Pic by Sam Azhar |
Hallo sobat sehat, sudah tau belum, kalau Hari Ginjal Sedunia
diperingati setiap hari Kamis Minggu Kedua Bulan Maret. Dan tahun ini,
bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2020.
Blogger turut memperingatinya, di kantor Kementrian
Kesehatan, seklian dengan diadakan Talkshow “Hari Ginjal Sedunia- Kidney Health
for Everyone Everywhere”.
Jangan salah paham dulu yes, peringatan Hari Ginjal
Sedunia, bukan berarti memperingati layaknya ulang tahun kelahiran. Tetapi sebagai cara, untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya fungsi ginjal bagi tubuh kita.
Kalau kita sudah sadar, maka akan berusaha
mengetahui faktor resiko, memotivasi tindakan pencegahan dan edukasi tentang
penyakit ginjal.
Narasumber Hari Ginjal Sedunia 2020, adalah
dr.Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH, beliau dari Perhimpunan Nefrlogi Indonesia
(PERNEFRI), divisi Gijal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSUPN
dr. Cipto Mangunkusumo.
Pada pemamaparannya, dr Pringgodigdo, menyampaikan,
bahwa fakta tentang penyakit ginjal kronis, merupakan penyebab kematian dini no
16 di dunia. Merupakan penyakit katastropik nomor 2, setelah penyakit jantung.
Melansir data Riskesdas 2018, bahwa 4 dari seribu
penduduk di Indonesia menderita gagal ginjal. Sementara BPJS 2018, telah
menghabiskan dana 24 Triliun untuk biaya gagal ginjal.
-----
Saya punya paman (dari garis ibu), menjelang
berpulang terkena gagal ginjal. Kala itu, beliau musti rutin cuci darah dua
minggu sekali.
Tak terbayang kesedihan di hati bibi dan sepupu
saya, mereka musti menyiapkan biasaya cukup besar untuk sekali cuci darah
(setiap dua minggu sekali)
Ginjal kita, yang bekerja untuk mengeluarkan sisa
produk dari tubuh, yang menyeimbangkan cairan tubuh dan memproduksi sel darah
merah.
Kalau tiba-tiba idak berfungsi, pasti penderitanya
akan sengsara. Setiap datang waktu cuci darah, wajah paman terlihat pucat pasi.
Ginjal juga berfungsi, mengatur tekanan darah,
menyaring 120- 150 liter darah, serta mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan
tulang dan gigi.
Maka, apabila semua fungsi penting itu tidak
berlaku, tentu akan mengakibatkan datangnya penyakit ginjal kronis.
Melihat semenderita itu (alm) paman, maka
peringatan Hari Ginjal Sedunia 2020, menjadi kesempatan saya membuka mata dan
mengetahui tanda dan gejala penyakit ginjal kronis.
Adalah tekanan darah tinggi ; perubahan
frekwensi da jumlah buang air kecil dalam sehari ; adanya darah dalam urin ;
lemah serta sulit tidur ; kehilangan nafsu makan ; sakit kepala ; tidak dapat
konsentrasi ; gatal ; sesak ; mual dan muntah ; bengkak terutama pada kaki dan
pergelangan kaki serta kelopak mata pada pagi hari.
dr dr.Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH, moderator, dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes- dokpri |
Sangat perlu, kita melakukan pemeriksaan fungsi
ginjal, untuk melihat kadar kratinim, ureum, Laju Filtras Glimerutus (LFG). Serta
melakukan peeriksaan urin, untuk melihat kadar akbumin atau protein.
Bila sudah diketahui indikasi tersebut, sebaiknya
segera kontrol darah pada penderita diabetes, dan kontrol tekanan darah pada
penderita hypertensi, serta jangan lupa pengaturan pola makan sesuai kondisi
ginjal.
------
Saya terbiasa bangun sebelum subuh, pagi dengan
udara yang segar, saya puas-puaskan menghirup udara dalam dalam.
Menyempatkan diri sholat berjamaah, biasanya pulang
sembari lari kecil. Sampai rumah, diteruskan sit up dan push up serta gerak
badan.
Tak ada hal lain bisa kita lakukan, selain
menerapkan gaya hidup sehat dan memilih asupan yang ramah untuk tubuh.
Seperti disampaikan dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes,
Direktur P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular), bahwa
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis. Yaitu dengan
menerapkan perilaku CERDIK.
dok- WAG |
Teman Blogger pasti sudah hapal di luar kepala, apa
itu program CERDIK yang merupakan bagian dari kampanye GERMAS (Gerakan
Masyarakat Sehat).
Yuk diulang lagi ya, Cek kesehatan secara berkala ;
Enyahkan asap rokok ; Rajin olahraga ;
Diet Seimbang ; Istirahat cukup ; dan Kelola stress.
Setiap kita musti menyadari, bahwa kesehatan adalah
tanggung jawab individu. Hanya diri sendiri, yang bisa merubah kebiasaan makan
dan gaya hidup.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan, memiliki
fungsi sosialisasi dan edukasi melalui semua kanal promosi yang dimiliki. Tetapi
musti didukung setiap individu, untuk terwujudnya masyarakat yang sehat.
Semoga bermanfaat.
Ini nih yang akan membuat kita waspada, cuci darah bikin semua berubah.
BalasHapusMuka pucat pasi, bayar cuci darah mahal dan siap-siap kematian akan menjemput. Serem.