Saya sudah familiar, dengan Kampus Bisnis Umar Usman sejak beberapa tahun lalu. Ketika itu berkesempatan datang di acara Dompet Dhuafa, yang diadakan di Kampus Umar Usman Jati Padang Jakarta Selatan.
Tak terasa sepuluh tahun,
Kampus Umar Usman berdiri, telah melahirkan ratusan muslimpreneur handal. Para
alumni telah meniti jalan perjuangan, menjadi pribadi mandiri dan berdaya bagi
masyarakat di sekitarnya.
Menebarkan kemanfaatan di bumi
Alloh, menumbuhkan semangat wirausaha di manapun berada. Ibarat pepatah, di
mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
------
Membaca data dirilis Kementrian Perindustrian tahun 2021, bahwa jumlah pengusaha Indonesia saat ini
di angka 9,7 juta dari total populasi penduduk Indonesia (jumlah penduduk
Indonesia 273 juta jiwa). Secara prosentase,
jumlah pengusaha setara dengan 3,55%, artinya melebihi angka minimal pengusaha
di negara berkembang ( yaitu 2%).
Meski demikian, kalau
dibandingkan dengan negara lain di Asia, Indonesia tetaplah jauh tertinggal. Prosentase
jumlah pengusaha di Singapura di angka 8,7%, Jepang 10%, Malaysia 6%.
Menjadi tugas kita semua umat muslim, menambah prosentase jumlah pengusaha di negeri tercinta. Atau meningkatkan kualitas pengusaha, agar memiliki jiwa survival yang tinggi. Mengingat tantangan menjadi pengusaha, tidaklah ringan, pelakunya musti terus meng-upgrade diri.
Demikian setidaknya,
pengalaman yang dibagikan pengusaha muslim sekelas Mas Mono (owner Ayam bakar
Mas Mono) dan Jamil Azzani (founder Kubik), di peringatan sepuluh tahun Sekolah
Bisnis Umar Usman.
Dan kalau mau dikerucutkan lagi, dari seluruh pengusaha di Indonesia. Yang masuk daftar 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu nama pengusaha muslim (yaitu Chairul Tanjung). Sementara Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar (80-90 % muslim).
Kalau mau disetarakan, seharusnya
8-9 orang terkaya di Indonesia adalah pengusaha muslim. Fakta yang ada, sudah seharusnya
melecut semangat kaum muslim. Berproses
menjadi pengusaha tangguh, karena demikian fitrah yang musti kita junjung.
Sekolah Bisnis Umar Usman, penyelenggara pendidikan profesional, focus melahirkan pengusaha muslim (muslimpreneur). Selama sepuluh tahun, mengambil peran penting, bagi peningkatan jumlah muslimpreneur di Indonesia.
Program yang diusung bukan
program penuh teori, adalah one year program. Peserta didik mendapat praktik,
pembelajaran, dan pembekalan yang aplikatif dan komprehensif untuk menjadi
muslimpreneur.
Maka saya tidak terlalu kaget, ketika Mas Mono terpilih sebagai dosen favorit mahasiswa. Beliau telah puluhan tahun, malang melintang sebagai pengusaha ayam bakar, membagikan ilmu lapangan yang telah dialami.
Mas Mono telah merasakan jatuh
bangun dalam bisnisnya, menyatakan bahwa kegagalan sudah menjadi teman sejati
para pengusaha. Tetapi justru dari gagal tersebut, memberi banyak pelajaran,
serta membangun mental. Sekaligus mengajari sikap hati-hati, serta penuh
perhitungan sebelum mengambil keputusan.
Satu Dekade Kampus Bisnis Umar
Usman Berkomitmen Melahirkan Muslimpreneur Handal
“Umar Usman sebagai lembaga pendidikan non formal yang berfocus
melahirkan pengusaha yang berkarakter, mengambil peran sebagai wadah para
pemuda untuk berproses menjadi seorang pengusaha,” ujar perempuan yang
akrab disapa Mis Ly
Ippo Santosa, selaku inisiator dan founder Umar Usman, mengajak umat muslim untuk menjadi pengusaha. Rasulullah Muhammad SAW, sedari belia telah dilingkupi lingkungan entrepreneur. Beliau diajari berdagang sejak sembilan tahun, oleh pamannya (Abu Thalib) yang juga pedagang.
Kemudian semasa muda Rasul menjadi
pedagang yang jujur, dan menikah dengan istri yang seorang saudagar. Sungguh,
Islam begitu erat hubungannya dengan dunia entrepreneurship. Kita pengikut Baginda Nabi, musti menjadi pribadi mandiri dan tangguh di perniagaan.
Jamil Azzaini, menambahkan perlunya mengubah mindset pelaku bisnis. Dari money oriented menjadi meaning (benefit) oriented. Melangkah di dunia bisnis, musti menyertakan alasan yang rasional, memiliki hubungan emosional (ada yang diperjuangkan), dan mindset spiritual (bekerja untuk ibadah).
Selanjutnya, Jamil yang juga
seorang motivator, mengajak orang berkarya dengan tujuan menuntaskan misinya di
dunia—menebarkan kemanfaatan. Setalah
menjadi pribadi hebat, kemudian menghebatkan orang lain. Dan setiap bahwa dalam
setiap closing, musti menjadikan
orang yang berhubungan dengan kita menjadi empowering.
Satu dekade Sekolah Bisnis Umar Usman semakin lengkap, dengan pemaparan Affan Arisga. Alumni Umar Usman yang sedang giat membangun brand ‘Munim’, minuman kekinian unik yang dikemas dengan unik.
Bahwa dari sekolah Bisnis Umar
Usman, intuisi dan daya juang membangun bisnis terbentuk. Kini brand Munim
telah dilirik investor, pada tahun 2023 telah disiapkan 300 cabang kemitraan.
Materi praktek di Umar Usman yang dikedepankan, membuat peserta didik merasakan
ruh berwirausaha.
Selamat satu dekade Sekolah Bisnis Umar Usman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA