Beberapa jam lalu, langit dipenuhi suara riuh dengan percik warna-warni berpijar. Suara terompet bersautan di udara, meringsek ke gendang pendengaran. Ada yang bersiap melek semalaman, demi melewati detik-detik pergantian hari. Menandai penanggalan lama siap ditanggalkan, kemudian digantikan dengan yang baru.
Syah-syah saja, setiap orang berhak
men-treatment dirinya. Bebas menyikapi setiap keadaan, dan bebas memilih bagaimana
merayakan. Selama yang dilakukan sewajarnya, niscaya tak akan terjadi hal
macam-macam.
Secara pribadi, saya sudah
lama tak ikut hanyut dalam gegap gempita itu. Seingat saya hanya sesekali,
bahkan sejak dulu masih bujangan. Saya tidur di jam (biasanya) seharusnya,
bangun keesokan hari dengan kebiasaan bertahun-tahun dijalani.
Pun istri dan anak-anak, tak
menyikapi dengan laku yang beda di malam pergantian tahun. Karena detik ke
detik berjalan, sebagaimana mestinya dia harus berjalan.
Namun tahun ini ada yang beda, terutama pada hal-hal yang berkecamuk di benak. Bahwa di tahun sedang berlangsung, saya semakin dekat menuju setengah abad. Kategori usia yang sudah tidak muda, tentunya dengan tanggung jawab yang bertambah.
Bahwa anak-anak beranjak
dewasa, tentunya dengan kompleksitas masalah beranjak levelnya. Sementara hari
hari ke depan, tantangan dihadapi pasti semakin tidak main-main.
Seberat apapun hari dihadapi, nyatanya kita bisa bertahan sampai detik ini. Berarti Pencipta semesta, masih menghendaki keberadaan setiap diri. Diberi kesempatan berbenah, memetik hikmah atas setiap kejadian dan masalah.
Berproses menjadi sebaik
khalifah, untuk alasan survive sekaligus mengumpulkan bekal. Sembari sesekali
melongok ke depan, bahwa berpacunya waktu kan memendek antrian. Karena
sejatinya kita sedang menuju pulang.
Happy New Year 2023- day 1 of 365
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA