Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan Jakarta Film Week, festival film berskala Internasional di Jakarta, pada 18 - 21 November.
Agenda peluncurannya sendiri, diadakan pada Rabu (25/8) secara daring, dihadiri oleh Gumilar Ekalaya selaku Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Ekky Imanjaya sebagai Festival Board, Rina Damayanti selaku Direktur Festival dan Lisa Siregar yang menjadi Program Koordinator.
Meski di tengah situasi pandemi, Jakarta Film Week diharapkan menjadi ajang showcase bagi pembuat film untuk bertemu dengan penontonnya.
Dengan demikian, festival ini akan membuka kesempatan berkarya, memperluas jaringan, serta menemukan potensi-potensi baru di tengah kondisi terbatas pasca pandemi. Daan diharapkan sebagai bagian dalam penguatan ekonomi pasca pandemi.
“Dengan mendukung industri film dan pelakunya lewat festival ini, Disparekraf DKI Jakarta menunjukkan langkah nyata mendukung ekonomi kreatif kembali bangkit pasca pandemi. Kami berharap ini bisa menjadi momentum untuk menguatkan lagi industri perfilman, karena industri film di Indonesia merupakan salah satu potensi industri film yang besar di dunia,” ungkap Gumilar Ekalaya.
“Dengan festival bertaraf internasional ini,
diharap dapat memperkuat daya saing film Indonesia di forum internasional.
Selain itu, Jakarta Film Week juga ingin mengajak para sineas untuk beradaptasi
dengan berbagai tantangan dan bentuk baru sebagai upaya bersama membangun
kembali industri film.”, tambah Rina Damayanti.
Dua program utama dalam kegiatan ini, yaitu, program pemutaran film dan program non pemutaran film. Program pemutaran film di Jakarta Film Week, akan memutarkan film panjang dan film pendek dari Indonesia dan Internasional.
Kemudian masih dibagi lagi dalam 2 kategori: kompetisi dan non kompetisi.
Kategori kompetisi, Jakarta Film Week memiliki tiga
penghargaan yaitu; Global Feature Award (penghargaan film panjang internasional
terbaik), Direction Award atau (penghargaan film panjang Indonesia terbaik) dan
Global Short Award (penghargaan film pendek internasional terbaik).
Pembuat film dapat mendaftarkan karya filmnya paling lambat hingga 30 September 2021.
Film-film yang terpilih, akan dibagi ke dalam dua kategori: kompetisi atau non kompetisi, yang akan ditayangkan secara daring dan diputar langsung di bioskop.
Program non pemutaran dari Jakarta Film Week akan
berisi Jakarta Film Fund, Masterclass, Talks, Community serta Exhibition dan
Showcase. Jakarta Film Fund adalah kompetisi ide cerita yang bisa diikuti oleh
khusus warga DKI Jakarta. Pendaftaran ide cerita telah dibuka dan akan ditutup
pada 12 September 2021 mendatang.
Para dewan juri akan memilih 5 cerita terbaik, akan mendapatkan dukungan dana produksi sebesar Rp 30.000.000,-.
Pemenang juga akan mendapat mentoring dari pembuat film professional, movielab penyutradaraan, penulisan naskah dan penyuntingan gambar.
Semua film yang telah selesai diproduksi akan ditayangkan pada saat festival berlangsung di November mendatang.
Selain memberikan pelatihan untuk para profesional, dalam program Masterclass juga akan menghadirkan para profesional di bidang industri film dan narasumber yang berpengalaman di industri film internasional.
Karena itu program non pemutaran film lainnya diharap dapat menjadi ruang bagi komunitas film untuk memperluas jaringan dan bertukar pengetahuan dengan para ahli untuk mengembangkan proyek film dan organisasinya masing-masing.
Jakarta Film Week diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia, terutama di Jakarta agar semakin berkembang baik secara wacana, keterampilan juga pengembangan jaringan.
Selain itu dapat menjadi pemicu bagi industri film di daerah lain untuk semakin berkembang sehingga bisa meningkatkan kualitas industri film di Indonesia secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA