Setiap orang punya fase hidup, bagian yang hanya untuk diri sendiri jalani. Memutuskan hal penting, berpengaruh pada hari-hari di depan. Sayapun demikian, ada tahap yang selalu membekas. Menerbitkan aneka kontradiksi, tak hentinya menyelimuti hati.
Kadang ada rasa sesal, meragu dan gamang melangkah, tetpi otak waras ini mencoba menepiskan. Kegalaian yang bertubi menghunjam ulu hatiku, berusaha kuatasi bersama datangnya hari baru.
Setiap orang punya fase hidup, bagian yang hanya diri sendiri bisa merasai. Menarik ulur kuda-kuda pertahanan, memantik kekawatiran yang tak ada guna. Sementara di situasi yang saat ini, tak ada cara selain mempertajam intuisi. Tak ada kata terlambat, membangun mimpi meski berada di masa penuh pergolakan.
Dua tahun pertama setelah keputusan itu, kegamangan tak lekas hilang. Dan kini nyaris satu dasawarsa sudah, tanpa terasa terlalui sudah. Meinimbang hati memang bukan perkara mudah, kemantapan selalu timbul kemudian tenggelam. Setiap orang punya jatah waktu, maka jadikan yang tersisa menjadi kemanfaatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA