Anak
adalah amanah, kehadirannya di dunia semestinya disambut suka cita. Buah cinta
ayah bunda, mereka melengkapi bahagia. Anak harta tak ternilai, karena nominal
angka tak bisa mengukur kadarnya.
Namun
tak semua keadaan berlaku ideal, tersiar
istilah "anak haram". Sungguh saya tidak tega, menulis dan mengucap kata
tersebut. Ada anak yang keberadaannya, dianggap aib sehingga ditelantarkan.
Faktanya
banyak anak tumbuh tanpa pengasuhan layak, orangtua berpisah saat anak batita. Bertumbuh
menemukan jati diri, tanpa kasih sayang ayah dan atau ibunya. Di usia belasan membrontak
keadaan, bersikap semau sendiri.
-o0o-
Lembang, udaranya bersih dan segar. Sepatu kets saya menjejak di rumput basah, menandai hujan baru reda di sekitaran Bosca. Hari beranjak senja, tetapi rasa dingin menembus pori-pori. Kaos lengan tebal menempel, tak cukup melindungi tubuh ini.
Ya,
saya di SOS Vilage's Lembang. Tempat anak-anak "kurang beruntung dalam
pengasuhan", dimungkinkan tumbuh bahagia. Bersama Pak Greg Hadi Nitihardjo, Pak Anna
Jaes Tiano, Pak Trisno, Pak Deden selaku pengurus menyambut kami. Sekilas dari
paras polos itu, bersit bahagia terpancar. Anak-anak yang diasup rasa sayang, dari
ibu asuh dan pengurus.
Desa Anak SOS, adalah organisasi non profit yang concern terhadap anak-anak beresiko dalam pengasuhan. Memperjuangkan hak-hak dasar anak, khususnya dalam hal pengasuhan. Saya berkesempatan mengunjungi Desa Anak SOS Lembang, bersua anak-anak luar biasa. "Keluarga adalah bagian penting bagi seorang anak, maka keluarga harus dikuatkan untuk melindungi anak-anak," ujar Pak Greg hadi Nitihardjo, National Director SOS Chlidren
Selain mengurus anak-anak terlantar, Desa Anak SOS juga merangkul masyarakat sekitar. Ada 3 komunitas atau 3 RW, di bawah binaan SOS Vilage's Lembang. Saya sempat ke desa pencut, berkunjung ke dua rumah binaan SOS.
Adalah
Ibu wangsih, keluarga binaan yang setiap hari membungkus krupuk. Setiap pax
bungkus besar (isi 20 bungus kecil) si ibu mendapat upah 450 perak. Menurut
pengakuannya, sehari bisa mendapat 9rb, kalau sepi mendapat 7ribu.
Kemudian ada nenek Sri dan suami, dibina untuk menanam bibit di lahan pinjaman ITB. Sementara suami bekerja serabutan, menerima order servis atau pembuatan sumur bor. "sekali panen labu bisa dapat 200 ribu, perbuah harganya seribu" jelas nenek Sri.
Berada
di Desa Anak SOS Lembang, memberi inspirasi kehidupan. Bahwa hidup mustilah
memiliki kemanfaatan, sebagai ladang kebaikan saat kita tiada kelak. Khairunnas
anfa uhum linnas, "Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya".
(salam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA