Berkecimpung di dunia blog, membuka pintu pertemanan dengan para blogger. Saya dulu mengawali ngeblog secara serius, dengan bergabung dan menulis di Kompasiana. Forum luar biasa ini, seperti rumah terbuka bagi yang ingin memasuki.
Saya ingat kali pertama ikut
Nangkring Kompasiana, sebagai warga baru disambut ramah para senior. Kemudian
admin Kompasiana yang helpfull, membuat saya tidak minder dan apalagi mati gaya.
Di Kompasiana saya merasa
menemukan wadah baru, belajar kepada senior lebih berpengalaman. Kala itu
dengan tagline sharing and conecting,
bagi saya benar-benar diimplementasikan penghuni Kompasiana.
Masing-masing Kompasianer
dengan latar belakangnya, membuat ngeblog menjadi penuh warna. Sesekali percik
permasalahan mengemuka, menjadi bahan perbincangan yang marak. Riuh dan beda pendapat yang terjadi, membuat
dinamika dan (lumayan) ada yang meningkatkan tensi.
Bagi yang suka blog competition, diberi kesempatan memenangi writing contest. Sementara bagi yang suka kumpul-kumpul, ada komunitas yang menaungi sesuai minat.
Saya yang pemula, mengamati
dan mencari referensi, tak segan bertanya ke sana-sini. Belajar bersikap siap menang
sekaligus siap kalah di lomba blog, meski tetap saja kesal atau kecewa. Mulai
ikut kegiatan di komunitas, perlahan tapi pasti menemukan lingkaran pertemanan
baru.
Menjaga Pertemanan adalah Menjaga Harta Karun
Tahun 2015 saya menjadi admin komunitas Komik, bertugas mengkoordinri acara nonton bareng (Nobar). Menjadi admin Komik, membuka kesempatan kerjasama di lingkup dunia perfilman.
Kemudian membawa saya pada
kegiatan di luar Kompasiana, yaitu launching
product, media confrence, sosialisasi
instansi pemerintah dan banyak lainnya. Membuat saya bergabung di komunitas
blogger yang lain, dengan ragam program dan kegiatan.
Dunia bloggerlah, yang
mengantarkan saya menjejakkan kaki di istana. Bersama 99 teman, menghadiri jamuan
makan siang dengan orang nomor satu di Republik ini. Bisa ngobrol dan kenalan dengan public figure,
bertukar gagasan dengan serunya bersama orang orang pintar.
Benar, rejeki memang tidak
kemana. Tetapi kita musti bisa memanfaatkan dengan baik, sehingga kesempatan bisa
menjadi jalan rejeki.
Dan jauh melebih menang kalah lomba menulis, lepas dari sekadar kumpul berkomunitas. Atau lebih dari mendapatkan materi, kemudian menambah barang atau uang saku.
Ada satu tak bisa dihindarkan
di setiap pertemuan, adalah bertambahnya daftar nama kenalan. Dari yang kenal
selintas lalu, kenal biasa, kenal baik, kenal dekat dan akrab.
Ada kalimat motivator saya ingat, "Agar dapat diterima di satu lingkungan, jadilah pribadi baik yang membuat nyaman sehingga orang lain senang". Dengan disenangi orang lain, membuka kesempatan baik datang.
Menjaga pertemanan adalah
menjaga harta karun, karena kalau tidak dijaga kita yang merugi. Kita hidup
tidak hari ini saja, esok, lusa dan hari hari mendatang akan terbentang. Dunia
terus berputar, yang saat ini berjaya bisa jadi berganti masa.
Teman-teman yang pernah kita sapa dengan baik, dimungkinkan kan menjadi jalan uluran tangan. Mereka akan suka rela membantu, mengingat budi baik pernah kita tanamkan. Ya, menjaga pertemanan bisa diibaratkan menjaga harta karun. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA