Akhir pekan lalu, saya sengaja datang ke stand bubur ayam gratis. Lokasinya cukup jauh dari Tangsel (tempat saya tinggal), yaitu di dekat pintu Tol Kukusan Beji Depok – Jawa Barat. Untuk keperluan tersebut, saya berangkat dengan kereta ba’da subuh.
Udara masih segar, dan kereta belum terlalu berdesakan.
Sepanjang perjalanan, saya bisa kebagian kursi kereta. Sesuai map saya turun di
Stasiun Depok Baru, nyambung ojol yang hanya sekira 2 kilometer-an.
Bubur ayam gratis buka setiap hari, terhitung sudah satu
tahun berjalan. Diinisiasi Sony Mahendra, berawal dari keprihatinan membaca
mural ‘Tuhan Aku Lapar’. Saya pribadi mengenal beliau, sudah jauh dari kegiatan
berbagi di Komunitas Blogger.
Saya tidak terlalu kaget, mendengar kegiatan berbagi bubur
ayam gratis. Orang baik seperti pak Sonny, mustahil betah berdiam diri dalam menebar
kemanfaatan. Dan kegiatan berbagi, ibarat jalan ninja membantu sesama yang membutuhkan.
Karena sudah janjian, rupanya stand buka menunggu kedatangan saya. Tempatnnya sangat strategis, sangat terjangkau siapapun yang melintas. Saya melihat persiapan demi persiapan, dan semua dilakukan oleh relawan. Hanya satu orang digaji, memastikan bubur ayam gratis beroperasi.
Saban hari tersedia 90 – 120 porsi bubur ayam, dibagikan kepada
siapapun yang mampir. Dan uniknya, selain makan kita juga bisa turut berbagi. Ada
beberapa donatur, yang ikut menyumbang beras, bawang goreng, minyak dan
sebagainya. Hari itu, saya mendapati
donatur menitip susu kedelai.
Antusias warga jelas tampak, dari stand mau dibuka sudah ada yang datang. Tak urung berjajar panjang antrean, untuk seporsi sarapan pagi itu. Cukup mendominasi, para driver ojek online.
Sekira satu jam, bubur ayam ludes dibagikan. Gerobak
diberesi, dan tempat mangkal dibersihkan. Seru dan seru, setidaknya itu yang
saya rasakan. Dan menjelang siang, saya diantar Pak Sonny ke Stasiun UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA