Kehadiran buah hati, pasti sangat dinantikan pasangan suami istri. Segala upaya akan dilakukan, demi kehadirannya. Morula IVF Indonesia, klinik bayi tabung terkemuka dan terbesar di Indonesia, siap membantu demi kehadiran buah hati.
Klinik yang didirikan tahun
1997, telah memiliki 11 cabang klinik bayi tabung di seluruh Indoensia. Dengan
tingkat keberhasilan *72%, pada pasien good proganatis ET D5 [ *) pada oktober
2019 di Klinik Morula IVF Jakarta]
Morula Fertility Talk Grande, diadakan di daerah Bekasi di penghujung Oktober, memberi banyak pencerahan. Saya melihat peserta pasutri, antusias menyimak materi dari dr Indra NC Anwar, Dokter Obgyn Morula IVF Jakarta.
O’ya, Morula IVF Jakarta, kini memiliki program DNAandMe.DNAandMe adalah pemeriksaan genetik dari Diagnosis Cenomics. Guna membantu identifikasi variasi genetik seorang individu, kemudian menerjemahkan maknanya sehingga menghasilkan informasi seputar kesehatan, sifat, dan karakterisitik seseorang.
Satu kalimat yang saya aminkan dari dokter Indra, (lebih kurang) dalam serangkaian proses mendapatkan buah hati, sebaiknya pasangan suami istri focus pada ikhtiar. Sementara soal prosentase keberhasilan program, diluar kuasa manusia (hanya Tuhan pemilik otoritas).
Bincang Program Hamil bareng dokter Indra NC Anwar dari Morula IVF Jakarta
Kita semua pasti sepakat, bahwa buah hati adalah pelengkap kebahagiaan keluarga. Saya sendiri merasakan, betapa kehadiran buah hati bisa merekatkan hubungan suami istri. Suami istri dengan ego-nya yang meletup, seketika padam ketika mengingat anak.
Dan manusia dihadirkan di muka
bumi dengan dibekali akal pekerti, untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
Pun soal kehadiran buah hati, setiap orang dengan tantangannya sendiri-sendiri.
Ada pasangan suami istri, yang lekas hadir buah hati, ada yang diuji dengan
kesabaran.
Dalam pemaparannya, dokter Indra Anwar menyampaikan, bahwa pasutri yang sehat dan teratur beraktivitas seksual, idealnya dalam satu tahun terjadi kehamilan. Apabila dalam satu tahun, belum terjadi kehamilan maka ada yang musti diperhatikan.
Pada prinsipnya, pembuahan sel
telur oleh sprema bisa melalui tiga jalan. Pertama pembuahan secara alami,
kedua dengan inseminasi, dan ketiga dengan proses bayi tabung. Proses bayi
tabung adalah, pembuahan yang dibantu di laboratorium, setelah menjadi embrio
baru dikembalikan ke rahim.
Koreksi belum terjadi
kehamilan setelah satu tahun pertama pernikahan, yaitu dibantu dengan bantuan penyubur
(setelah diagnosa ahli). Cara pertama ini, idealnya membuahkan hasil dalam
hitungan enam bulan. Kalau belum terjadi pembuahan, dicoba dengan inseminasi
(maksimal 3 kali) dengan jangka waktu 6 bulan.
Rata-rata prosentase keberhasilan sekitar 20 % kehamilan di tahun kedua, apabila belum berhasil sebaiknya segera memutuskan untuk bayi tabung.
Sebagai orang awam saya tercerahkan, soal mekanisme sel telur dan kaitannya masa Monopouse. Bahwa perempuan dilahirkan dengan dibekali sel telur, secara alami akan terjadi penghancuran sel telur. Proses penghancuran kita kenal masa menstruasi, dialami perempuan menandai masa baligh.
Semakin bertambah umur seorang perempuan, maka produksi dan jumlah ketersediaan sel telur terus berkurang. Hingga di masa tertentu, perempuan mengalami monopouse. Sementara kondisi berbeda terjadi pada laki-laki, setiap tujuh hari terjadi produksi sperma. Saya ingat penyanyi Achmad Albar di usia 70 tahun, istrinya yang jauh lebih muda melahirkan buah hati.
Maka dokter Indra
menyarankan, karena waktu terus berjalan dibarengi berkurangnya ketersediaan
sel telur. Sebaiknya segera mengambil keputusan, termasuk keputusan menempuh proses bayi tabung. Apalagi sebab gagalnya bayi tabung belum terpredikasi, dokter
Indra menekankan lebih focus pada usaha maksimal.
Bayi tabung adalah proses
akhir, setelah pembuahan secara alami dan inseminasi dilakukan. Dan proses
dengan campur tangan dokter, sampai pada fase pembuahan. Sementara proses
penempelan embrio ke janin, benar-benar otoritas pemilik kehidupan (yang
membuat rahim).
Suami istri musti terus memantaskan diri, melalui penerapan gaya hidup yang baik serta membentuk mindset. Bahwa kehadiran buah hati, adalah kepentingan dan kebutuhan berdua, Sehinga keduanya (suami istri) menjadi support system, seling menguatkan guna mencapai tujuan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA