Bersama William Sudhana- koleksi pribadi |
Minggu kedua bulan kesatu, saya mengikuti kelas
Blogger Levelup. Acara yang diadakan salah satu lembaga sosial ternama,
menghadirkan William Sudhana sebagai narasumber tunggal. Banyak insight saya
serap, terutama tentang empowering medsos.
Ya, sebagai penggiat media sosial, setiap akun medsos
yang dibuat sejatinya aset pemiliknya. Dan agar medsos memiliki dampak, maka musti
dipikirkan strategi pengelolaannya.
Seperti halnya rumah dan atau tanah, adalah aset berharga
bagi empunya. Di atas lahan bisa ditanami aneka tumbuhan produktif, yang
menghasilkan benefit untuk pengelolaan.
Dari dalam rumah, bisa diciptakan suasana menentramkan
dan penuh cinta bagi penghuninya. Melahirkan pribadi, yang siap menghadapi
tantangan di dunia luar.
------
Kalian pasti pernah mendapati, video atau postingan
atau twet yang menjadi viral. Dibicarakan banyak orang, diretweet atau di
reshare akun lain (padahal tidak kenal). Beberapa pemilik akun yang viral, sempat diundang
mengisi acara televisi dan kemudian menjadi terkenal.
Fenomena ini mengisyaratkan, bahwa konten yang ada
di akun tersebut memiliki dampak. Entah dampak baik atau buruk, tergantung
konten yang disajikan pemilik akun.
Meskipun tidak bisa dipungkiri, bahwa ada orang yang
sengaja mencari sensasi (dengan berbuat aneh-aneh) di medsos. Tak enggan melakukan
apa saja, demi namanya tetap eksis.
Misalnya membuat konflik dengan akun yang lain, masing-masing
terjadi perseteruan dan kemudian follower ikut-ikutan gaduh.
Setelah selesai dengan satu konflik, kemudian dibuat
lagi konflik berikutnya dengan akun lainnya. Belakangan ada yang ketahuan,
ternyata konflik disengaja atau
disetting. Keuntungan yang berkonflik, namanya terangkat dan berujung
pada bertambah pundi-pundi dimiliki.
Ya, akun medsos adalah aset, seperti halnya rumah
dan atau tanah (seperti say amention di awal artikel). Dan investasinya dari
medsos, berupa postingan video, caption, gambar dan semua yang akhirnya
dijadikan konten.
Bagaimana
dengan Blogger?
Blog tak beda perlakuan dengan akun Instagram,
twitter atau facebook. Blog menjadi aset seorang blogger, dan yang membedakan
satu dengan yang lain adalah isinya (konten).
Sebuah blog yang tampil unik dan memiliki konten beda,
maka semakin banyak orang perhatian dan kemudian menjadi follower.
“Mana yang lebih penting, quantitas atau qualitas?”
tanya William.
“Kualitas”, sebagian besar peserta menjawab
kualitas. Terdengar satu dua menyaut kuantitas.
dokpri |
Kalau menurut saya, kedua aspek ini musti seiring
sejalan. Sebaiknya kuantitas diimbangi kualitas, demikian pula sebaliknya.
Analoginya sederhana, bagi Blogger yang rajin
menulis secara otomatis terasah intuisi, terbiasa mengelola kata menjadi
kalimat, terdorong dalam diri berlatih diksi.
Sekali dua kali, mungkin tulisannya akan terlihat
biasa-biasa saja. Tetapi kalau setiap hari berkutat dengan tulis menulis,
niscaya perlahan-lahan akan tumbuh “rasa” di tulisannya.
Satu artikel yang dipublish, ibarat satu investasi
dari Blogger pembuatnya. Semakin banyak artikel dihasilkan, artinya semakin
banyak investasi yang ditanamkan. Bukankah nasib setiap tulisan, tergantung
dari upaya dibalik tulisan tersebut.
Sesungguhnya setiap kita, sedang bertransaksi
dengan kehidupan. Bahwa apa yang didapatkan hari ini, adalah buah dari
pekerjaan (baca investasi) yang dilakukan di masa lalu.
Pun blogger, tulisan yang diinvestasikan (ditulis) hari
ini, biarlah kehidupan yang menentukan masa panen akan menghampiri.
Kalau dalam seminggu (misal) hanya satu atau dua
tulisan dibuat, kemungkinan kaya investasi akan berkurang. Jadi, tulisanmu
adalah investasimu, jangan malas berinvestasi.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA