Semesta bekerja sesuai sunnatullah, tak melanggar dan tak bisa
dilanggar. Manusia dengan anugerah akal, sebagai pembeda dengan makhluk
lainnya. Manusia bisa memilih, menjadi dan melakukan apa diinginkan.
Setiap pilihan manusia tak
lepas dari resiko, akibatnya tidak bisa dilimpahkan atau diwakilkan pertanggungan.
Mekanisme kehidupan jelas tersurat tersirat di kitab suci, disampaikan oleh manusia
pilihan (baca; nabi).
Orang dengan pembawaan yang baik,
resikonya adalah diterima (banyak) lingkungan pergaulan. Orang kurang pintar
menjaga sikap, membuat orang lain tidak nyaman berdekatan.
-0-o-0-
HIV/ AIDS adalah sebuah akibat dari sebuah sebab, kehadirannya tidak datang begitu saja. Virus belum ditemukan obat, telah menjadi pandemi kesehatan seluruh dunia. Penghindaran atas orang yang terinfeksi HIV/ AIDS (ODHA), pengasingan, penolakan, diskriminasi adalah bentuk hukuman sosial.
Tak anyal, berimplikasi pada orang
peduli ODHA mendapat perlakuan serupa. Reaksi sosial masyarakat bagian dari resiko
pilihan, cara mengatasinya adalah menghadapi dengan ketegaran jiwa.
Tak hanya pada orang peduli ODHA
saja, aktivis semisal juga mengalami hal tak mengenakkan. Semoga tidak menyurutkan langkah, justru memperkuat semangat
perjuangan. Meski sangat sulit, menghadapi resiko adalah pilihan terbaik
diantara yang buruk.
ODHA sangat butuh
pendampingan, agar dirinya tidak merasa sendiri. Celah dalam jiwa yang dibiarkan kosong, akan
menumbuhkan keputusasaan. Penting bagi ODHA, memiliki tekad kuat untuk berubah.
Sepenuh kesadaran, rela melepaskan diri dari kebiasaan dan lingkungan yang lama. Sungguh-sunguh membuka lembaran, melangkah di jalan yang baru. Istilah “tidak ada terlambat untuk berubah”, musti menjadi pegangan dan membuat komitmen membulat.
Sebuah survey menunjukkan, 10 dari
4 Mahasiswa di Sulawesi takut berhubungan dengan ODHA. Enam lainnya tak tegas menjawab,
tetapi (secara tersirat) memilih menghindar dengan halus.
Maka sudah saatnya ODHA, memulai mengubah diri dengan gaya hidup sehat. Memilih pergaulan yang sehat, memilih bahan bacaan sehat, yang akhirnya membentuk pikiran yang sehat.
Demikian pula aktivis atau
volenteer, lebih giat memberi penyuluhan pada masyarakat. Agar masyarakat melek
pengetahuan, bahwa ODHA musti dibantu untuk
bangkit.
Sangat penting, ODHA memiliki komitmen kuat. Memupuk sikap optimis dalam berusaha, mengiringinya dengan sikap pasrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA