Kebanyakan kita, pasti pingin punya berat badan ideal kan. Leluasa memilih baju apa, tak kesulitan mencari ukuran pakaian. Kalau diambil gambar, tidak perlu menahan nafas demi menutupi buncit di perut —hehe.
Meskipun pada kenyataan, keinginan tidak seiring dengan tindakan. Makan semaunya, pola hidup kurang sehat selalu diterapkan.
Gorengan menjadi kesukaan, asupan yang manis manis tak lupa disantap. Masih ditambah lagi dengan malas bergerak, enggan berolahraga rutin.
Patokan lapar ada di mana-mana, mulai di lidah, hidung, mata, jadi makan sudah tidak terjadwal karena lost kontrol.
Misalnya, lapar karena mata adalah tak tahan melihat warna warni makanan. Mulai hijau cendol, merah syrup, putih susu dan seterusnya. Tidak peduli meski minuman cendol, (misalnya) memakai pemanis buatan atau batu es dari air mentah.
Ketika sedang jalan-jalan melintasi rumah makan, mendadak “SENGGG” aroma harum makanan mampir. Gara gara hidung makan kaki berbelok langkah, akhirnya makan lagi padahal belum lapar.
Lapar lidah bisa terjadi, saat maksud hati ingin incip-incip sedikit saja makanan. Tapi apa daya, ujung lidah mencecap taste nikmat. Niatnya incip seujung sendok, akhirnya sekalian satu piring dihabiskan.
Setiap kita, sepertinya membutuhkan moment yang bisa membalikkan pikiran. Sebuah kondisi, yang bisa menguatkan tekad dan mematahkan alasan malas diet.
Yes, saya mendapati moment tersebut. Yaitu ketika jatuh sakit, kemudian dokter menunjukan hasi rontgen.
Kalau saya tidak segera mengubah gaya hidup, pelemakan hati yang ada di depan mata bisa terjadi kapanpun.
Tidak ada cara lain, kecuali saya sendiri yang menghentikannya dengan cara mengganti gaya hidup dan kebiasaan mengonsumsi makanan.
Sesi konsultasi dengan ahli nutrisi, ibarat berada di padang oase yang mencerahkan. Pikiran ini dibukakan, tentang makanan yang tidak ramah bagi badan.
Kemudian ditunjukkan, bagaimana sebaiknya mengatur konsumsi makanan, sehingga bisa dicerna dengan baik.
Sehingga saipati makanan, bisa diserap dengan baik oleh tubuh dan tidak menimbun di di bagian tertentu di badan penyebab gemuk.
“Saya musti berubah”, bisik benak ini membulat.
Membenahi Pola Pikir untuk Keberhasilan Diet !
Manusia hidup, dikomandani oleh apa yang ada di pikiran (yang dipengaruhi qolbu). Manusia ditakdirkan sebagai makhluk mulia, karena dibekali akal pikiran.
Ketika otak sudah disetting, maka pengaruh dari luar bisa ditanggulangi. Ketika otak diisi informasi yang membangkitkan semangat, maka semua kendala akan diterjang.
Rutin berolahraga, bagi sebagian orang menjadi kebiasaan yang memberatkan. Bayangkan saja, ketika sedang mager tapi dipaksa bergerak.
Menahan konsumsi makanan kesukaan, tentu butuh perjuangan ekstra untuk melawan diri sendiri. Cake plus taburan keju atau lumeran cokelat di atasnya, sangat menggoda penggemarnya.
Tapi kalau seseorang focus pada “BIG GOAL”, maka kendala apapun pasti dilawan dengan sekuat tenaga.
Kesehatan akan menjadi prioritas, dibandingkan dengan kesenangan sesaat yang letaknya di perut. Berpikir jauh kedepan, akan melunturkan segenap beban yang terlihat berat.
Orang yang punya big goal sehat, dia dengan ringan berolahraga meski melelahkan. Rela selektif menginsumsi makanan, demi menghindari muasal penyakit.
Diet adalah tak ubahnya seperti mengubah pola pikir, agar bisa memilih dan memilah makanan masuk ke lambung, agar bisa memilih kegiatan menguntungkan badan.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA