sumber ; bakaba.co |
Siapa tak kenal, dengan sajak “Aku” buah karya
Chairil Anwar, kemudian novel mega hits “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”
karya Buya Hamka, ada lagi kitab “Mukaddimah Ibnu Kaldun” karya Ibnu Kaldun dan
seterusnya.
Adalah beberapa contoh tulisan berumur panjang,
bahkan (bisa dibilang) telah melintasi masa. Bahkan setelah penulisnya tiada,
namun tulisannya terbukti masih hidup.
Bagi saya, tulisan ibarat buah dari sebuah
kontemplasi. Mau dilahirkan atau tidak, terserah empunya. Kalaupun dilahirkan,
akan membawa nasibnya sendiri sendiri.
-----
“Kalau sudah berusaha keras, maka sunnah yang
didapat harusnya keberhasilan. Namun,
kalau kenyataannya belum berhasil, berarti ada orang yang yang berusaha lebih
keras dibanding kita.” (alm) Gus Dur
Tugas setiap manusia, sejatinya sebatas berusaha
keras. Mengerahkan upaya terbaiknya, untuk menjemput sunatullah. Tapi ingat, di
dunia ini kita hidup tidak sendiri alias ada orang lain.
Benar petuah (alm) Gus Dur, ada orang lain yang menginginkan
hal yang sama dengan kita. Maka ketika kita gagal, bisa jadi usaha orang lain
melebihi usaha kita.
Tapi jangan galau, berhasil atau kalah bukan
segalanya. Hidup menjanjikan lebih banyak hal, daripada sekedar kemenangan atau
kekalahan. Persis seperti ajang pencaran bakat di televisi, selepas kompetisi
justru nama bukan pemenang yang bertahan.
Kita tidak berhenti pada satu peristiwa saja, kalah
dan menang hanya satu tahap saja. setelah itu ada tahapan berikutnya, yang akan
mengukirkan nasib selanjutnya.
Pun dengan menulis, saya yakin Chairil Anwar, Buya
Hamka, Ibnu Kaldun, perlu ribuan tulisan untuk sampai pada karya mereka yang
mengabadi.
tebuirengonline.com |
Menulis
Menulis dan Menulislah
“Jenius adalah satu persen inspirasi, sembilan
puluh sembilan persen perspirasi.” Thomas Alfa Edison
Seorang Thomas Alfa Edison, lelaki pantang menyerah
yang hidup di abad XVIII. Semasa di bangku sekolah, akrab dengan nilai buruk untuk
beberapa pelajaran di kelasnya. Sang Ibu sampai memberhentikan dari sekolah,
kemudian mengajari sendiri anak yang dikasihi.
Edison jatuh bangun dalam sebuah percobaan, mengalahkan
egonya sendiri setelah ratusan kali gagal dan gagal.
Dan buah dari ketekunan itu, lahirlah penemuan
mengguncangkan dunia. Yaitu ditemukannya bola lampu (bohlam), yang kemudian
merubah peradaban dunia.
Penemuan spektakuler ketika itu, akhirnya dirasakan
manfaatnya oleh umat manusia hingga detik ini. Kalau saja Edison menyerah saat
itu, bisa jadi bola lampu ditemukan oleh nama lain.
Pun penulis, agar melahirkan tulisan yang baik, tidak
ada jalan dan cara lain kecuali menulis, menulis dan menulis. Si penulis tidak
bakal tahu, pada tulisan ke berapa lahir karya layak diapresiasi pembaca.
Yang penting konsisten dan meningkatkan ikhtiar,
terus berupaya agar ikhtiar kita melebihi ikhtiar orang lain. Denag berupaya
keras, setidaknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan. Bahwa kita, telah
mempersembahkan usaha terbaik yang dimiliki.
Nasib sebuah tulisan, tentu bukan penulis itu sendiri
yang menentukan. Tetapi upaya sungguh-sungguh si penulis, niscaya memberi andil
bagi keberhasilan tulisan tersebut.
Maka selama nafas dikandung badan, menulislah,
menulislah dan terus menulislah. Persoalan tulisan mendapatkan apresiasi atau
tidak, biarlah nasib dari tulisan itu yang akan berbicara.
Karena nasib tulisan, tergantung (tidak sekesar)
besar usahamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA