Dulu saya pernah overweight, bobot ini nyaris
diangka satu kuintal. Dengan badan sedemikian gemuk, saya pernah mengalami hal kurang
mengenakkan . Ketika menjadi karyawan baru di sebuah kantor media, kali pertama
ikut meeting dan memperkenalkan diri.
Satu teman yang usianya sepantaran, sempat bingung memanggil
saya. Pertama kali kalimat diucap adalah mas, tetapi langsung dikoreksi dengan Pak.
Padahal waktu itu saya bujangan, dan teman
ini sudah menikah dengan satu anak.
Selepas meeting saya mengakrabi teman ini, dalam keadaan becanda saya mencari tahu alasan koreksi sebutan. Teman ini mengira usia saya jauh lebih tua, dari kesan pertama melihat tampilan saya.
Saya sempat kesal, tetapi menjadikan moment ini
untuk introspkesi diri. Apakah muka ini tampak sebegitu tua, sehingga musti ada
kejadian ralat penggilan. Saya yang
keteika itu belum genap tigapuluh tahun, masih sangat pantas dipanggil mas atau
nama saja.
Kejadian semisal, sebenarnya tidak hanya sekali saya alami. Pernah saat mengurus STNK di kantor Samsat, ibu petugas semula memanggil mas, setelah melihat saya langsung diganti Pak. Pernah waktu di angkringan pinggir jalan, abang penjual melakukan koreksi panggilan.
Cukuplah saya paham sebab, salah satunya adalah perawakan
yang stereg. Kemudian saya kurang mengikuti gaya berpakaian, sehingga tampak lebih tua.
Anehnya, tak ada niat diet sama sekali. Saya bertahan sebagai pengonsumsi segala makanan, tanpa pilih dan pilah , tanpa peduli jam makan. Rasa jengkel soal ralat panggilan, hanya sesaat dan tidak mengubah apapun. Alhasil badan ini semakin melar, sampai akhirnya mengalami kejadian sangat tak mengenakkan.
Suatu malam badan ini tumbang, sangat sakit saat
digerakkan. Saya berusaha sekuat tenaga bergerak, agar darah bisa mengalir
dengan lancar. Dan siapa sangka, justru sakit di malam itu membuahkan semangat berubah.
-----
Saya pernah membaca artikel bagus, salah satu
intinya, bahwa usia bisa dilihat dari aspek kronologis dan fisiologis. Usia kronologis, usia berdasarkan tahun
kelahiran. Sedangkan usia fisiologis, usia didasarakan fungsi tubuh yang masih
baik.
Ada orang dari sisi kronologis (misal) 25 tahun, tetapi dari fisiolgis tampak lebih tua. Saya mengaitkan hal ini, dengan pengalaman ralat panggilan.
Menurut dr. Ulfi Umroni, pengasuh rubrik tanya
jawab di portal kesehatan. Bahwa tubuh
gemuk bisa menyebabkan metabolisme kurang seimbang, peredaran darah kurang optimal,
dan suplai oksigen kurang optimal.
Kelebihan berat badan menyebabkan penurunan fungsi otak, gangguan tidur, kurang bergerak dan meningkatkan stress. Dari artikel ini saya menemukan benang merah, atas rentetan kejadian-kejadian pernah saya alami dan rasakan sendiri.
Gemuk Membuat
Wajah Terlihat Lebih Tua ?
Semesta bekerja demi kebaikan manusia, setiap orang akan dipertemukan dengan kejadian yang menuntun kepada kebaikan. Tinggal si manusianya sendiri, apakah bisa menangkap isyarat semesta. Termasuk kejadian saya alami, di malam yang memilukan. Diagnosa dokter menyatakan, bahwa saya memiliki potensi pelemakan hati.
Setahun setelah diet ---
Setelah melewati kejadian demi kejadian itu, kini bersyukur
atas yang pernah dialami. Rasa sakit menyadarkan, penting menjaga pola makan dan
aktif bergerak (sesuai usia), Dan dengan penuh perjuangan, saya mulai mengatur
pola makan serta memilih asupan sehat. Siapa sangka, semua upaya berbuah hal
yang menyenangkan.
Di sebuah acara, dari arah belakang dikejutkan oleh sebuah sapaan. “Ini Agung kan” dia melihat saya dari ujung rambut sampai ujung kaki, “sekarang kok muda-an”. Kejadian serupa terulang, pun pada teman yang pernah mengoreksi sebutan di kantor media massa.
Banyak yang mengatakan, bahwa penampilan baru saya
(dengan tubuh lebih kurus) membuat tampak lebih muda. So, apakah tubuh gemuk
membuat boros muka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA