Teman-teman memperhatikan nggak, di PON XX 2021 ada cabor eSport.
Cabang olahraga baru, sebagai bukti bahwa dunia olahraga terus berinovasi menyesuaikan jaman.
Para orangtua yang selama ini biasanya marah, kalau mendapati anak main games.
Saran saya musti berpikir ulang, mencoba mencari informasi lebih banyak tentang dunia games saat ini.
Games yang selama selama ini, sebagian besar kita menganggap sebagai kegiatan iseng mengisi kegabutan.
Ternyata telah bertransformasi sedemikian rupa, bahkan bisa menjadi kegiatan sarat prestasi ibarat aktivitas tanpa batas.
Games telah menjadi salah satu cabor baru, yaitu olehraga elektronik atau eSport.
Dan saya rasa meyakini, bahwa eSport di Indonesia banyak peminat dan memiliki masa depan bagus.
Atlet eSport bisa menjadi profesi menjanjikan, layaknya profesi kekinian semisal youtuber, selebgram, tiktokers.
Selain bisa menorehkan prestasi, dari eSport bisa dijadikan jalan go nasional maupun internasional.
Kalau di cabor bulu tangkis atau sepak bola, ada wadah atau perusahaan yang membina dan mencetak atlet handal.
Terbukti telah lahir atlet profesional, mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
IndiHome mempersembahkan Limitless Esport Academy (LEAD). Adalah akademi eSport dengan konsep athlete enablement, memberdayakan dan melatih seorang gamer (player), menjadi professional player (pro-player) yang bermental atlet.
--------
Inovasi games sedahsyat ini, membuat saya berpikir ulang mau marah kalau anak minta dibelikan paket games.
Kalau sebelumnya games Mobile Legend (ML), Free Fire, PUBG, saya anggap sebagai sebab anak abai waktu dan cenderung sebagai kegiatan sia-sia.
Stigma tersebut kini terbantahkan, karena dari kegiatan nge-games memiliki benefit luar biasa.
Kalau sebelum 2020 games belum dianggap karena tidak ada urgensi, maka kini sudah termasuk olahraga bergengsi.
Menurut Dyah Rosyida, Sikrandi Gamer IndiHome, nyaris di semua device kini menyediakan games, sehingga orang bisa main kapanpun semaunya. Bahkan Indonesia, dinobatkan sebagai King of Mobile Games.
Di China standart anak bermain games adalah 2 jam/ hari, kalau melebih waktu tersebut orangtua musti ngobrol intens dengan buah hati.
Sangat mungkin anak memiliki passion di dunia games, kemudian bisa dikembangkan menjadi prestasi.
Tak dipungkiri dunia olahraga terus berkembang, kita orangtua musti beradaptasi agar tidak ketinggalan perkembangan jaman.
Para orangtua membuka mata, jangan mematahkan potensi yang dimiliki anak.
Termasuk kemampuan anak di dunia games, bisa dikembangkan menjadi pro player.
Meski tidak semua pro player adalah atlet eSport, namun setiap atlet eSport sudah pasti seorang pro-player.
Saatnya Mengukir Prestasi Melalui Dunia Games
Awalnya saya bingung ada sangkalan di benak, bagaimana ceritanya sebuah games bisa menjadi cabang olahraga.
Henov, Head Coach LEAD IndiHome, menjelaskan dengan gamblang dan sangat mencerahkan.
Coach Henov memberi contoh catur, yang relatif minim gerak fisik tetapi bisa masuk cabang olahraga.
ESport bisa disepadankan catur, meski tak menforsir tenaga dan keringat , tetapi membutuhkan keseimbangan antara kerja otak dengan kecepatan tangan.
ESport sangat memerlukan strategi dan team work, dan reaction time di cabor eSport sangat tergantung kesehatan fisik/ tubuh atlet.
Seorang atlet eSport tetap perlu rutin latihan fisik, selalu meningkatkan skill, menguasai trik dan strategi permainan, kerjasama team, disiplin, serta menjaga pola makan sehat.
LEAD sebagai wadah menempa sportsmanship atet eSport, membina talenta-talenta baru agar menjadi atlet eSport yang tangguh dan berkarakter.
So, ayah dan ibu yang memiliki anak hobi games, jangan diomelin mulu. Sekiranya bisa didukung dan diarahkan, bisa bisa dimulai dan wujudkan dari rumah.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA