. Memasukkan sekardus demi sekardus buah ke dalam box, demi
mengimbangi bobot tubuh ini. Satu dua box isi semangka besar, nyatanya tak
mengangkat timbangan. Menyusul melon, nanas, apel, pisang satu kardus penuh,
jambu dan seterusnya.
Sampai box keempat timbangan hanya bergeser sedikit, dianggap belum memenuhi kuota takaran sebagai pemenang. Pengunjung yang mulai riuh, bertepuk tangan dan tertawa kebar, Entah saya disemangati, entah saya diledek –hehe.
“Tambah-Tambah- Tambah - Tambah” suara itu
serentak. Saya tersenyum bingung, antara
malu atau senang mereaksi yel yel pengunjung. Panitia mengambil lagi semangka ukuran
super jumbo, dimasukkan dalam box kelima dan barulah timbangan terangkat.
Sungguh, saya mulai deg-degan. Berharap semangka di box kelima, menjadi penyelamat rasa malu. Semoga box kelima, menjadi box terakhir dan mengeluarkan dari kotak timbangan.
Harpan itu terkabul, kotak timbangan
yang tak menyisakan tempat itu terangkat. Akhirnya saya keluar, dan sorak sorai
perlahan mereda. Meski senyum dan sisa tawa, masih terdengar di sana sini.
Setelah tiga hadiah untuk tiga pemenang di pisahkan, ternyata saya mendapat bagian paling banyak. Pemenang pertama dan kedua, kotak yang dibawa lebih sedikit dibanding saya (pemenang ketiga)—hehehe. Di kemudian hari kami dikumpulkan di group WA, mengingat kejadian ini selalu menerbitkan tawa.
-o0o-
Keceriaan mendapat buah paling banyak berlalu, dan saya sempat sakit kepayahan. Setalah periksa dan konsultasi dengan dokter dan ahli nutrisi, ada gelaja pelemakan hati. Dari serangkain pemeriksaan, saya disarankan “DIET”.
Kalau badan gemuk ini diteruskan, indikasi pelemakan hati bisa menjadi-jadi – saya mulai ngeri. Seketika saya tidak sanggup membayangkan, organ sepenting hati diselimuti lemak dan membuat tidak optimal bekerja.
Sepulang dari klinik, tekad saya
membulat dan harus berubah mumpung diberi kesempatan membenahi diri. Pesan ahli nutrisi terus terngiang, adalah memperbanyak
konsumsi buah dan sayuran jangan lupa olah raga.
Saya berusaha menghindari, minuman atau makanan manis. Apalagi minuman kemasan atau botol atau softdrink. Gorengan saya jauhi, diganti ngemil buah atau kacang disangrai. Membiasakan diri untuk jalan cepat atau lari, dan aktif berkegiatan fisik.
Makan juga pada waktunya,
yaitu ketika perut terdengar bunyi “kiruk-kriuk”. Sampai akhirnya menjadi
kebiasaan, tidak lupa membawa buah dan air putih kalau bepergian. Begitu
seterusnya dengan ketekunan, perubahan mulai terlihat pada bagian pipi.
Satu dua bulan berjalan, kepala menjadi tidak mudah pusing, badan tidak sering masuk angin. Sesekali makan nasi dengan porsi kecil, konsumsi gorengan sudah sangat jauh berkurang.
Saya mulai menikmati, bepergian
dengan transportasi publik. Perjalanan menuju stasiun atau halte, saya gunakan
untuk sekalian berjalan bergegas, agar kalori terbakar.
Satu tahun berlangsung, mindset mulai terbentuk, setiap datang ke acara dan ada prasmanan, otak bekerja dengan sendirinya. Ketika antrean mengular di meja makanan uatama, saya (biasanya sendirian) justru menuju meja tempat buah buahan,
Sejauh ini, saya berusaha
konsisten, menjadikan kebiasaan konsumsi buah sebagai gaya hidup, mengimbangi dengan olah raga dan memperbanyak
minum air putih. Senengnya diet, bersama
buah-buahan. –Salam Sehat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA