Selama masa pandemi berlangsung, kita semua akrab dengan istilah WFH (Work From Home) atau SFH (Study From Home).
Terhitung nyaris dua tahun berjalan, sebagian besar waktu kita dilewatkan dengan berkutat di sekitar rumah.
Nyaris semua kegiatan di-virtual- kan, mulai dari belanja, belajar, bekerja, ketemuan dengan teman dan atau partner dan lain seterusnya.
Jadwal webinar saya lumayan, cukup hadir dan mengikuti dari teras rumah menghadap layar smart phone.
Kalaupun terpaksa keluar rumah, untuk keperluan yang sangat mendesak.
Itupun dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, selesai keperluan langsung pulang.
------
Pandemi disusul kabar menyesakkan, banyak diantara kita dirumahkan dari tempat bekerja.
Banyak perusahaan gulung tikar, otomatis
menghilangkan pendapatan pekerjanya.
Menyusul kabar duka berseliweran, baik di jagad maya maupun dunia nyata.
Laman medsos maupun toa dari masjid, seolah begitu runut dan fasih dengan kalimat “Innalillahi”.
Kabar berpulang kawan, kenalan, sahabat, kerabat, ganti berganti menghiasi hari ke hari.
Tak peduli usia tua muda, kaya miskin, laki perempuan, berpunya atau papa, tiba-tiba terdengar kabar tinggal nama.
Kesehatan menjadi sangat berarti, bahkan melebihi dari yang saya rasakan sebelumnya.
Kala itu orang terdekat mengalami sakit, sehingga saya bisa merasakan bagaimana emosi ini diaduk-aduk.
Bingung, mau ke rumah sakit banyak pasien ditolak karena melebihi kapasitas.
Saya sempat kesulitan mendapat obat, karena apotek diserbu pembeli.
Alhamdulillah kami bisa melewati hari-hari berat, belahan jiwa yang sakit kembali sehat.
Keterpurukan baru kami alami, sungguh menjadi pelajaran berharga untuk hari- hari ke depan.
Selagi badan ini sehat mustilah dijaga, dengan menerapkan gaya hidup sehat tentunya.
Karena ongkos sakit sangat mahal, apabila dibandingkan dengan menjaga kesehatan.
Menciptakan Kegiatan Bermanfaat Saat di Rumah Saja
Sejak sembuh dari sakit, saya dan istri lebih berhati-hati menjaga diri.
Kesehatan adalah nikmat tak ternilai, setelah nikmat iman yang kita miliki.
Mumpung nikmat sehat ada digenggaman, jangan disia-siakan dengan hal-hal mudhorot.
Dan kita bisa menjaganya, dari hal-hal sederhana yang bisa dilakukan siapapun dari rumah.
Beikut cara saya menciptakan kegiatan bermanfaat saat di rumah saja ;
Olahraga Ringan
Badan yang jarang bergerak (alias mager), biasanya tidak gesit dan berpotensi gemuk.
Hal ini saya alami sendiri, sampai suatu saat jarum timbangan menunjuk angka seratus.
Memiliki badan gemuk sangat tidak nyaman, saya tidak bebas bergerak, mudah kecapekan, dan punya jadwal kerokan.
Hingga satu hari saya pernah jatuh sakit, kemudian dokter menyarankan mengubah gaya hidup.
Sejak saat itu olahraga menjadi kegiatan rutin, saya kapok apabila mengalami sakit serupa.
Meski konsisten tidak mudah, saya jatuh bangun memertahankan kebiasaan baik.
Di masa pandemi olahraga adalah kegiatan saya jaga, istri juga dilibatkan setelah sehat.
Olahraga yang ringan-ringan saja, cukup gerak badan, jalan kaki, jogging di sekitaran rumah.
Memilih dan Memilah Asupan
Sekira lima tahunan, saya membiasakan diri mengonsumsi serat.
Memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi gula, minyak dan minum air putih.
Di masa pandemi kebiasaan baik saya pertahankan, mengingat serat yang terkandung di sayur dan buah mengandung vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh.
Apalagi ketika merawat orang sakit,daya tahan tubuh kita dituntut tetap prima.
Saya, istri dan anak-anak juga mengonsumsi multivitamin, yang terdapat dalam suplemen.
Semua yang kami lakukan adalah bentuk ikhtiar, agar badan tetap sehat dan bisa berkegiatan dengan baik.
Membuat Kegiatan Bersama
Dulu keluarga saya abai dengan berjemur, padahal tahu kegiatan ini banyak manfaatnya.
Ketika matahari sepenggalah, keluarga kecil kami keluar rumah merasakan hangat sinar matahari.
Sembari berjemur, saya membersihkan rumput, istri menyapu halaman, kadang bercocok tanam.
Ibarat sekali dayung dua pulau terlampaui, akhirnya tumbuh pohon cabe dan istri tak perlu belanja saat membuat sambal.
Menciptakan Kebersamaan Bekualitas
Anak-anak sekolah dari rumah, saya bekerja dari rumah, apalagi istri sebagai ibu rumah tangga setiap hari banyak di rumah.
Kebersamaan yang ada kami nikmati, untuk menjalin kedekatan satu dengan yang lain.
Si Sulung mondok jadi jarang pulang, kami banyak ngobrol dan bertukar pendapat.
Pun dengan adiknya yang menjelang baligh, si ayah ingin lebih dekat dengan gadis kesayangan.
------
Bahwa setiap kejadian yang ada di dunia ini, saya sangat yakin tidak ada yang sia-sia.
Mengandung hikmah luar biasa, bisa dipetik oleh orang-orang yang berpikir.
Situasi pandemi mengantarkan banyak pelajaran, untuk berbenahi diri menjadi pribadi lebih baik.
Menjaga nikmat iman dan nikmat sehat, ternyata bisa dilakukan dari hal sederhana di sekitar kita.
Semoga bermanfaat.
Situasi pandemi ini buat sebagian orang menjadi lahan pekerjaan baru ya mas
BalasHapusBertahan 2 tahun di rumah saja ketemu terus dg anggota keluarga itu memang butuh kreativitas ya om, biar nggak cepat bete satu sama lain. Luar biasa ya kita, se introvertnya orang kalau bener2 di rumah terus bisa suntuk. Semoga kita semua selalu sehat. Thanks tipsnya.
BalasHapus