Baginda Nabi SAW bersabda, “Manusia yang paling Alloh cintai adalah yang paling bermanfaat dan amal yang paling Alloh cintai adalah bahagia yang kau masukkan di hati seorang muslim”.
Menyimak IG Live JNEWS Online di Jumat sore pekan
lalu, saya mengamini pernyataan narsum Kang Maman.
Masalah kita sebenarnya bukan rendahnya minat baca, tetapi soal terbatasnya akses atau jarak manusia dengan buku.
Selanjutnya penulis novel Re menuturkan, membaca
tidak selalu identik dengan buku, tetapi bisa melalui medsos, gadget atau media
apapun untuk membaca.
Bagi saudara kita di pelosok atau pedalaman negeri, soal akses membaca tak seberuntung kita yang tinggal di kota.
Selain susah sinyal internet, ketiadaan buku
menjadi sumber keterbatasan.
Kalau bukan kita yang memulai dan peduli, siapa lagi ?
-----
Langkah Kang Maman bukan sekedar teori, tetapi telah
dibarengi aksi nyata.
Di akun Facebook beliau, saya mendapati status saat pengiriman berdus-dus buku ke berbagai alamat di Indonesia.
Al Qur’an, Al Kitab dan aneka buku bacaan,
didistribusikan Taman Baca sampai tempat terpencil.
Kerennya adalah, pengiriman sedemikian banyak buku
disupport total oleh JNE. Biaya kirim di kisaran duapuluh jutaan, berubah
menjadi nol rupiah alias gratis.
Seketika saya merinding, menyimak IG Live kemudian menyambung dengan status di medsos.
Menerbitkan Selarik Senyum di Rumah Baca untuk Maju Indonesia
Setiap kita sebenarnya bisa bergerak, membantu sesama semampunya,
sesuai kebisaan.
Meski skalanya kecil tidak masalah, yang penting pergerakan itu ada tanda kepedulian.
Nyaris dua tahun saya menggawangi komunitas,
anggotanya blogger domisili Tangsel.
Satu diantara kegiatan telah dilakukan, adalah
donasi buku untuk Rumah Baca.
Tantangan kegiatan ini, adalah orang/ anggota komunitas tidak terlalu
antusias turut serta.
Meski sudah diumumkan di medsos,atau disebarkan di beberapa group.
Tetapi langkah tak boleh surut, saya mengajak berdonasi orang
terdekat (istri, wali murid sekolah anak, saudara ipar).
Satu dua buku dikumpulkan, hingga satu dua kardus siap diantarkan.
Beberapa Rumah Baca di Tangsel kami sambangi,
menyambung ke daerah Bogor, Cirebon, dan Purwakarta.
Meski buku yang kami berikan sedikit, tetapi selarik senyum di bibir pengurus serta adik-adik pengunjung Rumah Baca, sungguh membuncahkan bahagia.
Mereka generasi penghuni masa mendatang, yang akan membawa Indonesia maju.
Setitik kami lakukan, adalah usaha menggapai kemanfaatan sekaligus memasukkan bahagia di hati saudara sebangsa.
Semoga bermanfaat.
jangan lupa bahagia hari ini ya kak :D
BalasHapuswaaa.. mas Agung ga kontak aku,
BalasHapusaku juga punya sekardus buku untuk disumbangkan kemaren ini, tapi sekarang aku berikan ajalah ke orang yang suka ngumpulin besi tua itu
salut sama semangat berbaginya
Waaa....aku mau dong donasi ke rumah baca. Banyak buku yang bahkan masih ada plastiknya. Sebagian aku dah sumbangin ke Papua, sebagian lagi masih numpuk belum sempet disortir :D Kalau ada rencana mau ke sana, colek2 ya Mas
BalasHapusNah, ternyata pegang buku langsung itu adalah mengasyikan ya karena buktinya ini tempat - tempat baca di Tangsel masih ada kan
BalasHapusKalau buku bacaan anak kayaknya belum ada sih skrg, nanti klo bocah2 sudah aga besar, bakalan kusumbangin semua, aamiin
BalasHapusMinat baca kita gak rendah kok, liat aja di pelosok-pelosok yang mereka antusias banget kalo dapat kiriman buku. Justru akses dan fasilitas untuk memenuhi minat baca mereka itu yang bisa dibilang agak susah jadi perlu dipermudah oleh kita-kita yang ada di perkotaan yang secara akses lebih mudah.
BalasHapusWah boleh nih Mas kalo misal saya ada buku anak yg udah gak kepake bisa disumbangin ke Mas Agung. Semoga ke depannya banyak anak-anak di daerah mana pun bisa punya akses bacaan yang gampang seperti di kota.
BalasHapusSalut Mas dengan upayanya melakukan donasi buku ini, langkah yang luar biasa, pengen ikutann juga saya, ntar saya coba lihat dulu, semoga ketemu buku yang bisa ikut disumbangkan ya.
BalasHapusHappy banget deh kalau banyak yang berinisiatif untuk berdonasi buku kayak gini. Semoga inisiatifnya panjang umur dan ditiru banyak pihak di luar sana, ya.
BalasHapusDonasi buku itu menyenangkan. Dulu suka berburu buku-buku bagus dan murah di Senen, bukunya disampulin lalu dibagikan ke rumah-rumah baca. Tapi sekarang sudah lama ga ikutan. Semoga upayanya terus konsistem kak Agung karena memang buku itu penting bagi semua orang baik untuk sekadar hiburan atau menambah wawasan, tetap semangat.
BalasHapusKeren banget mas agung, jadi pengen ikutan donasi buku buku yang sudah tidak dipakai, next aku cari dulu yah mas
BalasHapussenangnyaaa yaa ada rumah baca gini jadi bisa mendorong literasi juga jadinya di lingkungan-lingkungan perumahan terutama minat baca anak-anak
BalasHapus